TIMES JOGJA, YOGYAKARTA – Presiden RI Prabowo Subianto resmi meluncurkan kelembagaan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih secara nasional bertepatan dengan peringatan Hari Koperasi Nasional, Senin (21/7/2025). Pemerintah Kota Yogyakarta menjadi salah satu daerah yang langsung tancap gas dengan mengembangkan koperasi ini ke sektor riil, bukan sekadar simpan pinjam.
Sebanyak 45 Koperasi Kelurahan Merah Putih telah terbentuk di seluruh wilayah Kota Yogyakarta. Peluncuran nasional koperasi tersebut juga diikuti jajaran Pemkot Yogyakarta dan Forkopimda secara daring dari Kelurahan Purwokinanti, sekaligus peninjauan langsung ke Kantor Koperasi Merah Putih setempat oleh Penjabat Wali Kota Yogyakarta, Singgih Raharjo, yang didampingi Kepala Dinas Perindustrian Koperasi dan UKM, serta perwakilan pengurus koperasi.
Dalam arahannya, Presiden Prabowo menegaskan bahwa koperasi adalah bagian dari Asta Cita ke-6, yakni membangun ekonomi dari desa dan kelurahan untuk mewujudkan pemerataan dan pengentasan kemiskinan. Hal ini diperkuat oleh pernyataan Pj Wali Kota Yogyakarta, Singgih Raharjo, yang menyebut bahwa koperasi merupakan pengejawantahan dari Pasal 33 UUD 1945: ekonomi disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.
“Dulu koperasi hanya dikenal sebagai tempat simpan pinjam. Sekarang, kita ingin koperasi menjadi mesin penggerak ekonomi warga dengan usaha toko sembako, apotek kelurahan, klinik desa, hingga gudang pendingin logistik,” ujar Singgih.
Kolaborasi Nyata: Pemkot Gandeng BUMD Jogjatama Vishesha
Salah satu langkah konkret yang dilakukan adalah penandatanganan MoU antara Jogjatama Vishesha (BUMD milik Pemkot Yogyakarta) dan pengurus Koperasi Kelurahan Merah Putih. Kesepakatan ini menyepakati distribusi bahan pokok dari Jogjatama untuk mengisi gerai retail sembako koperasi.
Dengan langkah ini, koperasi tidak hanya menjadi gerakan sosial, tetapi juga unit bisnis yang kompetitif. “Retail akan menjadi warung sembako warga, BUMD hadir sebagai pendukung rantai pasok. Ini sinergi nyata untuk kemandirian pangan dan ekonomi,” jelas Singgih.
Koperasi Bukan Sekadar Wacana: 495 Koperasi Siap Gas di Yogya
Kepala Dinas Perindustrian, Koperasi dan UKM Kota Yogyakarta, Tri Karyadi Riyanto, menjelaskan bahwa dari total 45 kelurahan, semuanya kini telah memiliki koperasi Merah Putih dengan badan hukum resmi. Hal ini menambah jumlah total koperasi di Yogyakarta menjadi 495 unit aktif.
“Langkah selanjutnya, kami akan fokuskan agar koperasi ini benar-benar menggerakkan sektor riil dan profesional. Kita ingin koperasi membuka kolaborasi luas dengan banyak badan usaha, dan masyarakat juga aktif menjadi anggotanya,” tegasnya.
Sebagai bentuk kepedulian sosial, dalam acara peluncuran juga diserahkan CSR berupa iuran BPJS Ketenagakerjaan selama 6 bulan untuk transporter sampah di Kelurahan Purwokinanti, Muja Muju, dan Rejowinangun. Bantuan tersebut berasal dari Koperasi Sari Husada Koperkasa.
Purwokinanti Jadi Role Model
Koperasi Kelurahan Merah Putih di Purwokinanti menjadi pionir dalam pelaksanaan koperasi sektor riil. Ketua Pengurus Koperasi, Widodo Yuwono, menyampaikan bahwa koperasinya sudah memiliki 25 anggota aktif dengan usaha awal berupa gerai sembako, serta rencana ekspansi ke produk kuliner dan kerajinan warga.
“Saat ini kami masih swadaya. Modal usaha dikumpulkan dari patungan pengurus dan anggota. Ke depan, hasil keuntungan akan dikembalikan untuk kesejahteraan anggota,” ungkapnya. Ia juga menambahkan bahwa para transporter sampah dan pengelola bank sampah akan diajak bergabung menjadi anggota koperasi.
Dengan kolaborasi antara pemerintah, BUMD, dan masyarakat, Koperasi Kelurahan Merah Putih di Yogyakarta hadir bukan hanya sebagai simbol gerakan ekonomi kerakyatan, tetapi juga sebagai mesin perubahan nyata di tengah masyarakat urban.
Yogyakarta kini tengah menapaki jalan baru dalam pembangunan ekonomi dari bawah, dan Koperasi Merah Putih menjadi kendaraan utamanya. Akankah model ini menyebar luas ke seluruh Indonesia? Waktu yang akan menjawab. Namun satu hal pasti: ekonomi gotong royong sedang bangkit kembali dari kelurahan untuk Indonesia. (*)
Pewarta | : A Riyadi |
Editor | : Hendarmono Al Sidarto |