TIMES JOGJA, BANTUL – Intensitas hujan yang terus meningkat berdampak pada hancurnya akses jalan menuju objek wisata Sri Keminut Kalurahan Sriharjo, Kapanewon Imogiri, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Badan jalan sepanjang sekitar 50 meter tersebut hancur setelah ambles.
Jalan itu kini hanya bisa dilalui sepeda ayun, kendaraan roda empat harus mencari jalur altetnatif.
Sementara Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Kabupaten Bantul memastikan kerusakan infrastruktur masih dalam masa pemeliharaan kontraktor pemenang tender.
Dukuh Wunut, Sriharjo, Imogiri, Sugiyanto mengungkapkan amblesnya akses jalan terjadi Sabtu akhir pekan lalu. Sebelum amblas kawasan tersebut diguyur hujan sangat deras.
“Jalan tersebut ambles Sabtu kemarin. Kira kira panjangnya 52 meter dengan lebar 6 meter. Sedang amblesnya jalan tersebut sedalam sekitar satu setengah meter,” kata Sugiyanto, Senin (2/1/2023).
Menurutnya, selain faktor hujan deras yang tiada henti mengguyur. Amblesnya badan jalan tersebut ditengarai dampak abrasi Sungai Oya.
Menghindari hal-hal tidak diinginkan akses tersebut sekarang dilarang dilalui kendaraan.
Kepala DPUKP Bantul, Aris Suharyanta mengaku telah mengetahui kejadian tersebut dan telah meninjau pada pekan lalu.
“Ternyata, jauh di bawah jalan itu ada air mengalir dari utara ke selatan masuk ke sungai. Sehingga kemarin kami putuskan untuk membuat kajian dengan mendatangkan tim ahli dari UGM. Besok Selasa (3/1/2023) kami baru bertemu dengan UGM,” jelasnya.
Aris mengakui bahwa jalan tersebut sudah tiga kali diperbaiki, namun tidak lebih dari seminggu setelah perbaikan selalu muncul masalah.
“Sebelumnya, itu juga gitu, tiga kali diperbaiki selalu ambles. Tapi, kali ini yang paling dalam amblesnya sampai sekitar 1,5 meter,” ungkapnya.
Menurut Aris, ketika pihaknya mendapat laporan kejadian jalan ambles tersebut, mereka kemudian datang ke tempat kejadian sehari setelah kejadian.
“Ketika kami datang, amblesnya baru sekitar 30 sentimeter. Nah, pas Jumat, amblesnya bertambah jadi satu meter dan ini tadi sudah 1,5 meteran. Jadi kemarin kami cek di tebing sisi Selatan. Ternyata bawahnya juga ada empat mata air keluar dari situ dan sangat deras. Mengalir jauh di bawah jalan,” ujarnya.
Aris menjelaskan sawah di sisi utara jalan tersebut, menurut pemilik sawah, ketika kemarau tanahnya akan mengering dan retak-retak. Namun, ketika digali hingga kedalaman satu meter, tanah tersebut justru basah dan banyak air di bawah.
“Air tersebut ternyata dari tebing sebelah utara lalu langsung turun ke bawah. Jadi kami kesulitan untuk memperbaiki ulang. Karena itu kami mengajak UGM untuk cek di lokasi dan meminta hasil kajian mereka. Sehingga kami tahu harus membangunnya seperti apa,” tuturnya terkait amblesnya akses jalan menuju objek wisata Sri Keminut. (*)
Pewarta | : Totok Hidayat |
Editor | : Faizal R Arief |