https://jogja.times.co.id/
Berita

Jembatan Kewek Terancam Ambruk, Pemkot Yogyakarta Batasi Kendaraan Besar Melintas

Senin, 08 Desember 2025 - 16:12
Jembatan Kewek Terancam Ambruk, Pemkot Yogyakarta Batasi Kendaraan Besar Melintas Pemkot Yogyakarta membatasi kendaraan besar melintas di Jembatan Kewek. (FOTO: Tri for TIMES Indonesia)

TIMES JOGJA, YOGYAKARTA – style="text-align:justify">Pemerintah Kota Yogyakarta resmi mengambil langkah tegas menyikapi kerusakan serius yang terjadi pada Jembatan Kewek. Mulai 10 Desember 2025, seluruh kendaraan besar—mulai dari bus hingga truk—akan dilarang melintasi jembatan berusia lebih dari seabad itu.

Kebijakan ini diambil setelah hasil pemeriksaan teknis menunjukkan bahwa kekuatan struktur jembatan hanya tersisa 20–30 persen. Langkah pembatasan ini menjadi keputusan utama dalam rapat koordinasi antara Pemkot Yogyakarta dan Pemerintah Daerah DIY yang digelar di Balai Kota Yogyakarta.

Kondisi Jembatan Kewek dinilai sudah sangat kritis dengan indikasi patah di bagian ujung, pergeseran terbuka 3 sentimeter. Selain itu, terjadi penurunan jembatan mencapai 10 sentimeter, hingga bagian bawah yang mulai anjlok.

Kendaraan Besar Dialihkan, Jembatan Kleringan Diubah Jadi Dua Arah

Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, menegaskan bahwa pembatasan ini dilakukan sebagai langkah darurat untuk memastikan keamanan warga.

“Dalam jangka pendek, kita harus bertindak cepat. Jembatan Kewek hanya boleh dilalui kendaraan kecil, terutama sepeda motor. Semua kendaraan besar tidak boleh lagi melintas dan akan kita terapkan secepatnya,” ujar Hasto, Senin (8/12/2025).

Sebagai gantinya, seluruh kendaraan besar akan dialihkan menuju Jembatan Kleringan, yang akan dioperasikan dengan sistem dua arah. Pemkot juga akan memasang lampu APILL dan portal pembatas dimensi untuk mencegah bus maupun truk memasuki area Jembatan Kewek.

Portal tersebut akan dipasang dengan ketinggian 3,4 meter, sehingga kendaraan berdimensi besar dipastikan tidak bisa melewati jalur tersebut.

APBN 2026 Siapkan Rp 19 Miliar untuk Bongkar Total dan Bangun Ulang

Kerusakan serius ini membuat Jembatan Kewek tak lagi bisa ditangani dengan tambalan sementara. Pemerintah pusat melalui Kementerian Pekerjaan Umum dikabarkan telah setuju untuk mengalokasikan anggaran sekitar Rp 19 miliar dari APBN 2026.

Dana tersebut digunakan untuk pembongkaran total dan pembangunan ulang jembatan yang telah berdiri selama 101 tahun itu.

Hasto menegaskan bahwa meski akan dibangun ulang, nilai sejarah Jembatan Kewek tetap akan dipertahankan.

“Secara fasad memang tidak masuk kategori heritage. Namun secara historis, jembatan ini didesain oleh Sultan Hamengku Buwono VIII. Kita perlu menyimpan dokumentasi sejarahnya dan mempertahankan sebagian elemen sebagai penanda,” jelasnya.

Sultan HB X: Prioritas Utama, Cegah Risiko Longsor dan Keruntuhan

Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, menekankan bahwa upaya penanganan cepat sangat diperlukan untuk mencegah risiko yang lebih besar, terutama saat musim hujan.

“Kita harus mengantisipasi potensi tanah longsor dan penurunan struktur yang lebih parah. Perbaikan sementara dilakukan sambil menunggu proses anggaran pusat,” kata Sultan HB X.

Beliau memastikan bahwa tahapan teknis dan penganggaran sudah dalam proses, dan keseluruhan pembiayaan diperkirakan mencapai sekitar Rp 19 miliar.

Kepala Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta, Agus Arif Nugroho, menyampaikan bahwa rekayasa lalu lintas akan dipersiapkan secara matang melibatkan Dishub, Dinas PUPKP, DLH, dan Satlantas Polresta Yogyakarta.

“Jembatan Kewek akan kita kurangi secara maksimal untuk perlintasan kendaraan. Hanya dalam kondisi sangat mendesak, kendaraan roda dua dapat kami izinkan melintas,” jelas Agus.

Pemasangan portal pembatas dimensi disebut sebagai langkah penting untuk mengurangi beban jembatan yang kondisinya sudah sangat mengkhawatirkan.

Jembatan Bersejarah yang Kini Terpuruk

Jembatan Kewek bukan sekadar jalur penghubung antara area Kotabaru, Malioboro, dan kawasan Stasiun Tugu. Dibangun pada masa kepemimpinan Sultan HB VIII, jembatan ini memiliki nilai historis yang kuat dalam perkembangan transportasi dan tata ruang Kota Yogyakarta.

Kini, setelah lebih dari satu abad berfungsi, struktur tua tersebut menuntut perhatian serius agar tidak membahayakan ribuan pengguna jalan setiap harinya.

Dengan pembatasan mulai 10 Desember 2025, warga yang biasa melintas di Jembatan Kewek diimbau menyesuaikan rute perjalanan. Rekayasa lalu lintas di sekitar Kleringan, Kotabaru, dan Malioboro akan diuji coba secara bertahap.

Pemkot Yogyakarta mengajak masyarakat untuk bersabar dan mengikuti arahan petugas demi mendukung proses perbaikan jangka panjang yang sangat krusial bagi keselamatan publik. (*)

Pewarta : A Riyadi
Editor : Hendarmono Al Sidarto
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jogja just now

Welcome to TIMES Jogja

TIMES Jogja is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.