TIMES JOGJA, YOGYAKARTA – Riris Mulyaning Tyas, yang akrab dengan panggilan Riris, adalah seorang wanita muda asal Yogyakarta yang belum lama ini sukses meraih selempang 1st Runner Up Putri Kebudayaan Nusantara 2024.
Di usia 22 tahun, pemilik akun media sosial Instagram @riris.mtyas dan Tiktok @riris.mtyas telah menunjukkan dedikasinya dalam berbagai bidang, termasuk dunia modeling, pembuatan konten, dan yang lebih penting lagi, dalam pelestarian budaya Indonesia.
Sebagai anak pertama dari tiga bersaudara, Riris yang bekerja sebagai freelance model dan konten kreator serta hobi dance ini selalu memiliki ketertarikan besar terhadap kegiatan organisasi sejak kecil.
Melalui pengalaman tersebut, dirinya banyak belajar bagaimana berinteraksi dengan orang lain, membangun rasa percaya diri, serta mengasah kemampuan komunikasi dan public speaking agar lebih mahir.
Semua keterampilan tersebut tidak hanya membantunya berkembang secara pribadi, tetapi juga mempersiapkannya untuk menghadapi tantangan besar, seperti mengikuti ajang pemilihan Putri Kebudayaan Nusantara.
"Pencapaian pertama saya di dunia pageant dimulai sebagai pemenang di ajang Mister Miss Culture Tourism DI Yogyakarta 2024, yang membuka jalan untuk berkompetisi di tingkat nasional," katanya kepada TIMES Indonesia melalui keterangan tertulis, Kamis (16/1/2025).
Di ajang Putri Kebudayaan Nusantara 2024, Riris berhasil meraih gelar 1st Runner Up, sebuah pencapaian luar biasa yang semakin memperkuat komitmennya dalam melestarikan budaya Indonesia, khususnya yang berkaitan dengan pakaian dan bahasa daerah.
Peluang dan Tantangan
Melalui platform media sosialnya, Riris juga aktif mempromosikan pentingnya mempertahankan nilai-nilai budaya ini, baik dalam konteks pribadi maupun dalam kehidupan sehari-hari.
"Salah satu cara yang saya lakukan adalah dengan berkolaborasi bersama Mister Miss Culture Tourism DI Yogyakarta dan Remen Jawi, sebuah agen perjalanan dan perencana acara yang mengusung konsep budaya Jogja yang autentik," ujarnya.
Namun, perjalanan Riris tidaklah mudah. Ia menyadari pentingnya konsistensi dalam menjaga keberlanjutan upaya pelestarian budaya, serta kemampuan untuk mengelola waktu agar advocacy yang ia jalankan tetap efektif.
Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi oleh Riris adalah bagaimana menginspirasi generasi muda untuk lebih mencintai budaya mereka, melalui cara yang menyenangkan seperti mengenakan pakaian tradisional dan berbicara dalam bahasa daerah.
Harapan dan Ajakan
Kemudian menurutnya, bahwa dengan memadukan unsur kesenangan dan edukasi, generasi muda bisa lebih terbuka dan tertarik untuk terus melestarikan budaya Indonesia.
"Saya berharap, melalui partisipasi dalam kegiatan budaya ini, bisa terus menyebarkan hal-hal positif kepada masyarakat, terutama kepada kalangan muda yang memiliki potensi besar untuk mengangkat budaya bangsa ke kancah internasional," imbuhnya.
Sebagai bagian dari bangsa Indonesia, Riris merasa sangat bersyukur bisa lahir di tanah yang kaya akan kebudayaan ini. Ia percaya bahwa warisan budaya yang luar biasa ini harus dijaga dan dilestarikan dengan sebaik-baiknya, karena "Rum kuncaraning bangsa dumunung haneng luhuring budaya, Arum luhurung basa lan busana ing astanira."
"Ini artinya kehormatan dan kedudukan tinggi suatu bangsa terletak pada budayanya, bahasa yang harum, dan pakaian yang mulia ada di tangan kita," tuturnya dengan jelas dan lugas.
Oleh karena itu, lebih jauh Riris mengajak kita semua pihak untuk sadar dan berperan aktif dalam pelestarian budaya, dengan tetap menghormati adat istiadat dan melestarikan warisan nenek moyang kita.
"Seperti pepatah Jawa yang mengatakan, Ajining dhiri saka lathi, ajining raga saka salira, yang artinya harga diri seseorang terletak pada tutur katanya, dan kehormatan seseorang terletak pada pakaiannya. Jika bukan kita, siapa lagi yang akan menjaga dan melestarikan budaya bangsa ini?" tandasnya. (*)
Pewarta | : Wandi Ruswannur |
Editor | : Faizal R Arief |