TIMES JOGJA, YOGYAKARTA – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) akan menambahkan pendekatan deep learning dalam Kurikulum Merdeka mulai tahun ajaran 2025/2026.
Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Bantul, Nugroho Eko Setyanto, menyampaikan bahwa deep learning adalah pembelajaran secara mendalam.
Ia menjelaskan, pendekatan ini menekankan pada pembelajaran bermakna yang menyenangkan melalui olah pikir, olah hati, olah rasa, dan olah raga.
Pendekatan deep learning mencakup delapan dimensi, yaitu keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, penalaran kritis, kolaborasi, kesehatan, komunikasi, kemandirian, kreativitas, dan kewargaan.
"Dan sebagai bagian dari pengembangan Kurikulum Merdeka, akan ditambahkan pula mata pelajaran pilihan seperti Artificial Intelligence (AI) dan Coding," ungkap Nugroho Eko Setyanto, ditemui di kantornya, Kamis (12/6/2025).
Nugroho menyatakan bahwa sosialisasi mengenai pendekatan deep learning telah dilakukan kepada guru-guru di Bantul.
Namun, di lapangan, sejumlah guru mengeluhkan kurangnya buku referensi yang mendukung implementasi pembelajaran ini. Menanggapi keluhan itu, Nugroho menyatakan bahwa guru perlu lebih kreatif dalam mencari sumber belajar.
“Sebenarnya banyak referensi yang bisa diakses di internet, seperti melalui Google dan YouTube,” katanya.
Ia juga optimistis seluruh sekolah di Bantul dapat menerapkan pendekatan deep learning pada tahun ajaran baru mendatang. Menurutnya, karena seluruh sekolah telah melaksanakan Kurikulum Merdeka, tidak akan ada kendala besar dalam penerapan pendekatan baru ini.
Kepala SMP Mataram Kasihan, Sisti Maristianti (62), menyebut bahwa meskipun sosialisasi telah dilakukan, hal tersebut belum cukup menjadi acuan dalam penerapan di kelas.
“Untuk tahun ajaran baru, kami menerapkannya di kelas 7 terlebih dahulu. Belum memungkinkan diterapkan di seluruh kelas karena minimnya referensi,” ujarnya. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Pendekatan Deep Learning akan Diterapkan, Guru di Bantul Keluhkan Minimnya Buku Referensi
Pewarta | : Edy Setyawan |
Editor | : Deasy Mayasari |