TIMES JOGJA, YOGYAKARTA – Pemerintah Kota atau Pemkot Yogyakarta kembali menunjukkan kepeduliannya terhadap penyandang disabilitas. Melalui program Pelayanan Jaminan Kesehatan Khusus (Jamkesus) Terpadu, sebanyak 77 penyandang disabilitas menjalani asesmen kebutuhan alat bantu dan 7 orang lainnya mengikuti pemeriksaan kesehatan TORCH di SLB Pembina Yogyakarta, Kamis (21/8/2025).
Kegiatan ini terselenggara berkat kerja sama Pemkot Yogyakarta dengan Balai Penyelenggara Jaminan Kesehatan Sosial (Bapel Jamkesos), dengan tujuan utama membantu masyarakat difabel agar lebih mandiri dalam aktivitas sehari-hari.
Wakil Wali Kota Yogyakarta, Wawan Harmawan, secara langsung membuka kegiatan tersebut. Ia menegaskan bahwa perhatian Pemkot terhadap disabilitas bukan sekadar seremonial, melainkan bentuk kepedulian nyata.
“Selama ini anggaran untuk disabilitas tidak pernah mengalami efisiensi. Program ini adalah bukti bahwa pemerintah betul-betul peduli terhadap penyandang disabilitas. Harapannya, kegiatan seperti ini bisa lebih intensif,” ujar Wawan.
Selain asesmen alat bantu, Jamkesus Terpadu juga memberikan pemeriksaan TORCH (Toxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus, Herpes Simplex Virus), khususnya bagi pasangan muda dan keluarga penyandang disabilitas. Langkah ini diharapkan mampu mencegah risiko gangguan kesehatan reproduksi sekaligus menekan potensi lahirnya anak dengan disabilitas.
Tidak Asal Bagi Alat Bantu, Semua Berdasarkan Medis
Kepala Seksi Pelayanan Jaminan Kesehatan Bapel Jamkesos DIY, Anisya Ulfah Hanum, menjelaskan bahwa pembagian alat bantu seperti kursi roda adaptif, kaki palsu, tangan palsu, brace, hingga sepatu AFO dilakukan melalui pemeriksaan medis.
“Semua pelayanan berbasis indikasi medis, bukan sekadar permintaan penerima. Kami menyiapkan dokter umum dan spesialis yang menilai apakah alat bantu cukup diperbaiki atau perlu diganti baru,” terangnya.
Lebih lanjut, Anisya menyebutkan penerima manfaat tetap bisa mengajukan alat bantu baru apabila sudah rusak melewati masa garansi. Namun, pengajuan harus disertai rekomendasi dari Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) serta melalui asesmen ulang.
Program ini disambut bahagia oleh warga penerima manfaat, salah satunya Rica Apriana Rahmani, warga Kadipaten, Kraton. Putrinya, Shanum Shalema Rahmani (10) yang mengalami cerebral palsy, akhirnya mendapatkan kursi roda baru yang lebih nyaman.
“Sebelumnya kursi roda kurang pas, jadi Shanum sering ngesot. Alhamdulillah sekarang bisa dapat kursi roda yang sesuai. Setahun terakhir, Shanum juga ikut NPCI Kota Yogyakarta berlatih cabang olahraga boccia. Semoga semakin semangat,” ungkap Rica penuh syukur.
Dengan adanya program ini, Pemkot Yogyakarta berharap penyandang disabilitas bisa lebih percaya diri dan mandiri. Jamkesus Terpadu bukan hanya soal alat bantu, tetapi juga menjadi komitmen mewujudkan Yogyakarta sebagai kota ramah difabel dan inklusif. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Pemkot Yogyakarta Gelar Jamkesus Terpadu, 77 Penyandang Disabilitas Dapat Alat Bantu Baru
Pewarta | : A Riyadi |
Editor | : Deasy Mayasari |