https://jogja.times.co.id/
Gaya Hidup

Kreasi Batik Ramah Lingkungan, Perajin di Bantul Manfaatkan Indigofera Sebagai Pewarna

Jumat, 08 November 2024 - 09:20
Kreasi Batik Ramah Lingkungan, Perajin di Bantul Manfaatkan Indigofera Sebagai Pewarna Salah seorang pengunjung melihat hasil Batik dengan pewarna tanaman Indigofera (foto Kominfo Bantul)

TIMES JOGJA, BANTULIndigofera, tanaman yang menghasilkan pewarna alami berwarna biru tua, kini menjadi sorotan dalam industri batik, terutama untuk produksi batik ramah lingkungan.

Meskipun namanya belum akrab di telinga masyarakat, tanaman ini memainkan peran penting dalam menciptakan batik dengan warna eksklusif dan alami.

Ester Puspitasari, perajin batik dari Kalurahan Poncosari, Kapanewon Srandakan, Bantul, adalah salah satu pelopor penggunaan pewarna indigofera melalui Galeri Batik Puspita Indigo miliknya.

Ester menjelaskan bahwa ia telah merintis usaha batik indigo ini sejak 2013.

“Kami memanfaatkan tumbuhan indigofera mulai dari menanam hingga mengolahnya menjadi pewarna alami yang diaplikasikan pada kain batik,” ujar Ester, Kamis (7/11/2024).

Indigofera, yang dikenal juga dengan nama tarum, nila atau tom, bukan hanya ramah lingkungan tetapi juga menghasilkan warna yang sangat khas dan eksklusif.

Ester dan sang suami memilih menggunakan pewarna alami ini untuk mendorong masyarakat kembali ke bahan yang tidak merusak lingkungan.

Awalnya, tantangan terbesar Ester adalah ketersediaan bahan baku. “Petani belum banyak yang membudidayakan indigofera, jadi kami harus memberikan edukasi agar mereka tertarik menanamnya,” ungkap Ester.

Namun, upayanya membuahkan hasil. Kini, banyak petani sekitar menanam indigofera secara tumpang sari di kebun jeruk, menyediakan pasokan stabil untuk usaha pewarna alami ini.

Warna yang dihasilkan dari indigofera membuat batik Puspita Indigo begitu istimewa.

Proses pewarnaan dilakukan berulang kali hingga warna yang dihasilkan benar-benar matang, memberikan kualitas tinggi yang sulit ditandingi pewarna sintetis. Tidak heran jika kain batik ini dibanderol Rp750.000 untuk ukuran 2,5 meter.

Selain memproduksi kain batik siap pakai, Ester juga menerima pesanan dari perajin lain yang membutuhkan pewarnaan indigofera.

“Sekarang pesanan untuk pewarnaan indigo justru lebih banyak. Biayanya Rp50.000 per meter, kalau sekaligus dilorot tambah Rp5.000,” jelas Ester.

Pewarna alami dari indigofera ini dijual di pasaran dengan nama Indigo Natural Dye dan batik hasil produksinya sudah merambah hingga ke Malaysia.

Dengan dukungan indigofera, Batik Puspita Indigo terus memperkuat posisinya di pasar batik ramah lingkungan yang semakin berkembang. (*)

Pewarta : Edy Setyawan
Editor : Ronny Wicaksono
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jogja just now

Welcome to TIMES Jogja

TIMES Jogja is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.