https://jogja.times.co.id/
Kopi TIMES

Santri Tak Seburuk Apa yang Kau Sangka dan Motto 'Ayo Mondok'

Selasa, 25 Juli 2023 - 17:47
Santri Tak Seburuk Apa yang Kau Sangka dan Motto 'Ayo Mondok' Ahmad Rizqi Pratama, Mahasiswa IAI Darussalam Blokagung, Banyuwangi.

TIMES JOGJA, BANYUWANGI – Masyarakat mempunyai anggapan pada pondok pesantren, bahwa mondok  tidak berguna dan membuang waktu. Dan seseorang yang dianggap mondok akan ketinggalan teknologi, dalam bahasanya disebut kudet (kurang update). Dikarenakan di pondok pesantren Cuma mendapatkan pengajaran agama dan akan kurang dipandang dalam bidang sosial oleh karena itu banyak masyarakat yang mencemooh pondok pesatren. Mereka sering menyebutkan kata ndeso. Seiring perkembangan zaman semua cemooh terjawab, cibiran yang mereka lontarkan tidak sesui fakta yang ada di masyarakat.

Menurut pengertian pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasan sekelompok orang yang diturunkan dari generasi satu ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Selain mendapatkan pendidikan forma. Sedangkan pengertian pesantren adalah lembaga nonformal yang memperdalam ilmu pendidikan agama islam dan megamalkan sebagai pedoman hidup sehari-hari dengan mementingkan moral dalam kehidupan bermasyarakat yang berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di dalam lingkungan sekolah dan bermasyarakat.

Sebenarnya sekolah di pondok pesantren lebih mudah dan menyenangkan dikarenakan lebih efisien dan memperoleh pengalaman yang tidak terlupakan.” Mengapa” karena Ketika kita di pondok pesantren, kita berbaur dengan teman kita selama dua puluh empat jam non stop. Mulai dari bangun tidur sampai tidur lagi. Jadi kita dapat mengetahui aktifitas apa saja yang dilakukan oleh teman kita. Dari kegiatan tersebut kita dapat mengambil pelajaran yang baik untuk kita contoh, dan juga praktekan, serta kita tingkatkan dalam kegiatan pembelajaran, agar nantinya kita lebih unggul dibandingkan dengan teman kita, melalui aktifitas tambahan yang kamu lakukan untuk memperoleh, membentuk dan menemukan jati diri kalian.

Karena pengertian diatas tergolong berat bagi orang awan, saya disini memberikan sebuah cerita. Pengalaman saya bahwa mondok dan sekolah itu cukup menyenangkan, “mondok diibaratkan sebagai ayam yang ditaruh dalam kandang secara bersama dengan berbeda jenis namun dipisahkan antara ayam laki-laki dan ayam perempuan”. jadi di dalam sekolah dan di dalam pondok kita terpisahkan oleh batasan. Serta mondok itu dimulai dari paksaan agar kita menjadi lebih mandiri dan juga bertanggung jawab, agar nantinya siap ketika hidup di masyarakat.

Ketika saya memasuki sekolah menengah ke atas saya dipaksa oleh bapak saya untuk mondok di dekat sekolah agar lebih mudah. Waktu itu saya masih tergolong anak mama pertama tidur di asrama saya tidak betah dan ingin pulang. Lambat laun ketika keluarga menengok saya sudah tidak menangis lagi, namun saya masih sering minta pulang.

Ketika itu keluarga saya juga masih merasa kasihan kepada saya karena harus berjuang belajar mandiri ditambah dengan pekerjaan sekolah yang harus diselesaikan dengan padatnya jadwal di pondok pesantren. Akhirnya saya ikut pulang. Setelah sampai rumah teryata lebih menyenangkan dipondok karena merasa rame, jadi gini perbedaan yang signifikan dari pondok dan rumah.

Setelah itu saya memutuskan untuk segera kembali ke pondok. Tak berselang lama ujian kembali menimpa saya terkena penyakit kulit dan ingin sekali keluar dari pondok. Namun kata teman-teman penyakit itu sebagai tanda bahwasanya kita pernah ditato di pondok. Ohh jadi begini rasa dipondok, begitulah perjuangan dalam mencari ilmu dan sebuah kemadirian sebelum kita terjun kemasyarakat.

Di era zaman yang terus berkembang khususnya bagi santri pondok pesantren mengalami banyak perubahan dalam hal Pendidikan, selain mencetak generasi yang mandiri dan berakhlakul karimah santri di pondok pesantren juga dibekali ilmu sosial khususnya pondok yang semi modern seperti pondok yang saya tempati. Agar santri lulusan pondok pesantren dapat bersaing di luar dalam memperoleh pekerjaan seperti bidang khursus menjahit, belajar mengemudi, belajar pertukangan dan juga di bekali ilmu persawahan. Supaya santri lulusan pondok pesantren sudah siap ketika terjun dimasyarakat dengan bekal, yang telah dipelajari dan diperolah Ketika menimba ilmu di pondok pesantren.

Moment-moment tersebut sangat menyenangkan apabila seseorang santri menjalankan dan mematuhi apa yang boleh dilakukan dan apa saja larangan yang diterapkan dalam pondok pesantren. Namun Sebagian santri malah melanggar larangan, untuk mencari pengalaman yang sangat berharga tersebut. Agar santri mempunyai pengalaman yang tak terlupakan dan juga karena iseng-iseng buat mainan untuk dapat diceritakan. Ketika sudah pulang ke rumah masing-masing santri. 

Dan juga berada di pondok pesantren merupakan anugerah yang sangat besar khususnya bagi diri sendiri maupun orang tua. Tidak heran banyak orang tua yang mencarikan pondok pesantren yang besar atau yang terkenal agar anaknya dapat menimba ilmu di pondok. Terlebih jika anak tersebut didasari niat yang tinggi maka hasil yang diperoleh sangat memuaskan khususnya bagi anak tersebut maupun orang tua. Namun semua juga tergantung pada anak tersebut apakah dia bersungguh-sungguh di pondok. Karena dalam kehidupan, pengalaman setiap santri akan berbeda-beda. Namun jika anak tersebut berhasil maka orang tua anak tersebut telah berhasil serta bangga memiliki anak yang berguna.

Karena peryataan di atas dapat kita temukan sekolah sambil mondok itu sebenarnya berharga apabila dilakukan secara ihklas dan tabah. jadi di pondok itu menyenangkan ditambah bisa belajar ilmu umum kita juga bisa belajar imu agama secara mendalam jadi selain kita bisa mengikuti perkembangan zaman nantinya, kita juga bisa mempunyai bekal di akhirat nanti. Meskipun setiap pondok memiliki aturan dan mempunyai kegiatan masing-masing. Kita sebagai siswa dan juga sebagai santri harus pandai mengatur waku agar tidak berat sebelah misal ketika di sekolah formal mendapat tugas maka harus kita selesaikan jangan memetingkan urrusan pribadi jadi mondok sambil sekolah sebenarnya sangat berharga dalam kehidupan kita.

***

*) Oleh: Ahmad Rizqi Pratama, Mahasiswa IAI Darussalam Blokagung, Banyuwangi.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

Pewarta :
Editor : Ronny Wicaksono
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jogja just now

Welcome to TIMES Jogja

TIMES Jogja is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.