https://jogja.times.co.id/
Pendidikan

Kisah Adinda, Lolos UGM dengan Beasiswa UKT 0 Berkat Inspirasi Sang Ibu

Kamis, 12 Juni 2025 - 17:13
Kisah Adinda, Lolos UGM dengan Beasiswa UKT 0 Berkat Inspirasi Sang Ibu Adinda Yusria Rachma yang Lolos ke UGM dengan Beasiswa UKT 0 Berkat Inspirasi Sang Ibu. (Foto: Humas UGM for TIMES Indonesia)

TIMES JOGJA, YOGYAKARTA – Raut bahagia terpancar jelas dari wajah Adinda Yusria Rachma, remaja 18 tahun asal Kampung Tompeyan, Kota Yogyakarta. Lulusan SMAN 8 Yogyakarta ini resmi diterima di Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) Universitas Gadjah Mada (UGM) melalui jalur SNBP. Tak hanya itu, Adinda juga mendapatkan beasiswa UKT 0, yang membebaskannya dari kewajiban membayar uang kuliah.

“Waktu lihat nama saya lolos, rasanya masih tidak percaya. Tapi beberapa hari setelahnya, saya malah dapat kabar tambahan bahwa saya juga mendapat beasiswa UKT. Rasanya seperti mimpi,” ungkap Adinda, Kamis (12/6/2025).

Sejak usia 2,5 tahun, Adinda dibesarkan oleh ibunya seorang diri. Ayahnya meninggal dunia ketika ia masih balita. Sang ibu, Eny Setyawati (57), menghidupi keluarga kecil mereka dengan menjadi guru di Taman Asuh Anak Al Fatihah, tidak jauh dari rumah.

Dengan penghasilan terbatas dan waktu istirahat yang minim, Eny tak pernah lalai mendampingi pendidikan anak-anaknya. Ia selalu menanamkan nilai-nilai kehidupan, khususnya pentingnya bekerja di bidang yang bermanfaat bagi banyak orang.

“Saya selalu sampaikan pada anak-anak, pilih pekerjaan yang bermanfaat bagi sesama. Pendidikan dan kesehatan itu ladang amal,” ucap Eny, penuh haru.

Nilai-nilai inilah yang tertanam kuat dalam diri Adinda, dan membawanya pada keputusan untuk memilih jurusan keperawatan sebagai jalan pengabdian. Apalagi sejak SMA, ia aktif di OSIS dan Palang Merah Remaja (PMR), yang membuatnya semakin yakin bahwa dunia kesehatan adalah panggilan hidupnya.

Perjuangan Akademik dan Dukungan Lingkungan

Aktivitas organisasi yang padat sempat membuat prestasi akademik Adinda menurun di tengah semester. Namun, ia tidak menyerah. Dengan strategi belajar baru dan dukungan dari guru serta teman-temannya, ia kembali bangkit.

“Saya mulai belajar lebih teratur, batasi kegiatan di luar jam sekolah, dan mulai rutin belajar malam. Saya sadar harus mengejar ketertinggalan kalau mau masuk UGM,” kenangnya.

Usaha kerasnya membuahkan hasil. Di semester akhir, Adinda berhasil masuk ke dalam daftar siswa eligible untuk mengikuti seleksi SNBP dan akhirnya lolos. Keberhasilan ini tak hanya menjadi kebanggaan pribadi, tapi juga kebahagiaan besar bagi ibunya yang selama ini menjadi penyemangat utama.

UGM, Simbol Harapan dan Kesempatan yang Nyata

Bagi keluarga Adinda, UGM bukan sekadar kampus ternama. Ini adalah simbol harapan, tempat yang dulu terasa jauh, kini menjadi nyata. Ia menjadi anak pertama di keluarganya yang berhasil masuk UGM, sementara sang kakak tengah menempuh studi Teknik Mesin di UNY. Keduanya dibiayai sepenuhnya oleh ibunya dari penghasilan yang sederhana, namun penuh semangat dan doa.

“Masuk UGM juga impian Ibu. Jadi ini bukan cuma keberhasilan saya, tapi juga hadiah kecil untuk beliau,” kata Adinda dengan mata berkaca.

Adinda tak ingin hanya berhenti di bangku kuliah. Ia telah merancang rencana untuk aktif dalam organisasi kemahasiswaan dan kegiatan relawan, terutama di bidang kesehatan masyarakat dan penanggulangan bencana. Ia berharap bisa terlibat dalam riset lapangan, sekaligus mengasah keterampilan keperawatan langsung di tengah masyarakat.

“Saya ingin benar-benar membantu masyarakat yang membutuhkan tenaga medis. Bukan sekadar profesi, tapi ini cara saya berkontribusi,” tegasnya.

UGM Wujudkan Kesetaraan Akses Pendidikan Lewat Beasiswa

Program UKT Bersubsidi 100 persen yang diterima Adinda menjadi bukti nyata bahwa UGM berkomitmen membuka akses pendidikan seluas-luasnya, terutama bagi pelajar berprestasi dari keluarga kurang mampu. Bagi Adinda, beasiswa ini bukan hanya soal pembebasan biaya, tetapi juga penguat semangat untuk terus berprestasi dan berkontribusi.

“Saya percaya, semua orang punya kesempatan kalau mau berusaha. UGM membuktikan bahwa pendidikan itu memang untuk semua,” tutup Adinda.

Kisah Adinda Yusria Rachma adalah refleksi dari semangat kerakyatan, kemandirian, dan keberlanjutan yang dijunjung tinggi oleh UGM. Ia bukan hanya mahasiswa baru, tetapi juga simbol dari perubahan sosial yang dimungkinkan lewat pendidikan inklusif.

Dengan tekad, kerja keras, dan lingkungan yang mendukung, Adinda membuktikan bahwa masa depan cerah bisa diraih siapa saja, tanpa harus dilahirkan dalam kemewahan. (*)

Pewarta : A. Tulung
Editor : Deasy Mayasari
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jogja just now

Welcome to TIMES Jogja

TIMES Jogja is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.