TIMES JOGJA, BANTUL – Memperingati Hari Santri Nasional (HSN) 2024, PW Fatayat NU, PW IPNU dan PW IPPNU DIY mengadakan talkshow bertajuk 'Peran Ormas Keagamaan dalam Memperjuangkan Kelestarian Lingkungan' di Kampung Mataraman, Panggungharjo, Kabupaten Bantul pada Minggu (27/10/2024). 

Acara ini menghadirkan empat narasumber: Yuyun Sriwahyuni, Ph.D. (UNY), Zaimatus Sa'diyah, Ph.D. Cand. (IAIN Sunan Kudus), Apt. Wahyudi Anggoro Jati, S.Farm. ( Mantan Lurah Panggungharjo), dan Ahmad Rahma Wardhana, M.Si. (Penulis buku “Fiqih Energi Terbarukan”).

Ahmad Rahma Wardhana membahas urgensi energi terbarukan, mengingat energi fosil, terutama batu bara, sebagai penyumbang utama emisi gas rumah kaca.

Ia menekankan perlunya kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat internasional untuk mencapai target 30% energi terbarukan pada 2025 dan net zero emission pada 2045.

Zaimatus Sa'diyah, menjelaskan hubungan agama dan lingkungan, mengutip pandangan Syaikh Ali Jum’ah tentang kesetaraan antara manusia dan alam. Ia menegaskan bahwa eksploitasi alam demi keuntungan bertentangan dengan prinsip kelestarian.

Sementara itu, Yuyun Sriwahyuni,  menyoroti dampak kerusakan lingkungan terhadap perempuan, yang sering kali menanggung beban domestik dan merasakan langsung pencemaran, seperti sulitnya akses air bersih di Kalimantan akibat limbah batu bara.

Sementara itu, Wahyudi Anggoro Jati,  menekankan pentingnya pengelolaan sampah melalui pendekatan di hulu, tengah, dan hilir. Ia memperingatkan bahwa krisis sampah dapat berkembang menjadi krisis air dalam lima tahun ke depan dan krisis pangan dalam sepuluh tahun.

Diskusi ini menegaskan perlunya tindakan segera untuk menangani kerusakan lingkungan dan kolaborasi antara pemerintah, swasta, ormas, dan masyarakat. "Alam harus dijaga sebagai titipan untuk generasi mendatang," tandasnya. (*)