TIMES JOGJA, YOGYAKARTA – style="text-align:justify">TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA - Memasuki musim hujan, Pemerintah Kota Yogyakarta (Pemkot Yogyakarta) mulai meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana pohon tumbang. Melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Pemkot membentuk tim khusus yang setiap hari bertugas memantau dan melakukan pemangkasan pohon di sejumlah titik rawan.
Kepala Bidang Ruang Terbuka Hijau Publik DLH Kota Yogyakarta, Rina Aryati Nugraha, menjelaskan pihaknya sudah menyiapkan sistem pengawasan yang lebih ketat. Setiap pengawas di lapangan diminta aktif melaporkan jika menemukan pohon dengan kondisi keropos atau berpotensi roboh.
“Sejak tahun lalu kami sudah siapkan dua sif petugas jaga. Jadi kalau ada laporan pohon tumbang, tim bisa langsung turun dan menanganinya dengan cepat,” ujar Rina saat ditemui, Rabu (3/9/2025).
Menurut Rina, tim DLH setiap hari melakukan penyisiran ke berbagai titik di Kota Yogyakarta untuk memastikan kondisi pohon tetap aman. Ada beberapa kawasan yang menjadi prioritas, yakni Jalan Panjaitan Krapyak, kawasan Kota Baru, hingga sekitar Lempuyangan.
“Wilayah itu masih banyak ditumbuhi pohon-pohon besar, tinggi, dan sudah cukup tua. Itu sebabnya kami jadikan lokasi prioritas pemangkasan,” jelasnya.
Data DLH mencatat, ada sekitar 20 ribu pohon yang tersebar di wilayah Kota Yogyakarta dan masuk dalam inventaris pemerintah. Jenis pohon yang paling banyak ditemui adalah Angsana dan Tanjung. Selain itu, terdapat juga Asem Jawa, Sawo, Tabebuya, hingga Beringin.
Meski jumlahnya besar, hanya sekitar 5 persen pohon yang saat ini dikategorikan rawan tumbang. Angka tersebut disebut jauh menurun dibanding tahun sebelumnya, karena DLH sudah gencar melakukan pemangkasan rutin.
Fokus pada Pohon Waru yang Rentan Patah
Selain pohon tua berukuran besar, DLH juga memberi perhatian khusus pada Pohon Waru. Walaupun tidak tercatat dalam inventaris resmi, jenis pohon ini cukup banyak ditemukan di berbagai lokasi di Yogyakarta.
“Pohon Waru itu cabang dan rantingnya lebih rapuh dibanding pohon lain. Kalau ada angin kencang atau hujan deras, risiko patah atau tumbang jadi lebih tinggi,” kata Rina.
Memasuki masa peralihan dari kemarau ke musim penghujan, hingga awal September ini DLH belum menerima laporan adanya pohon tumbang. Hanya beberapa kasus ranting atau dahan patah di area perkampungan, namun tidak sampai menimbulkan korban.
“Sekitar dua minggu terakhir ini hanya ada laporan cabang yang patah. Untuk tumbang total, alhamdulillah belum ada,” tambah Rina.
Rina juga mengajak masyarakat untuk ikut berperan dalam menjaga keamanan lingkungan, terutama dengan melaporkan kondisi pohon yang terlihat membahayakan.
“Kami terus berupaya maksimal meskipun ada keterbatasan sumber daya. Keselamatan dan kenyamanan warga tetap jadi prioritas utama,” tegasnya. (*)
Pewarta | : A Riyadi |
Editor | : Hendarmono Al Sidarto |