TIMES JOGJA, YOGYAKARTA – Pemerintah memperpendek jeda vaksinasi untuk memperoleh vaksin booster dari 6 bulan menjadi 3 bulan setelah vaksin dosis kedua. Kebijakan ini dimanfaatkan warga untuk mendatangi lokasi vaksinasi. Seperti pada vaksinsasi di kantor Kecamatan Ngaglik Sleman, Minggu (27/2/2022).

Sejak pagi warga sudah antri di halaman kantor setempat untuk mendapat vaksin jenis Pfiser sebagai booster. Koordinator vaksinasi BINDA DIY Wilayah Sleman Adi Ryanto mengatakan, menyediakan 1.500 dosis vaksin.

Lebih lanjut Adi Ryanto menjelaskan, vaksinasi ditujukan kepada masyarakat berusia diatas 15 tahun. Walau demikian lansia dan warga yang memiliki penyakit penyerta (komorbid) menjadi prioritas untuk mendapat vaksin. Menyusul dua kelompok Ini yang rentan terhadap paparan Covid-19, dengan potensi gejala berat hingga kematian.

"Setelah mendapat vaksin booster diharapakan bisa mengurangi dampak paparan Covid-19," tegas Adi Ryanto. 

Kebijakan pemerintah yang mengurangi jeda vaksinsasi diharapkan dapat mempercepat capaian vaksinasi booster di wilayah Sleman. Tujuan percepatan ini agar kekebalan komunal dapat kembali terbentuk. Mengingat capaian vaksinasi booster di Sleman baru 10 persen.

Basuki (60) salah satu peserta vaksinasi mengaku, baru sekitar 4 bulan yang lalu mendapat vaksin dosis kedua. Namun karena aturan pemerintah tidak perlu menunggu 6 bulan untuk mendapat vaksin booster. Untuk itu dirinya menyegerakan, agar kekebalan tubuhnya meningkat karena bertepatan dengan hari libur dirinya datang bersama keluarganya.

Camat Ngaglik Sleman, Siti Wahyu Purwaningsih memastikan, peserta vaksin tidak hanya berasal dari wilayah Ngaglik. Bahkan terdapat peserta yang berasal dari luar kabupaten Sleman. Karena vaksinasi Covid-19 merupakan program nasional. Sehingga setiap warga negara Indonesia berhak mendapatkan vaksin, baik vaksin dosis pertama, kedua, dan vaksin booster. (*)