TIMES JOGJA, BANTUL – Bupati Bantul Abdul Halim Muslih mengungkapkan rencana penggunaan skema pembiayaan utang sebagai strategi percepatan pembangunan daerah di Bantulx Yogyakarta.
Langkah ini diambil karena dana transfer dari pusat dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dinilai belum cukup untuk membiayai proyek-proyek strategis yang bersifat produktif.
"Untuk mempercepat akselerasi pembangunan, kita tidak hanya mengandalkan transfer pusat dan PAD, tetapi juga menyiapkan pembiayaan melalui hutang daerah. Skema ini akan kita arahkan ke proyek-proyek yang menghasilkan pendapatan, bukan hanya infrastruktur jalan yang tidak memberikan keuntungan finansial bagi daerah," ujar Abdul Halim Muslih, Minggu (5/4/2025).
Menariknya, skema utang yang sedang diproses tersebut berasal dari fasilitas pembiayaan milik pemerintah pusat, yang menawarkan bunga relatif sangat kecil dan jangka waktu pengembalian yang cukup panjang. Dengan demikian, beban fiskal daerah tetap dapat dikendalikan sambil mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.
Menurut Bupati, utang ini tidak akan digunakan untuk proyek pelayanan publik semata, seperti pembangunan jalan, melainkan untuk pengembangan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).
Salah satu contoh konkret adalah pengembangan RSUD Panembahan Senopati, termasuk rencana pembangunan instalasi khusus non-BPJS semisal klinik kecantikan.
"Kalau untuk membangun klinik kecantikan atau instalasi non-BPJS, itu tidak bisa menggunakan APBD. Karena itu, kita siapkan skema pembiayaan utang agar RSUD bisa berkembang dan menghasilkan," jelasnya.
Selain sektor kesehatan, Bupati juga merencanakan pembangunan instalasi pengolahan sampah berskala besar yang lebih modern dari Tempat Pengolahan Sampah (TPS) Bawuran, Pleret.
Proyek-proyek ini diharapkan mampu memberikan dampak ekonomi dan pendapatan bagi daerah, sehingga hutang yang diambil benar-benar bersifat produktif. (*)
Pewarta | : Edy Setyawan |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |