TIMES JOGJA, YOGYAKARTA – Koordinator Jaringan Nusantara Satu, Dodik Agung Setiyo, menyatakan kecintaannya kepada Aliansi Mahasiswa Papua sebagai sesama anak bangsa.
Namun, ia sangat menyesalkan insiden aksi kekerasan dan pengibaran bendera Bintang Kejora di kawasan Jalan Kusumanegara, Yogyakarta, pada 1 Desember 2024.
"Kami sangat menyesalkan insiden ini. Aksi kekerasan dan pengibaran bendera Bintang Kejora tidak bisa ditoleransi dan harus diusut tuntas sesuai hukum yang berlaku," ujar Dodik Agung Setiyo, Selasa (3/12/2024).
Berdasarkan investigasi Tim Jaringan Peduli Nusantara (JAPENU), tindakan kekerasan, perusakan, dan pengibaran bendera oleh oknum massa aksi tersebut diduga melanggar hukum dan merupakan tindakan separatis yang harus diusut tuntas. Dodik menegaskan bahwa asas equality before the law harus diterapkan, sehingga siapa pun yang melanggar hukum harus mendapatkan sanksi pidana tanpa pandang bulu.
Menurut Dodik, DIY sebagai "Kota Republik" tidak boleh memberi ruang bagi gerakan separatis. Yogyakarta dikenal sebagai daerah dengan demokrasi yang terus berkembang, terbukti dari pelaksanaan Pilkada yang aman dan kondusif. Setiap elemen masyarakat memiliki hak untuk menyampaikan pendapat melalui aksi damai, tetapi kekerasan tidak dapat ditoleransi.
Dodik juga menyoroti potensi benturan antar kelompok aksi yang memiliki perbedaan aspirasi, terutama ketika berada di lokasi dan waktu yang sama. Oleh karena itu, pengendalian situasi oleh aparat keamanan sangat penting.
Menjaga keamanan dan kondusivitas bukan hanya tanggung jawab aparat, tetapi juga memerlukan kerja sama berkelanjutan dari berbagai pihak. Elemen masyarakat, seperti Aliansi Yogyakarta untuk Indonesia Damai dan Masyarakat Anti Kekerasan Yogyakarta (MAKARYO), turut berkontribusi dalam menjaga stabilitas wilayah.
Dodik mengapresiasi Kapolda DIY, Irjen Pol Suwondo Nainggolan, Kapolresta Yogyakarta, Kombes Pol Aditya Surya Dharma, dan jajaran kepolisian yang bertindak cepat memulihkan keamanan saat insiden terjadi.
Berdasarkan penelusuran JAPENU, aparat keamanan bertindak sesuai prosedur dan undang-undang dengan mengedepankan pendekatan persuasif. Bahkan, mereka tetap sabar meskipun mendapat serangan dari massa aksi yang mengakibatkan beberapa anggota kepolisian mengalami luka-luka dan patah tulang.
Kesabaran dan ketangguhan aparat kepolisian dalam menghadapi situasi tersebut patut diapresiasi. Dodik menegaskan bahwa penegakan dan kepastian hukum merupakan indikator penting dalam mewujudkan demokrasi yang maju dan menghormati hak-hak konstitusional seluruh masyarakat. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Koordinator Jaringan Nusantara Satu Sesalkan Aksi Anarkis di Kusumanegara Yogyakarta
Pewarta | : Edy Setyawan |
Editor | : Deasy Mayasari |