https://jogja.times.co.id/
Berita

Wayang Uwuh Karya Iskandar Menjelajah Hingga Luar Negeri

Senin, 09 Januari 2023 - 21:30
Wayang Uwuh Karya Iskandar Menjelajah Hingga Luar Negeri Iskandar Hardjodimuljo ketika membuat wayang dari limbah kertas ataupun plastik. (FOTO: Diskominfo Pemkot Yogyakarta)

TIMES JOGJA, YOGYAKARTAWayang Uwuh. Nama ini mungkin belum terlalu akrab di telingan dibandingkan jenis wayang lainnya. Wayang ini sangat unik karena terbuat dari limbah kertas maupun plastik.

Siapa sangka ditangan Iskandar Hardjodimuljo, 60 tahun, limbah kertas ataupun plastik bisa disulap menjadi sebuah kerajinan tokoh wayang yang sangat indah dan kualitasnya tidak berbeda dengan wayang yang terbuat dari kulit sapi maupun domba.

"Dari kecil saya memang menyukai wayang. Kemudian melihat banyak limbah kertas dan plastik, akhirnya timbul iden untuk membuat wayang dari barang bekas itu," jelas Iskandar, Senin (9/1/2023).

Iskandar menggeluti pembuatan wayang dari barang-barang bekas atau sampah sejak tahun 2013. Saat itu, warga Sapen, RT 21 RW 06 Demangan, Gondokusuman ini diajak temannya untuk berkiprah dalam kegiatan Jakarta Biennale, tapi dana terbatas. Untuk mengatasinya Iskandar menggunakan bahan baku sampah dari Sungai Ciliwung karena kebetulan lelaki ini menjadi relawan sungai guna pembenahan lingkungan.

"Apalagi saat itu banyak sampah berserakan di Sungai Ciliwung karena banjir besar. Wayang berbahan barang-barang bekas itu kemudian saya berinama wayang uwuh," tuturnya.

Dalam bahasa Jawa kata uwuh berarti sampah. Iskandar menyebut sudah ada ratusan bahkan lebih wayang yang dibuat. Beberapa karakter wayang yang dibuat antaranya pandawa lima, ramayana seperti tokoh rahwana, rama, sinta, wibisana, kumbakarna, anoman dan lainnya.

"Semar saya buat tidak hanya satu karakter. Gareng dan bagong juga saya buat macam, wajah sama, badannya agak beda," tuturnya.

Iskandar belajar membuat wayang dari barang bekas secara otodidak. Lulusan sarjana akuntasi itu hanya suka wayang sejak kecil dan pernah membuatnya dari kertas bekas. "Awalnya saya bingung untuk mengubah sampah-sampah menjadi wayang," ujarnya.

Tapi dengan ide dan kreativitas yang langsung diterapkan menjadikan dirinya terus belajar dan terlatih membuat wayang dari sampah kertas, plastik botol air mineral dan sampah plastik lainnya.

"Bakat seni saya mungkin turun dari ayah saya yang seniman. Melukisnya saya tidak ada yang mengajari. Coba-coba dengan bahan baku sampah yang didapat dari lingkungan sekitar," tuturnya.

Saat bersepeda, ia menemukan sampah dan dibawa pulang untuk bahan baku membuat wayang. Misalnya sampah kertas dari bekas kardus makanan. Terkadang Iskandar juga mendapat bahan baku sampah dari temannya.

Setelah sampah-sampah itu terkumpul, kemudian dibersihkan dan dijemur. Setelah kering, Iskandar mulai membuat pola atau sket karakter wayang pada kertas atau plastik tersebut.

Setelah gambar jadi, lalu dipotong mengikuti pola. Kemudian gambar wayang itu diwarnai dengan cat akrilik. Terakhir memasang bilah kayu untuk kerangka wayang dan menggerakan tangan wayang.

"Yang penting warna simbol wayang masuk dulu di muka karena muka merupakan simbol wayang wataknya seperti apa," ujarnya.

Untuk membuat satu wayang uwuh, Iskandar membutuhkan waktu berbeda-beda tergantung tingkat kesulitannya. Jika sulit, memerlukan waktu sampai berminggu-minggu. Satu wayang dijual dengan harga bervariasi tergantung tingkat kesulitan dan nilai apresiasi dari para pembeli. Mulai dari harga Rp25 ribu bahkan karya wayang Iskandar paling tinggi mendapatkan harga di atas Rp1 juta.

Untuk itu Iskandar mengajak masyarakat mencintai lingkungan dengan memilah sampah dan berkarya dari sampah karena hasilnya bisa berlipat.

"Sampah yang kira-kira bisa untuk kompos dibuat kompos. Sampah yang bisa untuk karya seni dibikin karya seni. Karena kalau bisa mengubah sampah menjadi ‘emas’ dengan nilai jual tinggi. Kalau sampah dijual ke pelapak-pelapak daur ulang, perkilonya murah, tapi kalau dibuat karya bisa berlipat-lipat," terangnya.

Iskandar memamerkan karya wayang pertama kali di Taman Ismail Marzuki Jakarta dan mendapat respon positif sehingga ia sering diundang mengisi workshop terkait pemanfaatan sampah.

Pada tahun 2017, Iskandar diundang ke Thailand oleh lembaga nirlaba untuk pameran tunggal dan workshop. Dari kegiatan itu, Wayang Uwuh karyanya dipamerkan secara tetap di Bangkok Art and Culture Centre di Thailand sampai kini.

Karya wayang sampah itu juga dibawa ke Perancis dan menjadi koleksi museum etnografi di Belanda. Setelah kembali ke Kota Yogyakarta, Iskandar dilibatkan dalam pameran potensi kegiatan Festival Jogja Kota tahun 2022 yang digelar Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta. 

"Karena saya dulu aktif di medsos. Dia (warga mancanegara) mantau dari medsos seperti facebook dan instagram dan berkembang lewat WA,” ucap pengrajin Wayang Uwuh yang juga memberikan workshop kreasi sampah dari piring plastik bekas dan besek bekas untuk anak-anak sekitar. (*)

Pewarta : Soni Haryono
Editor : Deasy Mayasari
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jogja just now

Welcome to TIMES Jogja

TIMES Jogja is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.