TIMES JOGJA – style="text-align:justify">Lembaga Amil Zakat Nasional Muhammadiyah (Lazismu) menandai 23 tahun kiprahnya dalam dunia filantropi Islam dengan tema besar Lazismu untuk Kesejahteraan Semua. Momentum milad ke-23 yang jatuh pada 4 Juli 2025 ini tidak hanya menjadi refleksi sejarah, tetapi juga penegas peran Lazismu sebagai pelopor gerakan zakat modern dan inklusif di Indonesia.
Dalam perayaan miladnya, Lazismu menegaskan komitmen untuk terus memperluas manfaat zakat, infak, dan sedekah bagi masyarakat.
Ketua Badan Pengurus Lazismu Pusat, Ahmad Imam Mujadid Rais, menyatakan bahwa keberhasilan Lazismu tidak bisa dipisahkan dari dukungan masyarakat dan kolaborasi berbagai pihak.
“Kita ingin semua mendapatkan nilai manfaat dan haknya secara proporsional,” tegasnya dalam sambutan Peringatan Milad Lazismu ke-23 di Gedung Pusat PP Muhammadiyah Jakarta.
Jejak Tiga Dekade: Dari Akar Muhammadiyah ke Gerakan Nasional
Sebagai lembaga zakat yang tumbuh dari semangat gerakan al-Ma’un Muhammadiyah, Lazismu telah menjelma menjadi salah satu lembaga filantropi Islam paling berpengaruh di Indonesia. Dengan lebih dari 1.200 kantor layanan yang tersebar di 33 provinsi, Lazismu terus memperkuat jaringannya untuk menjangkau masyarakat hingga ke pelosok negeri.
“Save Our School, salah satu program unggulan kami tahun ini, telah merenovasi 300 sekolah di berbagai daerah. Meskipun angka ini belum besar, kami memulainya dari yang kecil tapi berdampak luas,” kata Mujadid Rais. Ia juga menekankan pentingnya konsistensi dan integritas lembaga, yang dibuktikan dengan capaian opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) selama tujuh tahun berturut-turut.
Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang diwakili Muhammad Izzul Muslimin mengapresiasi capaian Lazismu dan menekankan pentingnya profesionalitas serta amanah dalam mengelola dana umat. Ia menyebut bahwa banyak program Lazismu, termasuk yang di luar negeri, telah memberi dampak nyata bagi masyarakat.
Sementara itu, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah RI, Abdul Mu’ti memberikan penghargaan tinggi kepada Lazismu.
“Lazismu bukan hanya lembaga zakat, tapi representasi dari DNA Muhammadiyah: kerja nyata, membantu yang lemah, dan mendorong keadilan sosial,” ujar Mu’ti.
Mu’ti juga menyoroti transformasi zakat dari sekadar panggilan iman menjadi bagian dari gerakan budaya baru. Ia menilai tantangan ke depan bukan hanya soal teknis distribusi zakat, tetapi juga membangun kepercayaan dan budaya derma di tengah masyarakat.
“Masyarakat memberi bukan karena kewajiban semata, tetapi karena keinginan untuk terlibat dalam perubahan sosial,” tambah Mu’ti.
Program Berdampak Nyata: Dari Pendidikan, Kesehatan hingga Sosial
Tak hanya Save Our School, pada milad ke-23 ini, Lazismu juga meluncurkan berbagai program filantropi yang langsung menyasar kebutuhan masyarakat. Yakni, bantuan kursi roda dan alat bantu dengar untuk penyandang disabilitas, serah terima Al-Qur’an untuk pelosok negeri, bekerja sama dengan Gramedia, dan santunan untuk anak binaan panti asuhan Aisyiyah.
Kemudian, ada juga program peduli kesehatan mental bekerja sama dengan Rumah Cahaya dan kerja sama sosial-ekonomi-lingkungan dengan Tokio Marine.
Semua program ini menjadi bukti konkret bahwa zakat dan infak yang disalurkan melalui Lazismu benar-benar sampai kepada mereka yang membutuhkan.
Acara puncak milad ditutup dengan talkshow bertema filantropi Islam yang menghadirkan Habib Husein Ja’far Al-Hadar, pendakwah dan konten kreator, bersama Prof. Amelia Fauzia, Guru Besar Filantropi Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Talkshow ini menggali lebih dalam bagaimana zakat bisa menjadi motor penggerak perubahan sosial dan spiritual umat.
Menatap Masa Depan: Akuntabilitas, Kepercayaan, dan Inovasi
Ke depan, Lazismu menegaskan akan terus memperkuat akuntabilitas dan transparansi dalam pengelolaan dana umat.
Mujadid Rais mengatakan bahwa kepercayaan masyarakat adalah aset utama yang harus dijaga. Program-program akan terus disesuaikan dengan kebutuhan zaman, termasuk memperluas beasiswa tidak hanya bagi murid, tapi juga guru-guru yang berjuang di garis depan pendidikan.
“Kita akan terus bergerak. Menjawab tantangan zaman, menjangkau lebih banyak saudara, dan menjadi bagian dari solusi bangsa. Lazismu akan terus memberi untuk negeri,” terang Mujadid Rais. (*)
Pewarta | : Soni Haryono |
Editor | : A Riyadi |