TIMES JOGJA, JAKARTA – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menegaskan bahwa Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) memiliki potensi besar untuk menjadi solusi masa depan terhadap berbagai persoalan pangan di Indonesia. Hal itu disampaikan oleh Mentan saat menghadiri Rapat Koordinasi Perluasan Areal Tanam (PAT) dan Optimasi Lahan Rawa di Palangkaraya, Selasa (20/8/2024).

"Saya katakan solusi Indonesia untuk pangan itu bisa diberesin dari Kalimantan Tengah sehingga kami selalu datang ke sini karena melihat potensi besar," ujar Amran Sulaiman.

Mentan menjelaskan, Kalteng memiliki lahan pertanian seluas 2,7 juta hektare yang bisa dioptimalkan. Dari luas tersebut, sekitar 500 ribu hektare akan difokuskan untuk program cetak sawah. Ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pangan nasional, terutama dalam produksi padi.

"Dengan optimasi lahan yang ada, kami yakin dalam tiga tahun ke depan masalah pangan bisa kita selesaikan. Artinya, kekurangan pangan sebesar 4 juta ton yang selama ini menjadi masalah bisa diatasi dari Kalimantan, bahkan kita bisa capai swasembada," jelasnya.

Andi Amran juga menyoroti pentingnya kolaborasi yang kuat antara pemerintah daerah dan pemangku kepentingan lainnya di Kalimantan Tengah. Ia memuji kekompakan antara berbagai pihak, termasuk TNI, Polri, dan pemerintah daerah, dalam menjalankan program pertanian yang dicanangkan oleh Kementerian Pertanian.

"Saya bangga dengan Kalimantan Tengah karena kekompakannya terus terjaga. Semua program berjalan sangat baik, namun kita masih membutuhkan lompatan besar menuju Indonesia sebagai lumbung pangan dunia," katanya.

Saat ini, pemerintah tengah mempersiapkan program optimasi lahan rawa di Kalteng dengan target seluas 500 ribu hektare yang tersebar di 14 kabupaten/kota. Mentan juga mengajak masyarakat Kalteng untuk turut serta mengawal dan mendukung rencana besar ini.

"Keterlibatan masyarakat akan memberikan kekuatan ekonomi yang jauh lebih besar, terutama dalam menghadapi berbagai krisis multidimensi. Salah satu upayanya adalah cetak sawah 500 ribu hektare di 14 kabupaten Kalteng," pungkasnya. (*)