https://jogja.times.co.id/
Berita

Waspada Ancaman Tikus, Leptospirosis dan Hantavirus Renggut Korban di Kota Yogyakarta

Selasa, 01 Juli 2025 - 19:13
Waspada Ancaman Tikus, Leptospirosis dan Hantavirus Renggut Korban di Kota Yogyakarta Masyarakat Kota Yogyakarta diminta mewaspadai Leptospirosis dan Hantavirus . (Ilustrasi Dok. TIMES Indonesia)

TIMES JOGJA, YOGYAKARTA – style="text-align:justify">Pemerintah Kota Yogyakarta meningkatkan kewaspadaan terhadap dua penyakit berbahaya yang ditularkan melalui tikus: Leptospirosis dan Hantavirus.

Dinas Kesehatan Pemkot Yogyakarta mencatat, sejak Januari hingga akhir Juni 2025, sudah ada 18 kasus Leptospirosis dengan 5 kematian, serta 1 kasus Hantavirus yang terdeteksi.

Kepala Bidang Pencegahan, Pengendalian Penyakit, dan Pengelolaan Data serta Sistem Informasi Kesehatan Dinkes Pemkot Yogyakarta, Lana Unwanah, mengatakan pihaknya telah menyusun Surat Edaran (SE) tentang kewaspadaan terhadap dua penyakit mematikan ini. SE tersebut tengah menunggu penandatanganan kepala daerah dan merupakan tindak lanjut dari instruksi Gubernur DIY.

“Kami sudah membuat surat edaran untuk kewaspadaan Leptospirosis. Saat ini sedang dalam proses penandatanganan,” ujar Lana, Selasa (1/7/2025).

Bahaya yang Sering Diabaikan

Leptospirosis menular melalui air seni tikus yang mengandung bakteri Leptospira, sedangkan Hantavirus disebabkan oleh virus Orthohantavirus yang tersebar lewat air liur, urin, dan kotoran tikus, termasuk partikel aerosolnya. Gejala kedua penyakit ini kerap menyerupai infeksi umum, sehingga membuat masyarakat terlambat berobat.

“Gejala awal Leptospirosis sering tidak spesifik, mirip infeksi bakteri atau virus lain, sehingga pasien cenderung menunda ke fasilitas kesehatan,” jelas Lana.

Gejala yang Perlu Diwaspadai

Berikut tanda-tanda infeksi yang perlu dikenali masyarakat:

  • Leptospirosis: demam, nyeri kepala, nyeri otot (terutama di betis dan paha), mata merah atau kuning, diare.
  • Hantavirus: demam tinggi hingga 39°C, nyeri bola mata, kelelahan ekstrem, sesak napas, detak jantung cepat, dan kadang disertai bintik perdarahan di wajah.

Apabila ada warga yang mengalami gejala-gejala tersebut, Lana mengimbau agar segera memeriksakan diri ke puskesmas atau faskes terdekat.

Langkah Serius Pemkot Yogyakarta

Untuk mencegah penyebaran Leptospirosis dan Hantavirus agar tidak semakin masif di tengah masyarakat Pemkot Yogyakarta menerbitkan surat edaran. Dalam surat edarat tersebut, Pemkot Yogyakarta menginstruksikan supaya puskesmas dan rumah sakit meningkatkan kemampuan deteksi dini, seperti memanfaatkan Rapid Diagnostic Test (RDT). Kemudian, Dinas Kesehatan Pemkot Yogyakarta akan terus melakukan mengedukasi masyarakat mengenai gejala dan pencegahan penyakit.

“Kami juga berkolaborasi dengan Dinas Lingkungan Hidup. DLH kami minta untuk memperkuat pengelolaan sampah agar tidak menjadi sumber makanan tikus,” tandas Lana.

Cara Masyarakat Mencegah Leptospirosis dan Hantavirus

Selain itu, Dinkes Pemkot Yogyakarta juga mengajak masyarakat menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) serta langkah-langkah berikut. Antara lain, simpan makanan dan minuman di tempat tertutup, bersihkan rumah secara berkala, terutama area lembap, dan gunakan alas kaki saat beraktivitas di lingkungan basah. Berikutnya, mencuci tangan dan kaki setelah berinteraksi dengan air atau tanah serta mengelola sampah rumah tangga secara higienis dan tepat. (*)

Pewarta : A Riyadi
Editor : Wahyu Nurdiyanto
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jogja just now

Welcome to TIMES Jogja

TIMES Jogja is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.