TIMES JOGJA, YOGYAKARTA – style="text-align:justify">Suasana peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Republik Indonesia di lingkup Pemerintah Kota Yogyakarta (Pemkot Yogyakarta) berlangsung meriah. Beragam lomba, mulai dari beregu, individu, jalan sehat, hingga peragaan busana kreatif digelar di kompleks Balai Kota Yogyakarta.

Tak sekadar hiburan, rangkaian lomba ini dihadirkan untuk menumbuhkan semangat kebersamaan sekaligus memacu ide-ide segar dari para pegawai.

Ketua Panitia dari Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Pengendalian Penduduk serta Keluarga Berencana (DP3AP2KB), Dian Puspitasari, menjelaskan bahwa ada tiga jenis lomba yang melibatkan seluruh perangkat daerah.

“Ini bukan hanya seremonial menyambut HUT ke-80 RI, tapi juga simbol semangat kebersamaan. Melalui lomba beregu, jalan santai dengan busana kreatif, hingga lomba individu, kami ingin menegaskan pentingnya koordinasi dan kekompakan dalam bekerja maupun melayani masyarakat,” ungkap Dian, Sabtu (16/8/2025).

Menurutnya, kegiatan ini tidak hanya sekadar agenda tahunan, melainkan momentum untuk menyegarkan semangat kerja dan mengingat kembali perjuangan para pahlawan yang rela berkorban demi bangsa.

Lomba Gagasan Strategi PAD Jadi Sorotan

Sementara itu, Ketua Panitia dari Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD), Tatik Wahyuningsih, menuturkan bahwa tahun ini terdapat terobosan baru dalam penyelenggaraan lomba.

“Kalau sebelumnya lomba lebih menonjolkan kekompakan seperti yel-yel, tahun ini kami coba hal berbeda. Ada lomba penulisan gagasan strategi inovasi peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD), jalan sehat, serta peragaan busana,” jelasnya.

Lomba gagasan tersebut berhasil menarik antusiasme tinggi. Sebanyak 133 karya inovatif terkumpul, kemudian dipilih 10 karya terbaik yang dianggap paling relevan dan aplikatif untuk mendorong optimalisasi PAD Kota Yogyakarta.

“BPKAD sebagai perangkat daerah penghasil memang dituntut terus berinovasi. Dari lomba ini kami ingin memantik pegawai agar berpikir kreatif dan memberikan ide nyata yang bisa diterapkan untuk mendukung pembangunan kota,” tambah Tatik.

Selain ide-ide inovasi, kreativitas pegawai juga ditunjukkan lewat peragaan busana. Uniknya, para peserta tampil dengan gaya dan ide out of the box, menghadirkan ekspresi seni sekaligus hiburan bagi seluruh hadirin.

“Melalui lomba ini, kami ingin membuktikan bahwa pegawai Pemkot Yogyakarta tidak hanya bekerja secara administratif, tetapi juga bisa menyalurkan ide dan kreativitasnya dalam bentuk seni,” imbuh Tatik.

Rangkaian kegiatan HUT ke-80 RI di lingkup Pemkot Yogyakarta ini diharapkan menjadi penyemangat baru bagi aparatur sipil negara (ASN). Bukan hanya bekerja sesuai rutinitas, tetapi juga mampu menghadirkan inovasi yang berdampak langsung bagi masyarakat.

“Harapan kami, kegiatan ini bisa jadi pemicu kreativitas, agar semangat gotong royong dan inovasi terus hidup. Sehingga kontribusi pegawai bisa lebih besar dalam meningkatkan pelayanan publik maupun pendapatan daerah,” tutup Tatik.

Dengan kombinasi lomba tradisional, kreatif, hingga gagasan strategis, perayaan HUT ke-80 RI di Kota Yogyakarta tahun ini tidak hanya meriah, tetapi juga sarat makna: refleksi perjuangan masa lalu, semangat kebersamaan, sekaligus dorongan inovasi untuk masa depan. (*)