TIMES JOGJA, MALANG – Seorang massa aksi demo menolak kenaikan harga BBM di Kota Malang terbakar setelah ban yang mereka bakar justru menyulut baju dan badannya.
Aksi ini digelar Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Kota Malang dan KAMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia). Mereka menggelar aksi di depan gedung DPRD Kota Malang, Senin (5/9/2022).
Puluhan massa sebelumnya memaksa memasuki gedung DPRD Kota Malang. Namun aksi mereka dihalangi oleh pihak kepolisian yang berjaga.
"Kami ingin masuk rumah rakyat. Ini rumah rakyat, jangan halangi kami," kata seorang pendemo.
Salah seorang pendemo yang terbakar saat dilakukan pengobatan. (FOTO: Rizky Kurniawan Pratama/TIMES Indonesia)
Setelah itu, sekitar pukul 14.00 WIB, sejumlah pendemo membakar ban tepat di depan pintu masuk gedung DPRD Kota Malang.
Saat membakar ban, salah seorang massa aksi berkaos putih ternyata ikut terbakar di bagian punggung atau belakang badannya.
Sontak, massa aksi pun kebingungan memadamkan api yang menyulut cepat di bagian belakang badan salah seorang massa aksi tersebut.
"Terbakar itu terbakar, cepat cepat," teriak salah satu massa aksi lain sembari kebingungan memadamkan api di punggung massa aksi lain.
Saat mulai padam, nampak luka bakar berada di bagian leher massa aksi tersebut hingga setengah dari rambutnya pun ikut terbakar. Akhirnya, massa aksi lain pun membantu menyiramkan air di leher salah seorang pendemo yang habis terbakar.
Tak berselang lama, Dokpol (Dokter Polisi) dari Polresta Malang Kota mengobati massa yang punggungnya terbakar dan kemudian dibawa ke rumah sakit dengan ambulans.
Ketua DPRD Kota Malang dan perwakilan dari setiap fraksi kemudian menemui langsung massa.
Mereka pun duduk bersama di tengah-tengah jalan depan gedung DPRD Kota Malang untuk melakukan diskusi soal tuntutan penolakan kenaikan BBM.
Dalam diskusi tersebut, Ketua DPRD Kota Malang, I Made Riandiana Kartika sepakat menolak kenaikan BBM yang memang berdampak bagi rakyat.
Namun, ia tak bisa berbuat banyak karena hal tersebut merupakan keputusan kebijakan dari Pemerintah Pusat. Dirinya bersama Pemkot Malang melakukan inisiasi untuk mendorong operasi pasar. Sebab, kenaikan BBM ini akan berdampak besar terhadap harga komoditas lainnya.
"Kenaikan harga BBM ini kami yakini akan pengaruh pada inflasi. Otomatis saya akan antisipasi jadi akan kita lakukan operasi pasar," tandasnya. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Demo Tolak Kenaikan BBM di Malang, Satu Mahasiswa Terbakar
Pewarta | : Rizky Kurniawan Pratama |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |