TIMES JOGJA, BANTUL – Hujan dengan intensitas tinggi yang melanda Kabupaten Bantul pada Minggu (15/12/2024) mengakibatkan sekitar 100 hektare lahan pertanian di Kalurahan Poncosari, Kapanewon Srandakan, terendam air. Peristiwa ini berdampak pada tanaman padi yang baru berusia tiga minggu.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Bantul, Joko Waluyo, menyebut kejadian ini sebagai banjir terbesar yang pernah melanda lahan pertanian di wilayah tersebut.
"Sebelumnya memang pernah terjadi lahan pertanian terendam, tetapi tidak sebesar kali ini," ujar Joko, Selasa (16/12/2024).
Joko menjelaskan, banjir terjadi karena hujan deras yang menyebabkan debit air sungai di sekitar lahan meluap. Sungai tersebut tidak mampu menampung volume air yang besar sehingga air meluap dan menggenangi sawah.
Menurutnya, pihak DKPP tidak dapat melakukan upaya signifikan untuk mengatasi kondisi ini. "Jika dipompa, hal itu tidak memungkinkan karena luasnya lahan yang terendam," tambahnya.
Ia berharap air segera surut agar tanaman padi dapat terselamatkan. Namun, jika hujan terus mengguyur wilayah tersebut, tanaman padi dikhawatirkan tidak dapat tumbuh dengan baik.
"Semoga cuaca membaik, sehingga petani tidak mengalami kerugian yang lebih besar," tutup Joko. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Hujan Intensitas tinggi, 100 Hektare Lahan Pertanian Padi di Bantul Terendam
Pewarta | : Edy Setyawan |
Editor | : Deasy Mayasari |