TIMES JOGJA, YOGYAKARTA – Dosen Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Phisca Aditya Rosyady, S.Si., M.Sc meraih juara II Pemuda Pelopor Bidang Inovasi Teknologi Kota Yogyakarta Tahun 2021. Prestasinya diperoleh berkat inovasi damaged road detector bernama Amarto.
Amarto sendiri merupakan purwarupa sistem deteksi dan analisator kerusakan jalan raya Kota Yogyakarta berbasis citra digital dan GPS.
“Saya dan mahasiswa program studi Teknik Elektro membuat sistem analisator kerusakan jalan rusak berupa lubang jalan. Kami beri nama Amarto," kata Phisca Aditya dalam siaran pers kepada TIMES Indonesia, Jum'at (20/8/2021)
Riset ini, menurut dia dikembangkan sejak tahun 2020 dan lolos skema penelitian tematik BAPPEDA Pemerintah Kota Yogyakarta.
Pihaknya juga bekerja sama dengan Dinas Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman untuk uji kelayakannya. "Saat ini masih dalam tahap finishing,” jelasnya
Dia menjelaskan, kelebihan sistem ini akan membantu dinas bina marga untuk mendeteksi dan menganalisis kerusakan jalan berupa lubang secara otomatis, dengan berbasis sensor, GPS, dan pengolahan citra. "Analisis lubang jalan dengan sistem tersebut direncanakan akan ditempelkan ke kendaraan," ujar Phisca Aditya
Nah jika kendaraan melintasi jalan berlubang maka sistem akan mendeteksi dan mengambil data sekitar satu sampai tiga detik. "Kami sudah bisa mengetahui koordinat GPS lokasi lubangnya, kemudian yang kedua besarnya lubang, area luasnya dan kedalaman lubang," tuturnya
Selain itu, sistem juga akan memberi informasi beban perbaikannya, seperti berapa material aspal dan bahan-bahan perbaikan yg diperlukan. Juga sistem akan mengarsipkan history kerusakan jalan tersebut.
"Sehingga dinas juga akan memiliki data rekap informasi kerusakan jalan lengkap dengan tanggal pengambilan datanya.” ungkap dosen Teknik Elektro ini
Ia menambahkan, alat ini dibuat untuk memudahkan deteksi dan analisis kerusakan jalan berupa lubang jalan biar efektif, efisien dan terdokumentasi dengan baik. Sehingga proses perbaikan jalan juga akan berjalan dengan cepat.
Pembuatan alat ini, lanjut Phisca Aditya dilatarbelakangi dari deteksi dan analisis kerusakan jalan raya yang masih manual. Deteksi manual harus ada laporan dari masyarakat, lalu petugas datang memfoto. Kemudian tingkat kedetaialnnya juga tidak lengkap, seperti data riil kedalaman lubang dan luas lubang.
Kemudian juga tidak ada history data kerusakan jalannya. "Jika analisis kerusakan jalan menggunakan alat ini akan lebih mudah dan efisien maka perbaikan jalan bisa berjalan lebih cepat,” papar Phisca Aditya dosen UAD. (*)
Pewarta | : A. Tulung |
Editor | : Irfan Anshori |