TIMES JOGJA, JAKARTA – Tentara Israel semakin brutal, Sabtu siang tadi menghujani bom Rumah Sakit Anak Al-Nashr di bagian barat Gaza setelah menyerang sejumlah sekolahan.
Pengeboman besar-besaran Israel di Gaza semakin intensif dan menargetkan sekolah, tempat penampungan, area rumah sakit, serta ambulans.
TV Al-Aqsa yang berafiliasi dengan Hamas, seperti dilansir Anadolu Agency, roket yang dijatuhkan itu mengenai pintu gerbang masuk Rumah Sakit Anak Al-Nashr.
Beberapa media lokal Palestina melaporkan adanya korban sipil akibat serangan tersebut.
Tentara Israel sudah tidak perang melawan militan Hamas, namun akhir-akhir ini menargetkan Rumah Sakit Palestina di Jalur Gaza diantaranya Rumah Sakit Al-Shifa, Rumah Sakit Al-Quds, dan Rumah Sakit Indonesia di Gaza.
Tentara Israel telah memperluas serangan udara dan daratnya di Jalur Gaza, yang telah melakukan serangan udara tanpa henti sejak serangan mendadak oleh kelompok Palestina Hamas pada 7 Oktober.
Lebih dari 10.700 orang meninggal dunia dalam konflik tersebut, termasuk sedikitnya 9.227 warga Palestina yang sebagian besar anak-anak dan perempuan. Sedangkan yang tewas di pihak Israel hampir 1.540 orang.
Akui Serang Ambulance
Israel telah mengaku bertanggung jawab atas serangan terhadap mobil ambulan yang sedang parkir di luar Rumah Sakit Al-Shifa Kota Gaza.
Rumah Sakit Al-Shifa adalah fasilitas medis terbesar di daerah kantong tersebut.
Akibat serangan itu lebih dari 15 orang meninggal dunia seketika, dan puluhan lainnya terluka berat.
Israel berdalih serangannya yang menargetkan ambulans itu karena digunakan oleh Hamas, menurut pernyataan dari Pasukan Pertahanan Israel (IDF).
"Sebuah pesawat IDF menabrak ambulans yang diidentifikasi oleh pasukan sebagai digunakan oleh sel teroris Hamas di dekat posisi mereka di zona pertempuran,” tulisnya.
"Sejumlah anggota Hamas tewas dalam serangan itu. Kami memiliki informasi yang menunjukkan bahwa metode operasi Hamas adalah dengan mentransfer anggota dan senjatanya ke dalam ambulans," kata pernyataan IDF itu.
Namun warga Palestina yang berada di lokasi kejadian, membantah klaim tentara Israel itu.
Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan Gaza, Dr Medhat Abbas, juga menegaskan pekan lalu, bahwa rumah sakit di Gaza hanya digunakan untuk merawat pasien dan tidak digunakan untuk menyembunyikan siapa pun.
Hamas memperkuat bantahan itu, dan menyerukan kepada PBB, negara-negara Arab dan Islam untuk segera melakukan intervensi guna menghentikan kegilaan pemboman dan penghancuran sistem medis.
Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) mengatakan salah satu ambulansnya juga ikut dalam konvoi tersebut, tetapi tidak ada anggota timnya yang terluka dalam serangan tersebut.
"Ambulans tersebut rusak ketika sebuah peluru jatuh di dekatnya," kata PCRS.
"Setibanya di gerbang Rumah Sakit Al-Shifa, gerbang tersebut kembali menjadi sasaran," tambah PRCS.
PRCS menambahkan bahwa ambulans terpisah dari Kementerian Kesehatan kemudian langsung diserang dan puluhan warga sipil di daerah tersebut tewas seketika dan terluka.
Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres mengulangi seruannya agar gencatan senjata di Gaza, namun ditolak oleh Israel.
"Saya ngeri dengan laporan serangan di Gaza terhadap konvoi ambulans di luar rumah sakit Al Shifa itu," kata Guterres dalam sebuah pernyataan.
"Gambaran mayat-mayat berserakan di jalan di luar rumah sakit sangat mengerikan," katanya.
Ia menambahkan, bahwa ia tidak melupakan serangan teror yang dilakukan Hamas di Israel dan pembunuhan, pencacatan serta penculikan, termasuk terhadap perempuan dan anak-anak. "Semua sandera yang ditahan di Gaza harus segera dibebaskan dan tanpa syarat," tegasnya.
Siang tadi giliran Rumah Sakit Anak Al-Nashr di Gaza Barat menjadi sasaran serangan tentara Israel. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Israel Serang Rumah Sakit Anak di Gaza Barat
Pewarta | : Widodo Irianto |
Editor | : Hendarmono Al Sidarto |