TIMES JOGJA, YOGYAKARTA – style="text-align:justify">Suasana Balaikota Yogyakarta, Sabtu pagi (26/4/2025), mendadak gegap gempita. Ribuan peserta dan penonton memadati arena pembukaan Seleksi Tilawatil Quran dan Hadits (STQH) DIY 2025 yang berlangsung meriah sejak pukul 08.00 WIB.

Acara bergengsi tingkat provinsi ini mempertemukan 80 peserta terbaik dari seluruh kabupaten dan kota di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Mereka siap berkompetisi di berbagai cabang lomba, mulai dari tilawah, tahfidz, tafsir, hingga hafalan hadits.

“Rangkaian STQH sudah dimulai sejak Kamis lalu lewat Rapat Kerja Daerah Lembaga Pengamalan Quran. Tahun ini ada kategori lomba yang menarik, termasuk hafalan 500 hadits tanpa sanad,” ungkap Faishol Muslim, Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat DIY dalam laporan pembukaannya.

Tak hanya lomba, pembukaan STQH 2025 juga dimeriahkan dengan stand UMKM lokal. Produk-produk unggulan dari berbagai daerah di DIY dipamerkan, menambah semarak acara sekaligus mendukung geliat ekonomi kreatif masyarakat.

Acara ini turut dihadiri oleh Wakil Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo yang memberikan dukungan penuh untuk suksesnya penyelenggaraan. Dalam kesempatan itu, juga dilakukan pelantikan dewan hakim untuk setiap cabang lomba yang akan menilai para peserta secara profesional dan adil.

Dalam sambutannya, Ir. Sugeng Purwanto, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Kota Yogyakarta, mengingatkan pentingnya nilai luhur di balik kompetisi ini.

“Saya berharap, STQH ini tak hanya sekadar ajang lomba, tetapi menjadi sarana memperdalam pengamalan nilai-nilai Al-Qur'an dan Hadits dalam kehidupan nyata,” tegas Sugeng.

Kemeriahan memuncak ketika Tari Aceh yang dibawakan oleh siswa-siswi Madrasah Mu'allimah Yogyakarta menghentak panggung. Dengan gerakan kompak, enerjik, dan penuh semangat, penampilan ini berhasil memukau seluruh tamu undangan dan peserta.

Bukan hanya sukses sebagai ajang seleksi, STQH DIY 2025 di Balaikota Yogyakarta juga menjadi momen membangkitkan semangat generasi Qurani menuju Emas 2045. Yogyakarta kembali membuktikan diri sebagai pusat budaya dan religi yang membanggakan. (*)