TIMES JOGJA, YOGYAKARTA – Pemda DIY menggelar Jogja Menyapa untuk menyambut mahasiswa luar daerah yang menempuh pendidikannya di Yogyakarta. Gelaran dengan tema 'Jogja Ambuka Gapuraning Jagad' ini berlangsung di depan Gerbang Barat, Kompleks Kepatihan, Jumat (21/10/2022) malam.
Sekretaris Daerah atau Sekda DIY Kadarmanta Baskara Aji saat membuka 'Jogja Menyapa' meminta para mahasiswa daerah untuk turut membaur dengan warga Yogyakarta.
"Tinggal di asrama itu cukup satu tahun saja selebihnya tinggal di kos atau mengkontrak rumah agar bisa menyelami kehidupan warga Yogyakarta, masuk ke universitas kehidupan," harapnya.
Diungkapkan, tiap tahun ada 60 ribu mahasiswa luar daerah yang masuk ke Yogyakarta. "Totalnya mungkin sekitar 300 ribu orang yang pernah mengenyam pendidikan di Yogyakarta. Jadi Yogyakarta ini jadi lalu lintas berbagai orang dengan latar belakang apapun di sini, ini tentu juga jadi aset dan kekayaan budaya Jogja," ungkapnya.
Baskara menyebut di Yogyakarta ada 128 perguruan tinggi dengan berbagai bentuk dan jenjang. "Jika untuk warga Yogyakarta mungkin lima perguruan tinggi saja cukup, tapi ini ada sebanyak dan itu untuk mengakomodasi mahasiswa luar daerah juga," tuturnya.
Baskara berharap mahasiswa luar daerah memanfaatkan pengalamannya di Yogyakarta semaksimal mungkin. "Agar nanti kalau balik ke kampung halaman membawa banyak hal positif dari Jogja," harapnya.
Paniradya Pati Paniradya Keistimewaan DIY, Aris Eko Nugroho, mengatakanJ ogja Menyapa juga bertujuan untuk jadi titik temu antara Pemda DIY, warga Yogyakarta, dan mahasiswa luar daerah agar terwujud ruang akulturasi nilai budaya yang ada.
Kegiatan ini menjadi sarana penyebaran informasi dan sosialisasi terkait dengan Keistimewaan DIY.
"Jadi di DIY ada nilai-nilai budaya yang seyogyanya juga patut untuk dimengerti oleh mahasiswa luar daerah," jelasnya. Antara nilai budaya DIY dan nilai budaya asal mahasiswa daera lain, lanjut Aris, sedapat mungkin saling berinteraksi dengan baik. "Agar ada sirkulasi nilai budaya baik dan dapat saling mengisi," ujarnya.
Aris menyebut Yogyakarta sudah terbukti jadi miniaturnya Indonesia. "Sebagai miniatur Indonesia jadi gerbang pembuka untuk mengenal Indonesia secara menyeluruh," jelasnya. Kegiatan tersebut juga untuk memperkuat rasa Bhineka Tunggal Ika dan keberagaman di DIY.
Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X pun berharap agar para mahasiswa dapat mengikuti perkuliahan dengan baik sesuai dengan niat awal mereka dalam menempuh pendidikan.
Secara khusus Raja Keraton Yogyakarta ini berpesan pesan kepada para mahasiswa baru yang akan mengemban pendidikan di DIY selama beberapa tahun ke depan. "Harapan saya mereka yang datang ke Yogyakarta untuk belajar ya belajar yang baik, jangan sampai ada yang DO (drop out)," ujar Sri Sultan.
Pergelaran ‘Jogja Menyapa’ juga menjadi momentum untuk menyambut kedatangan mahasiswa setelah seluruh perguruan tinggi diizinkan menggelar perkuliahan tatap muka secara penuh seiring melandainya kasus positif Covid-19.
"Saya kira itu (Jogja Menyapa) hanya judul daripada bukanya kampus-kampus di Yogya sehingga banyak mahasiswa baru yang hadir di Yogya," papar Sri Sultan.
Sejumlah kegiatan untuk menghibur mahasiswa digelar dalam perhelatan tersebut. Di antaranya pemutaran film bertajuk Ke Jogja; flashmob Jogja Menyapa bersama masyarakat, pemutaran video motion dan akan diisi hiburan dengan bintang tamu The Rain.
Pertunjukan juga melibatkan mahasiswa dari berbagai daerah yang tinggal di Yogya. Hal ini sekaligus mencerminkan nilai keberagaman kepada mahasiswa.
"Di mana dari pertunjukan tidak hanya dari lokal tapi dari asrama-asrama pelajar mahasiswa itu ikut pentas untuk bisa kita berdialog antar etnik untuk pertunjukan nanti malem," ujarnya dalam kegiatan Jogja Menyapa di Pintu Gerbang Barat kompleks Kepatihan Jalan Malioboro Yogykarta. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Jogja Menyapa, Sekda DIY: Mahasiswa di Asrama Cukup Setahun Lalu Membaur ke Masyarakat
Pewarta | : A Riyadi |
Editor | : Ronny Wicaksono |