https://jogja.times.co.id/
Berita

Alokasi Pupuk Bersubsidi Kabupaten Bantul 2025 Menurun

Kamis, 16 Januari 2025 - 14:38
Alokasi Pupuk Bersubsidi Kabupaten Bantul 2025 Menurun Pengawas Pupuk dan Pestisida Sarpras Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Bantul, Retno Puji Astuti. (Foto: Edis/TIMES Indonesia)

TIMES JOGJA, BANTUL – Alokasi pupuk bersubsidi untuk sektor pertanian di Kabupaten Bantul pada 2025 mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya.

Berdasarkan Surat Keputusan Bupati Bantul Nomor 558 Tahun 2025, total alokasi pupuk bersubsidi tahun ini terdiri atas 9.562 ton urea dan 8.000 ton NPK. Jumlah tersebut menurun dari alokasi tahun 2024, yang mencapai 9.639 ton urea dan 8.602 ton NPK.

Pengawas Pupuk dan Pestisida, Sarpras Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian  Bantul, Retno Puji Astuti, menjelaskan bahwa kebutuhan petani yang diajukan melalui Elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (e-RDKK) sebenarnya jauh lebih besar dari alokasi yang diterima.

"Pengajuan kebutuhan untuk urea mencapai 10.525 ton, namun yang diterima hanya 9.562 ton atau sekitar 90%. Sementara itu, kebutuhan NPK yang diajukan sebesar 13.342 ton, tetapi hanya mendapat 8.000 ton atau sekitar 65%," jelas Retno, ditemui di kantornya, Kamis (16/1/2025).

Meskipun terjadi penurunan alokasi, Retno memastikan bahwa stok pupuk selama ini mencukupi kebutuhan. Pada tahun 2024, serapan pupuk subsidi menunjukkan bahwa urea hanya terealisasi 75,95%, sedangkan NPK sebesar 84,38%. "Hal ini menunjukkan bahwa meski alokasi menurun, ketersediaan pupuk tetap memadai," tambahnya.

Terkait mekanisme penebusan pupuk bersubsidi, Retno menyatakan bahwa aturan masih mengacu pada Peraturan Menteri Pertanian Nomor 1 Tahun 2024. Petani dapat menebus pupuk menggunakan Kartu Tani atau KTP di 44 kios resmi yang tersebar di 17 kecamatan di Bantul. "Penebusan berjalan lancar, tanpa kendala, dan stok di kios aman," ujar Retno.

Perubahan terjadi pada sistem distribusi, di mana kini satu distributor mengelola dua jenis pupuk, yakni urea dan NPK.

"Sebelumnya, distributor untuk urea dan NPK terpisah. Namun, mulai tahun ini, satu distributor menangani keduanya," jelasnya.

Salah satu tantangan dalam pemanfaatan pupuk adalah kondisi cuaca, terutama di wilayah-wilayah seperti Dlingo yang sering mengalami kekeringan. Retno mengungkapkan bahwa saat musim kemarau, banyak petani memilih tidak menanam padi atau beralih ke tanaman lain, sehingga alokasi pupuk tidak sepenuhnya terserap.

Namun, solusi telah disiapkan jika alokasi pupuk habis sebelum akhir tahun. "Jika alokasi habis pada Oktober, kami masih dapat mengajukan tambahan dari kabupaten lain. Tahun lalu, ada kebijakan penambahan alokasi di tengah tahun, tetapi sayangnya tambahan tersebut datang setelah musim tanam pertama usai," kata Retno.

Dengan jumlah petani terdaftar di e-RDKK sebanyak 58.537 orang, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Bantul berharap alokasi tahun 2025 mampu memenuhi kebutuhan pertanian, meski ada tantangan teknis dan cuaca yang perlu diantisipasi.

Alokasi pupuk bersubsidi tahun 2025 per kecamatan telah ditetapkan, dengan rincian Kecamatan Imogiri menerima alokasi tertinggi sebesar 945,124 kg diikuti oleh Dlingo dengan 753,561 kg dan Sewon sebanyak 747,064 kg Sedangkan alokasi terendah diterima Kecamatan Pajangan dengan 286,951 kg.

Berikut daftar lengkap alokasi urea tahun 2025 : Srandakan 391,647 kg,  Sanden 522,001 kg, Kretek 363,732 kg, Pundong 702,492 kg, Bambanglipuro 609,925 kg, Pandak 659,071 kg, Pajangan 286,951 kg, Bantul 733,700 kg, Jetis 592,431 kg, Imogiri 945,124 kg, Dlingo 753,561 kg, Banguntapan 338,140 kg, Pleret 508,424 kg, Piyungan 591,232 kg, Sewon 747,064 kg, Kasihan 343,665 kg, dan Sedayu 472,840 kg. Total keseluruhan mencapai 9.562 ton. (*)

Pewarta : Edy Setyawan
Editor : Deasy Mayasari
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jogja just now

Welcome to TIMES Jogja

TIMES Jogja is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.