TIMES JOGJA, BANTUL – Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, dan Perdagangan Kabupaten Bantul (DKUKMP Bantul) melakukan kajian omzet pedagang pasar rakyat tahun 2025. Kajian ini bertujuan menyediakan dokumen komprehensif terkait kondisi pendapatan pedagang, tren perkembangan omzet, hingga evaluasi efektivitas program peningkatan sarana distribusi perdagangan.
Kepala Bidang Sarana Perdagangan DKUKMP Bantul, Zona Paramitha menyebutkan, kajian ini dilakukan di 10 pasar rakyat, meliputi Pasar Bantul, Imogiri, Piyungan, Niten, Pundong, Angkruksari, Semampir, Sorobayan, Panasan, dan Celep.
"Survei ini dilaksanakan dengan menghitung rata-rata omzet pedagang serta membandingkan data tahun 2021 hingga 2025," ungkap Zona, Kamis (9/10/2025).
Hasil kajian menunjukkan adanya fluktuasi omzet. Pada September 2025, pedagang dengan omzet di bawah Rp 5 juta tercatat 13 persen, turun dari 27 persen pada September 2024. Sementara itu, pedagang dengan omzet Rp 30 juta ke atas justru meningkat signifikan, dari 32 persen menjadi 50 persen.
"Namun, beberapa kelompok omzet menengah Rp 10–20 juta mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya, " tandasnya.
DKUKMP Bantul menyimpulkan bahwa fluktuasi omzet dipengaruhi oleh faktor waktu dan lokasi pasar. Oleh karena itu, diperlukan pemetaan potensi tiap pasar dengan memperhatikan kearifan lokal, penyediaan fasilitas yang memadai, serta upaya promosi kreatif.
Salah satunya melalui program Gebyar Undian Berhadiah di Pasar Rakyat, yang menurut kajian perlu dievaluasi agar mekanisme kupon lebih efektif dalam mendorong peningkatan transaksi. (*)
Pewarta | : Soni Haryono |
Editor | : Hendarmono Al Sidarto |