TIMES JOGJA, JAKARTA – Israel dan Hamas akhirnya sepakat untuk melakukan kesepakatan akan menghentikan pertempuran di Gaza dan mengarah pada pembebasan bertahap sandera dan tahanan Palestina.
Beberapa sumber menyebutkan, pelaksanaannya kemungkinan akan dimulai pada hari Minggu nanti.
Seperti dilansir alsir CNN, Hamas diperkirakan akan membebaskan 33 sandera selama tahap pertama kesepakatan itu. Sementara ratusan tahanan Palestina akan dibebaskan dari penjara-penjara Israel pada hari yang sama.
Pembebasan para sandera itu akan menjadi tahap pertama dari kesepakatan yang sedang diselesaikan. Negosiasi untuk mencapai tahap kedua, yang tujuannta untuk mengakhiri perang, akan dimulai pada hari ke-16 pelaksanaan kesepakatan.
Sementara itu Hamas menyerukan kepada warga Palestina untuk tidak pindah sampai gencatan senjata resmi dimulai.
Kantor media pemerintah Hamas di Gaza mengimbau, penduduk daerah kantong itu untuk tidak pindah sampai gencatan senjata resmi dimulai.
"Kantor Media Pemerintah menghimbau warga yang terhormat untuk tidak bergerak sebelum dimulainya gencatan senjata secara resmi, dan untuk memperoleh informasi tentang waktu gencatan senjata dari sumber resmi," katanya dalam siaran pers.
Presiden terpilih AS, Donald Trump juga mengatakan kesepakatan penyanderaan telah dicapai dan para sandera yang ditawan Hamas akan segera dibebaskan.
"Kami punya kesepakatan untuk para sandera di Timut Tengah. Mereka akan segera dibebaskan. Terimakasih !," tulis Trump di Truth Social.
Berdasarkan kesepakatan, yang belum diumumkan secara resmi, Hamas dan kelompok militan sekutunya diperkirakan akan membebaskan 33 sandera yang disita dari Israel selama serangan 7 Oktober 2023.
Sebagai imbalannya, Israel akan membebaskan ratusan tahanan Palestina.
Perjanjian ini akan memberikan penangguhan "hukuman perang" pertama bagi rakyat Gaza setelah lebih dari setahun, dan yang kedua sejak pemboman Israel dimulai.
Setelah terkonfirmasi, kesepakatan ini diharapkan akan memperbolehkan warga sipil Palestina untuk kembali ke Gaza utara dan akan ada gelombang besar bantuan kemanusiaan ke jalur tersebut, tempat penduduk telah lama menghadapi kondisi kemanusiaan yang mengerikan.
Pejabat Qatar dan Hamas telah mengonfirmasi bahwa kesepakatan telah tercapai, sementara Israel belum memberikan komentar.
Kesepakatan tersebut masih perlu disetujui oleh Kabinet Netanyahu, namun diharapkan akan berlaku dalam beberapa hari mendatang.
Kesepakatan gencatan senjata tersebut muncul setelah berminggu-minggu negosiasi yang melelahkan di ibu kota Qatar, Doha
Selama enam minggu, 33 dari hampir 100 yang masih disandera akan dipertemukan kembali dengan orang-orang yang mereka cintai setelah berbulan-bulan ditawan tanpa kontak dengan dunia luar, meskipun tidak jelas apakah semuanya masih hidup.
Hamas memicu perang dengan serangan lintas perbatasan pada 7 Oktober 2023, yang menewaskan sekitar 1.200 warga Israel dan menyandera 250 lainnya.
Israel menanggapi dengan serangan dahsyat yang telah menewaskan lebih dari 46.000 warga Palestina, menurut pejabat kesehatan setempat, menyebabkan sekitar 90 persen penduduk Gaza mengungsi dan memicu krisis kemanusiaan.
Lebih dari 100 sandera dibebaskan dari Gaza dalam gencatan senjata selama seminggu pada November 2023.
Memang masih banyak pertanyaan jangka panjang tentang Gaza pascaperang, termasuk siapa yang akan memerintah wilayah itu atau mengawasi tugas rekonstruksi yang berat.
Namun, pengumuman itu menawarkan tanda harapan pertama dalam beberapa bulan bahwa Israel dan Hamas mungkin akan mengakhiri perang paling mematikan dan merusak yang pernah mereka hadapi, konflik yang telah mengguncang Timur Tengah yang lebih luas dan memicu protes di seluruh dunia. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Israel dan Hamas Akhirnya Sepakati Gencatan Senjata
Pewarta | : Widodo Irianto |
Editor | : Ronny Wicaksono |