https://jogja.times.co.id/
Gaya Hidup

Nasi Bronjol Sajian Langka di Lokawisata Damaran Forest Purbalingga

Minggu, 08 Desember 2019 - 15:33
Nasi Bronjol Sajian Langka di Lokawisata Damaran Forest Purbalingga Nasi Bronjol yang tersaji di kedai Ngibrid di lokawisata alam Damaran Fores, Desa Serang, Kecamatan Karangreja, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah. (FOTO: Sinnanga Angga/TIMES Indonesia)

TIMES JOGJA, PURBALINGGA – Di lokawisata alam Damaran Forest, Desa Serang, Kecamatan Karangreja, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah tersaji kuliner alami dan sehat benama Nasi Bronjol.

Sebuah sajian makanan langka berupa nasi yang terbuat dari beras merah dan jagung dengan lauk pauk ikan asin, uraban (kluban) daun sinkong, sambal, lalap daun sawi dan petai. 

Ahiroh (33) pemilik kedai Ngibrid di lokawisata Damaran Forest yang menyediakan nasi Bronjol, mengatakan sajian nasi Bronjol merupakan menu kuliner yang hanya bisa ditemui di lokawista Damaran Forest. Karena itu, nasi Bronjol adalah kuliner langka.

“Nasi Bronjol hanya ada di sini, karena kuliner nasi Bronjol merupakan menu khas makanan pokok warga desa sini yang sudah langka,” katanya kepada TIMES Indonesia, Minggu (8/12/2019).

Menurutnya nasi Bronjol yang dijual dengan harga Rp 10 ribu per porsi itu, sudah lama ditinggalkan sebagai makanan pokok warga Desa Serang. Karena sejak tahun 1980 an warga mulai memilih nasi putih yang mudah proses menanaknya.

“Sejak jaman dahulu nasi Bronjol menjadi menu utama makanan pokok wrga sini. Namun sejak tahun 1980 an nasi Bronjol mulai langka ditemui karena prosesnya lama,” ujarnya.

Pembuatan nasi Bronjol minimal 3 hari baru jadi nasi, lanjutnya, karena prosesnya masih serba manual. Padi beras merah harus ditumbuk terlebih dahulu. Setelah mejadi beras baru dicuci dan ditanak bareng dengan jagung yang sudah siap dimasak.

“Yang lama proses jagungnya. Jagung yang masih berupa biji ditumbuk hingga halus, setelah ditumbuk direndam hingga 3 hari. Setelah direndam ditiriskan baru ditanak bersama beras merah di atas tungku kayu bakar,” jelasnya.

Ahiroh kembali menjelaskan, setelah nasi Bronjol sudah matang baru dibuatkan lauk pakunya. Lauk pauk yang sejak dahulu menjadi ciri khas sebagai lauk nasi Bronjol adalah ikan asin goreng, daun singkong direbus, sambal cabe rawit, lalap daun sawi dan petai.

“Lauk pauknya juga khas. Ikan asin, kluban, sambal dan lalap,” lanjutnya.

Ahiroh menambahkan sejak dibukanya lokawisata Damaran Forest pada tahun 2018, nasi Bronjol dijadikan menu kuliner yang disajikan kepada wisatawan. Tujuannya disamping sebagai salah satu sajian khas lokawisata, juga untuk merevitalisasi makanan pokok warga Desa Serang yang sudah langka dan lama ditinggalkan. (*)

Pewarta : Sinnangga Angga
Editor : Wahyu Nurdiyanto
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jogja just now

Welcome to TIMES Jogja

TIMES Jogja is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.