TIMES JOGJA, YOGYAKARTA – Untuk mengatasi sampah di Kota Yogyakarta, Pemkot Yogyakarta berkolaborasi dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI (Kemenparekraf RI) menggelar kegiatan Edukasi Pengelolaan Sampah Berkelanjutan dan Kebencanaan di Destinasi Wisata DPSP Borobudur.
Pelatihan yang melibatkan Tim Kerja Manajemen Krisis dan Tim #MudaTahanBencana tersebut dipusatkan di Ndalem Kaneman, Kota Yogyakarta, Kamis (23/11/2023). Ada sebanyak 4 sekolah beserta 25 pengurus kampung wisata (masing-masing kampung wisata diundang 3 orang) yang ikut pelatihan pengelolaan sampah.
Koordinator Pariwisata Keberlanjutan, Nurdin mengatakan, kegiatan ini merupakan salah satu upaya untuk memberikan edukasi terkait pentingnya pengelolaan sampah serta edukasi dampak kebencanaan yang dapat dihasilkan dari sampah kepada siswa maupun masyarakat lainnya.
Kegiatan ini juga merupakan kegiatan lanjutan dari program pendampingan pengelolaan sampah plastik di DPSP Borobudur yang telah dilaksanakan sejak tahun 2022.
Ada 4 materi yang diberikan, di antaranya metode Pengolahan Sampah Residu Menjadi Sampah Bernilai Ekonomis yang akan disampaikan oleh Tim Solusi Pengendalian Sampah (SOLDAS). Kedua yaitu Edukasi kebencanaan akibat sampah, aksi mitigasi dan tanggap darurat oleh Tim #MudaTahanBencana.
Ketiga yaitu Metode Pengolahan Sampah Residu Menjadi Sampah Bernilai Ekonomis oleh Tim Solusi Pengendalian Sampah (SOLDAS), keempat yaitu Substansi Manajemen Kebencanaan di Destinasi Wisata oleh Ketua Tim Manajemen Krisis Dit.
Menurut Nurdin, seperti diketahui bersama, saat ini persampahan menjadi salah satu persoalan seluruh wilayah Indonesia (termasuk DIY) yang belum dapat diselesaikan secara tuntas. Apabila tidak ditangani dengan baik, tentunya akan berdampak pada aspek lingkungan maupun kesehatan masyarakat.
"Maka, sudah seyogyanya kita harus bekerja sama untuk dapat mencapai target nasional pengurangan sampah sebesar 30 persen dan pengelolaan/ penanganan sampah sebesar 70 persen pada tahun 2025,” kata Nurdin yang sekaligus Ketua Tim Pendampingan Pengelolaan Plastik di Destinasi Wisata Bahari Kemenparekraf RI, Kamis (23/11/2023).
Target Penanganan Sampah Kemenparekraf RI
Nurdin menambahkan, sampah merupakan ancaman lingkungan yang mendesak tidak hanya didaratan saja melainkan dikelautan terutama untuk jenis sampah plastik sebanyak 11,6 juta ton pada tahun 2021.
“Data dari jumlah timbulan sampah nasional tahun 2021 yang tercatat sebesar 68,5 juta ton. Dari jumlah tersebut sebanyak 17% atau sekitar 11,6 juta ton merupakan sampah plastik", tandasnya.
Dengan demikian, melalui Perpres Nomor 83 Tahun 2018 tentang Penanganan Sampah Laut yang dikoordinasikan oleh Tim Koordinasi Nasional Penanganan Sampah Laut melalui Rencana Aksi Nasional (RAN) Penanganan Sampah Laut (PSL) yang melibatkan 16 K/L termasuk salah satunya Kemenparekraf.
Menindaklanjuti amanah RAN PSL itu, Kemenparekraf telah mengeluarkan Permenparekraf Nomor 5 Tahun 2020 tentang Pedoman Pengelolaan Sampah Plastik di Destinasi Wisata Bahari.
Hal itu kemudian diimplementasikan dengan program Pendampingan Pengelolaan Sampah Plastik di Destinasi Wisata Bahari sejak tahun 2021, dan hingga saat ini di beberapa lokasi yaitu Danau Toba, Borobudur, Banyuwangi, Bali, Mandalika, Labuan Bajo, dan Likupang.
Dalam pelaksanaannya, program ini dilakukan yakni di antaranya melalui awareness campaign, aksi bersih pantai, pemilahan sampah, pelatihan dan workshop pengelolaan sampah menjadi produk dan lain-lain.
"Harapannya, dengan dilaksanakannya Kegiatan Edukasi Pengelolaan Sampah Berkelanjutan dan Kebencanaan di Destinasi Wisata Yogyakarta ini dapat memberikan pemahaman akan bahaya yang ditimbulkan dari sampah di DPSP Borobudur,” terangnya. (*)
Pewarta | : Olivia Rianjani |
Editor | : Ronny Wicaksono |