TIMES JOGJA, YOGYAKARTA – Melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Kota Yogyakarta, Pemkot Yogyakarta resmi mengoperasikan Posko Darurat BPBD yang berlokasi di Jalan Tegalturi sebagai pusat koordinasi kebencanaan.
Langkah ini merupakan bukti bahwa Pemerintah Kota Yogyakarta semakin memantapkan langkah antisipasi menghadapi potensi bencana alam seiring meningkatnya intensitas hujan pada musim penghujan, terutama di masa libur Natal dan Tahun Baru (Nataru).
Keberadaan posko ini menjadi bagian dari strategi kesiapsiagaan menghadapi berbagai ancaman bencana hidrometeorologi, seperti banjir, talud longsor, cuaca ekstrem, hingga pohon tumbang yang berpotensi terjadi akibat curah hujan tinggi.
Ketua Tim Kerja Kedaruratan dan Logistik BPBD Kota Yogyakarta, Petrus Singgih Purnomo, menjelaskan bahwa pendirian posko siaga darurat merupakan tindak lanjut dari kebijakan resmi Pemerintah Kota Yogyakarta.
Langkah tersebut merujuk pada Surat Keputusan (SK) Wali Kota Yogyakarta Nomor 455 Tahun 2025 tentang Perpanjangan Penetapan Status Siaga Darurat Bencana Banjir, Talud Longsor, dan Cuaca Ekstrem di wilayah Kota Yogyakarta.
“Setiap ada SK Wali Kota terkait status siaga darurat bencana, maka otomatis akan diikuti dengan pembentukan posko siaga darurat. Untuk status siaga ini, bahkan sudah kami perpanjang hingga tahun depan,” ujar Petrus, Rabu (31/12/2025).
Posko Darurat, Pusat Respons Cepat Kebencanaan
Posko Darurat BPBD di Jalan Tegalturi difungsikan sebagai pusat komando, koordinasi, serta pelayanan cepat apabila terjadi situasi darurat di tengah masyarakat. Selama masa siaga, masyarakat dapat melaporkan berbagai kejadian kebencanaan melalui call center BPBD Kota Yogyakarta di nomor +62 811-2828-911 yang aktif, termasuk selama libur panjang Nataru.
“Semua laporan yang berkaitan dengan dampak bencana bisa disampaikan. Mulai dari atap rumah roboh karena hujan berkepanjangan, talud longsor, pohon tumbang, sampai kejadian akibat cuaca ekstrem lainnya,” jelasnya.
Setiap laporan yang masuk akan langsung ditindaklanjuti oleh Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Kota Yogyakarta, yang akan diterjunkan ke lokasi untuk melakukan penanganan awal, asesmen, hingga koordinasi lanjutan bila diperlukan.
Petrus mengungkapkan, meskipun hujan dengan intensitas cukup tinggi sempat mengguyur Kota Yogyakarta dalam beberapa hari terakhir—khususnya pada Jumat hingga Sabtu—kondisi wilayah secara umum masih terpantau aman dan terkendali.
Namun demikian, BPBD menegaskan bahwa kewaspadaan tetap harus dijaga, mengingat potensi cuaca ekstrem masih dapat terjadi sewaktu-waktu selama musim penghujan.
“Kami mengimbau masyarakat untuk tetap siaga di lingkungan masing-masing. Jangan lengah meskipun kondisi saat ini relatif aman,” tegas Petrus.
Ajak Warga Aktif Cegah Bencana
BPBD Kota Yogyakarta juga mendorong peran aktif masyarakat dalam upaya mitigasi bencana berbasis lingkungan. Beberapa langkah sederhana namun krusial di antaranya adalah membersihkan saluran air, memangkas pohon yang terlalu rimbun, serta memantau informasi prakiraan cuaca dari BMKG secara berkala.
“Pencegahan bisa dimulai dari hal kecil di sekitar rumah. Saluran air yang bersih dan pohon yang terawat sangat membantu mengurangi risiko banjir maupun pohon tumbang,” kata Petrus.
Sebagai bagian dari sistem kewaspadaan dini, BPBD Kota Yogyakarta secara rutin melakukan pemantauan wilayah dua kali sehari, yakni pada pukul 09.00 WIB dan 21.00 WIB. Pemantauan ini melibatkan petugas BPBD, relawan kebencanaan, serta unsur kewilayahan di masing-masing titik rawan.
Hasil pemantauan tersebut dilaporkan secara real-time melalui call center BPBD untuk memastikan setiap potensi kejadian dapat terdeteksi dan ditangani lebih cepat.
Sebelumnya, BPBD Kota Yogyakarta juga telah menggelar apel kesiapsiagaan menghadapi musim penghujan, yang mencakup pengecekan personel, peralatan kebencanaan, serta kesiapan seluruh unsur pendukung.
Dengan rangkaian langkah tersebut, BPBD berharap masyarakat Kota Yogyakarta dapat merasakan rasa aman, nyaman, dan terlindungi, khususnya dalam menghadapi musim penghujan dan momentum pergantian tahun. (*)
| Pewarta | : Soni Haryono |
| Editor | : Ronny Wicaksono |