https://jogja.times.co.id/
Kopi TIMES

Digitalisasi Desa dalam Membangun Kolaborasi antar Wilayah

Kamis, 16 Januari 2025 - 09:34
Digitalisasi Desa dalam Membangun Kolaborasi antar Wilayah Rusydi Umar, Dosen Fakultas Teknologi Industri Universitas Ahmad Dahlan.

TIMES JOGJA, YOGYAKARTA – Tanggal 15 Januari telah resmi ditetapkan sebagai Hari Desa Nasional 2025. Momentum ini menjadi pengingat pentingnya pembangunan desa sebagai pilar utama kemajuan bangsa. Di era digital, salah satu kunci untuk memaksimalkan potensi desa adalah melalui digitalisasi, dengan Sistem Informasi Geografis (SIG) sebagai salah satu instrumen utamanya.

Digitalisasi desa mengacu pada penggunaan teknologi digital untuk mendukung berbagai aspek kehidupan masyarakat desa. Mulai dari administrasi pemerintahan, pelayanan publik, hingga pengembangan ekonomi berbasis potensi lokal. Melalui digitalisasi, desa dapat terhubung dengan dunia luar, mempermudah akses informasi, dan memperluas pasar bagi produk lokal.

Salah satu bentuk konkret digitalisasi desa adalah pengintegrasian SIG. Sistem ini memetakan dan menganalisis data spasial, seperti batas wilayah, potensi sumber daya alam, hingga infrastruktur desa. Dengan SIG, informasi penting tentang desa dapat diakses secara mudah, transparan, dan akurat, menjadi dasar pengambilan keputusan yang lebih baik.

SIG Desa adalah alat strategis dalam digitalisasi yang memberikan peta menyeluruh tentang kondisi dan potensi desa. Sistem ini tidak hanya memuat batas wilayah desa secara detail, tetapi juga mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan desa tersebut. 

Contohnya, SIG dapat menunjukkan potensi desa dalam sektor pariwisata, pertanian, atau perikanan, sekaligus mengungkap tantangan seperti infrastruktur yang kurang memadai atau akses layanan dasar yang terbatas.

Selain itu, SIG juga dapat digunakan untuk menganalisis kebutuhan spesifik setiap desa. Misalnya, desa dengan lahan pertanian luas mungkin memerlukan bantuan teknologi irigasi, sedangkan desa yang berfokus pada pariwisata membutuhkan promosi digital yang lebih masif. Dengan data ini, program pembangunan dapat dirancang lebih tepat sasaran.

Kesuksesan digitalisasi desa, termasuk implementasi SIG, tidak dapat dicapai tanpa kolaborasi lintas sektor. Beberapa pihak yang memiliki peran penting dalam proses ini adalah:

Pertama, Swasta dan Industri IT. Perusahaan teknologi dapat menyediakan platform dan perangkat lunak yang mudah digunakan untuk mendukung SIG Desa. Selain itu, mereka juga dapat memberikan pelatihan kepada aparat desa agar mampu mengoperasikan teknologi tersebut secara mandiri.

Kedua, Perguruan Tinggi. Akademisi memiliki peran dalam melakukan penelitian dan pengembangan teknologi yang sesuai dengan kebutuhan desa. Selain itu, perguruan tinggi dapat menjadi mitra dalam memberikan pelatihan sumber daya manusia dan membantu desa mengolah data SIG secara ilmiah. 

Perguruan tinggi juga berperan dalam membangun model pengelolaan desa berbasis data yang berkelanjutan. Dengan melibatkan mahasiswa dan dosen, desa dapat memperoleh pendampingan intensif untuk mengimplementasikan solusi teknologi yang relevan dan efektif.

Ketiga, Pemerintah Desa. Sebagai pelaksana utama, pemerintah desa harus memastikan bahwa implementasi SIG sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Pemerintah desa juga bertanggung jawab dalam menjaga data yang telah dikumpulkan agar dapat digunakan secara berkelanjutan.

Keempat, Pemerintah Daerah dan Pusat. Pemerintah daerah dan pusat dapat memanfaatkan SIG Desa untuk mencocokkan potensi antar wilayah. Misalnya, desa dengan surplus produksi pangan dapat bermitra dengan desa lain yang membutuhkan pasokan pangan tersebut. Kolaborasi semacam ini dapat menciptakan ekosistem pembangunan yang saling menguntungkan.

Implementasi SIG Desa juga membuka peluang terciptanya "super aplikasi" yang mengintegrasikan berbagai layanan untuk mendukung pembangunan desa. Aplikasi ini dapat digunakan untuk berbagai keperluan, seperti: Pertama, Pemetaan potensi dan tantangan setiap desa. Kedua, Perencanaan pembangunan berbasis data.
Promosi produk lokal melalui marketplace digital. Ketiga, Monitoring dan evaluasi program pembangunan secara real-time.

Dengan adanya aplikasi ini, pemerintah pusat maupun daerah dapat lebih mudah mengoordinasikan program pembangunan lintas desa. Hal ini akan menciptakan sinergi yang lebih baik, mempercepat pembangunan, dan memaksimalkan potensi desa secara kolektif.

Hari Desa Nasional 2025 adalah waktu yang tepat untuk merefleksikan kemajuan yang telah dicapai sekaligus merancang strategi ke depan. Dengan digitalisasi desa dan pemanfaatan SIG, kita dapat membangun desa-desa yang lebih mandiri, produktif, dan inovatif.

Melalui kolaborasi antara pemerintah, swasta, perguruan tinggi, dan masyarakat, digitalisasi desa bukan lagi sekadar mimpi, tetapi sebuah langkah nyata menuju kemajuan bangsa. Mari kita jadikan Hari Desa Nasional sebagai awal dari era baru pembangunan desa yang berbasis teknologi dan kolaborasi.

***

*) Oleh : Rusydi Umar, Dosen Fakultas Teknologi Industri Universitas Ahmad Dahlan.

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.

Pewarta : Hainorrahman
Editor : Hainorrahman
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jogja just now

Welcome to TIMES Jogja

TIMES Jogja is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.