https://jogja.times.co.id/
Berita

Sultan HB X Bersama Pemuda Lintas Agama Tanam Fondasi Hijau di Lereng Merapi

Senin, 20 Januari 2025 - 18:50
Sultan HB X Bersama Pemuda Lintas Agama Tanam Fondasi Hijau di Lereng Merapi Sri Sultan Hamengkubuwono X dalam melakukan penanaman pohon bersama organisasi pemuda lintas agama di Nawang Jagad, Kaliurang, Sleman, Senin (20/1/2025) pagi. (Foto: Istimewa)

TIMES JOGJA, SLEMAN – Manusia tidak seharusnya merusak alam, tetapi justru menjaga dan melestarikannya. Pesan ini disampaikan Sri Sultan Hamengkubuwono X dalam pertemuan kekeluargaan bersama organisasi pemuda lintas agama di Nawang Jagad, Kaliurang, Sleman, Senin (20/1/2025) pagi. Dalam acara tersebut, Sultan juga menanam 100 pohon langka sebagai simbol upaya pelestarian lingkungan.  

"Jangan merusak, tapi bagaimana menjaga ciptaan-Nya. Semua agama memiliki tujuan yang sama dalam menjaga lingkungan. Kesadaran ini harus tumbuh di kalangan anak muda," ujar Ngarsa Dalem.  

Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sultan HB X mengungkapkan melalui penanaman pohon diharapkan lereng gunung Merapi kembali ditumbuhi banyak pohon sehingga memunculkan mata air baru yang memungkinkan bisa dinikmati masyarakat sekitar maupun di bawahnya. Dalam kesempatan itu, Sultan juga mengucapkan terimakasih kepada para organisasi kepemudaan lintas iman yang turut serta terlibat dalam kegiatan penanaman pohon. 

"Semoga fondasi yang diletakkan ini, bisa memberikan kesadaran baru bagi masyarakat untuk tidak merusak hutan. Tapi sebaliknya, kesediaan untuk menanam kembali ini makin banyak. Alam jangan dirusak tapi bagaimana kita bisa menjaga, karena ini bentuk pelestarian yang bisa dimanfaatkan anak cucu kita sendiri," katanya.

Acara ini turut dihadiri GKR Mangkubumi, RM Gusthilantika Marrel Suryokusumo, dan RM Drasthya Wironegoro. RM Gustilantika Marrel menjelaskan bahwa ide kegiatan ini muncul pada Desember 2024 dalam pertemuannya dengan pemimpin organisasi pemuda lintas iman. Tema besar yang diusung adalah Air untuk Masa Depan Peradaban.  
  
Mas Marrel menekankan pentingnya menjaga ekosistem DIY dengan fokus pada kelestarian air. 

Sri-Sultan-Hamengkubuwono.jpg

Seperti titah yang disampaikan Raja Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwana X yang menginginkan agar gunung harus dikembalikan sebagaimana mestinya gunung, yakni bentang alam lereng Merapi yang tadinya gunung harus kembali menjadi gunung. 

"Persoalan lingkungan sering kali tidak terlihat hingga dampaknya terasa. Ketika itu terjadi, sudah terlambat. Oleh karena itu, kami memulai gerakan Gunung Bali Gunung agar Gunung Merapi di wilayah DIY ini kembali seperti fungsinya: menjadi sumber kehidupan," jelasnya.  

Sementara itu, GKR Mangkubumi berharap aksi penanaman pohon ini dapat diperluas.

“Sejak erupsi Merapi 2010, banyak alur sungai tertutup. Dengan semakin banyak pohon, aliran air akan kembali menghidupkan wilayah hingga ke selatan,” ujar GKR Mangkubumi.  

Ketua Umum Pemuda Katolik, Stefanus Asat Gusma, menyebut aksi ini sebagai bukti nyata kolaborasi lintas iman untuk melestarikan lingkungan. Ia menautkan filosofi Keraton Yogyakarta, Memayu Hayuning Bawana, dengan ensiklik Paus Fransiskus Laudato Si.

“Merawat bumi berarti merawat kehidupan itu sendiri. Dengan aksi ini, kita membangun Indonesia yang hijau dan berkelanjutan,” tegas Gusma.  

Ketua Umum GAMKI, Sahat MP Sinurat, melihat acara ini sebagai kelanjutan sejarah. Ia mengingatkan peran Sultan HB IX pada 19 Agustus 1945 yang mengumpulkan pemuda di Bangsal Kepatihan untuk menyuarakan semangat perubahan.

“80 tahun kemudian, sejarah berlanjut. Hari ini, Sultan HB X bersama 100 pemuda Indonesia meneguhkan tekad untuk merawat bangsa dan alamnya,” ujarnya.  
  
Ketua Umum GP Ansor, Addin Jauharudin, memaknai pohon sebagai simbol Indonesia. Ia mengibaratkan, dahan, ranting, dan daun pohon adalah representasi kebhinekaan Indonesia, sementara akar adalah kerajaan-kerajaan Nusantara yang menjadi pondasi bangsa. 

"Tugas kita adalah merawat dan memupuk akar kebijaksanaan lokal agar pohon Indonesia terus tumbuh dan memberikan buah kesejahteraan," jelas Addin.  

Dari perspektif lingkungan, Wiryawan dari Gemabudhi menegaskan pentingnya komitmen menjaga bumi.

"Merawat alam berarti melindungi Indonesia dan dunia dari bencana," katanya.  

Acara ini dihadiri berbagai tokoh lintas iman, seperti Ketua Umum GP Ansor Addin Jauharudin, Ketua Umum Pemuda Katolik Stefanus Asat Gusma, Ketua Umum GAMKI Sahat MP Sinurat, Wakil Ketua Gemabudhi Wiryawan, dan perwakilan Pemuda Muhammadiyah DIY, Eko Priyo Agus Nugroho. 

Hadir pula Taprof Bidang Ideologi Lemhannas RI AM Putut Prabantoro serta Herman Handoko, Ichwan Peryana dan Muhammad Fauzi Purnama yang ketiganya adalah mitra GP Ansor. 

Penanaman 100 pohon ini menjadi simbol harapan akan kolaborasi lintas iman dan generasi untuk menjaga alam. Melalui aksi ini, pemuda Indonesia diajak mengambil peran lebih besar dalam menciptakan masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan. (*)

Pewarta : Rahadian Bagus Priambodo
Editor : Deasy Mayasari
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jogja just now

Welcome to TIMES Jogja

TIMES Jogja is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.