TIMES JOGJA, YOGYAKARTA – Peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) sekaligus Hari Ulang Tahun ke-75 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) di Kota Yogyakarta berlangsung meriah dan penuh manfaat bagi masyarakat.
Ribuan warga tampak antusias mengikuti kegiatan pemeriksaan kesehatan gratis yang digelar di Grha Pandawa, Balai Kota Yogyakarta, Minggu (30/11/2025).
Acara kolaboratif yang diprakarsai IDI Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) ini menyuguhkan layanan cek kesehatan lengkap dari berbagai spesialis, talk show kesehatan, senam massal, hingga pembagian tali asih kepada marbot masjid.
Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, turut hadir memberikan dukungan penuh. Menurutnya, seluruh upaya yang dilakukan para dokter menjadi bagian penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) di Kota Pelajar ini.
“Semua spesialis hadir. Kami sangat berterima kasih karena kegiatan ini benar-benar memberi dampak langsung bagi masyarakat,” ujar Hasto.
Hasto menegaskan, Yogya tidak memiliki kekayaan sumber daya alam berlimpah. Karena itu investasi terbesar berada pada manusia yang sehat dan cerdas. Screening massal seperti ini membantu menjangkau layanan kesehatan yang belum sepenuhnya tersedia dalam skema jaminan kesehatan nasional.
“Bakti sosial ini mengisi celah yang belum tercover BPJS. Fill the gap, agar kesehatan masyarakat tetap terlindungi,” tambahnya.
Lingkungan Kumuh Hingga Stunting Jadi Fokus Penanganan
Hasto juga menyoroti problem kesehatan yang masih perlu diselesaikan bersama, terutama tuberkulosis (TB) di permukiman padat, sanitasi buruk, dan stunting. Meski angka stunting Kota Yogya sudah di bawah rata-rata nasional, yakni 14,8 persen, ia menekankan masih perlu kerja keras lintas profesi.
“Banyak rumah minim cahaya matahari, sehingga penularan TB masih tinggi. Termasuk kasus MDR TB yang butuh penanganan khusus,” ungkapnya.
Tak hanya itu, data menunjukkan populasi lansia di Kota Yogya mencapai 16,22 persen, tertinggi di Indonesia.
“Kalau tinggal di Jogja, Insyaallah panjang umur,” kelakarnya.
IDI: Pencegahan Lebih Murah daripada Pengobatan
Ketua IDI DIY, dr. Heri Setyanto, menyebut kegiatan ini sebagai perayaan 75 tahun IDI yang terus konsisten melayani masyarakat. Tema yang diusung selaras dengan kebijakan Kementerian Kesehatan: pencegahan adalah kunci.
“Deteksi dini membuat pengobatan lebih mudah dan hemat anggaran. Tahun 2025, sekitar Rp218 triliun anggaran kesehatan kita habis untuk kuratif,” jelasnya.
Acara dimulai dengan senam kebugaran bersama. Kemudian, warga memadati area Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang menyediakan layanan pemeriksaan. Antara lain, pemeriksaan paru dan pernapasan, penyakit dalam, neurologi, ortopedi, kesehatan jiwa, pemeriksaan THT, anak, mata, dan patologi klinik serta terapi integratif seperti akupuntur.
Dalam kegiatan ini, total ada sebanyak 32 organisasi profesi kesehatan bergabung, termasuk IDI, IDGI, dan Ikatan Bidan Indonesia.
“Screening-nya komplit, masyarakat bisa mengetahui kondisi kesehatannya lebih awal,” tegas Heri.
Dukungan untuk Lansia dan Marbot Masjid
Selain pemeriksaan medis, digelar talk show khusus kesehatan lansia, termasuk pencegahan osteoartritis. Hal ini relevan karena usia harapan hidup warga Yogya mencapai 73,5 tahun, tertinggi nasional.
Sebagai bentuk kepedulian sosial, IDI juga memberikan 150 paket tali asih kepada marbot masjid di wilayah Kota Yogyakarta.
“Kami ingin masyarakat tetap sehat, produktif, dan bahagia meski usia terus bertambah,” jelas Heri.
HKN dan HUT IDI ke-75 di Yogyakarta bukan sekadar selebrasi, tetapi wujud aksi nyata dokter Indonesia untuk menjaga kesehatan masyarakat sejak dini.
Dengan kolaborasi pemerintah dan tenaga kesehatan, Kota Yogyakarta terus memperkuat posisinya sebagai kota dengan kualitas hidup yang tinggi dan masyarakat yang semakin sadar kesehatan. (*)
| Pewarta | : A Riyadi |
| Editor | : Ronny Wicaksono |