TIMES JOGJA, YOGYAKARTA – Kuota gas elpiji 3 kilogram (kg) untuk Kabupaten Bantul pada 2025 ditetapkan sebesar 38.657 metrik ton (MT), setara dengan 12.885.667 tabung per tahun atau rata-rata 1.073.806 tabung per bulan.

Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Dinas Koperasi, Usaha Mikro Kecil, Perindustrian, dan Perdagangan (DKUKMPP) Bantul, Zona Paramitha, memastikan kuota tersebut mencukupi kebutuhan masyarakat. Dengan perkiraan konsumsi rata-rata empat tabung per bulan per keluarga, pasokan gas tetap aman.

"Meski sempat terjadi penurunan pasokan di pasaran, kondisi ini tidak sampai menimbulkan kelangkaan," ujar Zona, Sabtu (8/2/2025).

Ia menjelaskan bahwa peningkatan konsumsi menjadi salah satu penyebab stok gas sempat menipis. Beberapa faktor yang mempengaruhi lonjakan konsumsi antara lain libur panjang yang meningkatkan kebutuhan gas di sektor usaha kecil dan rumah makan, musim hajatan yang meningkatkan permintaan untuk katering dan acara keluarga, serta bulan dengan lima minggu yang menyebabkan keterlambatan distribusi.

"Meskipun terjadi peningkatan konsumsi, ketersediaan gas di Bantul masih terkendali berkat tambahan pasokan yang diberikan sejak Januari lalu. Jadi bahasa nya itu sempat kurang tapi tidak langka,"tambahnya.

Distribusi dan alokasi kuota gas merupakan kewenangan Hiswana Migas dan Pertamina. Tahun ini, Bantul mendapatkan tambahan pasokan dibandingkan tahun sebelumnya, meski jumlah pastinya belum dipastikan karena pengajuan dilakukan oleh bagian perekonomian tanpa tembusan resmi ke daerah.

Untuk mengantisipasi potensi kekurangan pasokan pada Februari, pemerintah daerah telah mengajukan tambahan kuota ke Pertamina. Jumlah tabung tambahan yang akan direalisasikan masih menunggu keputusan dari Pertamina.

Pemerintah daerah memastikan distribusi gas tetap terkendali dan mengimbau masyarakat agar tidak melakukan pembelian berlebihan guna menjaga stabilitas pasokan elpiji di pasaran. (*)