TIMES JOGJA, JOGJA – Menjelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru), Pemerintah Kota Yogyakarta bergerak cepat memastikan seluruh tumpukan sampah di depo-depo dapat selesai diangkut. Langkah percepatan ini dilakukan agar wajah kota bersih saat ribuan wisatawan diprediksi memadati Yogyakarta.
Pada Rabu (10–12/12/2025), Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo turun langsung memantau proses pembersihan di sejumlah depo. Ia didampingi Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta, Bappeda, serta jajaran teknis yang terlibat dalam pengelolaan sampah.
Pemantauan dilaksanakan di Depo Mandala Krida, Langensari, Kotabaru, dan Tompeyan. Di lokasi-lokasi ini, tumpukan sampah diketahui sudah melebihi kapasitas akibat meningkatnya volume buangan rumah tangga dan usaha.
Untuk mempercepat proses penanganan, alat berat diturunkan langsung ke lapangan. Puluhan truk milik DLH tampak hilir-mudik membawa sampah dari depo menuju Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan.
“Saya ingin memastikan sampah-sampah yang menggunung ini bisa habis sebelum Natal dan Tahun Baru,” ujar Hasto saat memantau di Depo Kotabaru.
Hasto mengungkapkan bahwa kondisi beberapa depo seperti Mandala Krida, Kotabaru, dan Tompeyan—sudah berada dalam status padat. Karena itu, dua depo yang dianggap paling kritis, yakni Mandala Krida dan Kotabaru, menjadi prioritas utama.
“Sebenarnya target saya tanggal sepuluh sudah habis. Saya cek dan saya tunggu langsung. Semoga hari ini minimal sudah lebih dari separuh, sehingga besok bisa selesai,” tegasnya.
Hasto juga memastikan bahwa kuota tambahan pembuangan sampah ke Piyungan dari Pemda DIY akan dimaksimalkan sepenuhnya untuk mempercepat pembersihan depo.
Depo Kotabaru Akan Ditutup Permanen
Dalam peninjauan itu, Hasto mengumumkan rencana penutupan Depo Kotabaru setelah seluruh sampah rampung dibersihkan. Alasannya, lokasi depo yang berada di selatan Kantor RRI Yogyakarta dinilai kurang tepat karena terlalu dekat dengan area gereja dan aktivitas publik.
“Saya akan berusaha agar depo RRI ini ditutup karena tempatnya tidak tepat. Kita bersihkan dulu, mohon doanya mudah-mudahan bisa selesai,” ungkapnya.
Hasto Cek Satu per Satu Kantong Sampah
Saat inspeksi di Kotabaru, Hasto sempat membuka dan memeriksa beberapa kantong sampah. Ia menemukan bahwa banyak sampah yang masih bercampur antara organik dan anorganik. Kondisi ini memperlihatkan bahwa edukasi pemilahan sampah masih harus diperkuat.
“Gerakan memilah sampah harus terus digerakkan. Tantangannya bukan sekadar membersihkan, tapi mengubah perilaku. Ini harus dilakukan terus-menerus,” jelasnya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta, Rajwan Taufik, menyampaikan bahwa pada operasi pembersihan tanggal 10–12 Desember, DLH menurunkan 40 armada truk. Setiap truk melakukan dua rit perjalanan, sehingga minimal 80 rit sampah diangkut per hari. Target idealnya mencapai 100 rit untuk mempercepat penyelesaian.
“Prioritas pertama Mandala Krida karena itu depo dengan tumpukan paling banyak. Insya Allah hari ini selesai. Kedua Kotabaru yang dekat dengan aktivitas keagamaan, sehingga harus segera ditangani,” kata Rajwan.
Depo lain akan diselesaikan secara bertahap mulai pekan depan.
Kuota Piyungan Ditambah 900 Ton Khusus untuk Hadapi Nataru
Rajwan menjelaskan bahwa Pemkot Yogyakarta menerima kuota rutin sebesar 1.200 ton sampah per bulan untuk dibuang ke Piyungan. Menjelang Nataru, diberikan tambahan 900 ton khusus untuk percepatan pembersihan depo.
DLH juga telah berkoordinasi untuk memperpanjang jam operasional pembuangan sampah ke Piyungan.
“Kita optimis sebelum Natal dan Tahun Baru, semua depo di Kota Yogyakarta sudah bersih,” pungkas Rajwan.
Dengan pengerahan alat berat, puluhan truk, penambahan kuota ke Piyungan, dan pengawasan langsung dari Wali Kota, Pemkot Yogyakarta menunjukkan keseriusan mengatasi persoalan sampah jelang libur akhir tahun. Upaya ini diharapkan menciptakan lingkungan yang nyaman, bersih, dan layak bagi warga maupun wisatawan. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Jelang Nataru Sampah Menumpuk di Depo, Pemkot Yogyakarta Kerahkan 40 Truk
| Pewarta | : A Riyadi |
| Editor | : Deasy Mayasari |