TIMES JOGJA, YOGYAKARTA – Glamping atau glamour camping kini semakin populer di kalangan masyarakat sebagai alternatif liburan mewah di alam terbuka. Sejumlah destinasi wisata, termasuk Pantai Ngedan di Saptosari, Gunungkidul, telah menyediakan fasilitas glamping untuk memenuhi kebutuhan wisatawan yang ingin menikmati kenyamanan tanpa harus mengorbankan pengalaman berkemah.
Di Pantai Ngedan, pengelola "Terumbu Glamping" dan "Terumbu Gallery & Eatery" menawarkan berbagai paket glamping dengan harga bervariasi, dari yang terjangkau hingga mewah.
GKR Mangkubumi dan sebagian peserta
Perbedaan utama antara glamping dan camping tradisional terletak pada fasilitas, ukuran tenda, pelayanan, keamanan, dan tentunya biaya.
Glamping menawarkan fasilitas premium dan pengalaman berkemah yang lebih nyaman, meski biayanya relatif lebih tinggi dibandingkan camping biasa.
Pantai Ngedan berlokasi sekitar 49,2 km dari Kota Yogyakarta melalui Jalan Imogiri Barat, atau sekitar 55 km jika melalui jalur Wonosari, dengan waktu tempuh kurang lebih dua jam. Pantai ini dikelilingi perbukitan, pasir putih, dan pemandangan alam yang memukau, menjadikannya destinasi yang ideal untuk glamping.
Dian Ariani, pemilik Terumbu Glamping dan Terumbu Gallery & Eatery, menyampaikan bahwa tujuan utama dari pengembangan fasilitas ini adalah untuk memberdayakan masyarakat lokal.
"Kami ingin menciptakan ekosistem pantai yang mendukung kesejahteraan masyarakat Krambil Sawit dan sekitarnya, sekaligus menjaga kebersihan pantai," jelas Dian, yang juga pemilik Girimanah Resto di Nanggulan, Kulon Progo, Senin (21/10/2024).
Dian menambahkan, pengembangan ini juga sejalan dengan misi sosialnya sebagai bagian dari KADIN DIY. "Kami ingin mengembangkan kewirausahaan sosial di sekitar Pantai Ngedan, seperti usaha garam laut, warung makan kecil, dan kerajinan lokal," ujarnya.
Melalui kolaborasi dengan masyarakat setempat, Dian berharap dapat berkontribusi dalam meningkatkan ekonomi lokal, termasuk mengatasi masalah stunting dan menyediakan hunian layak.
Sejauh ini, Terumbu Glamping telah merekrut enam karyawan dari kalangan lulusan SMK setempat. "Mereka hanya butuh sedikit pelatihan, namun semangat dan etos kerjanya sudah luar biasa," ungkap Dian, menyoroti karakter pekerja keras masyarakat Gunungkidul.
Saat ini, Terumbu Glamping menyediakan 11 tenda dengan tarif Rp 500 ribu per malam. Fasilitas tambahan termasuk restoran yang menyajikan masakan laut dan makanan lokal, serta rencana ke depan untuk menambah fasilitas petualangan seperti gowes, trail, dan jeep. Sebuah masjid bernama "Adhi Paratra" juga telah dibangun untuk kebutuhan ibadah pengunjung.
Sebelumnya, pada acara soft launching yang digelar pada Sabtu (19/10/2024), GKR Mangkubumi selaku Ketua KADIN DIY meresmikan Terumbu Glamping dan Terumbu Gallery & Eatery.
"Saya berharap fasilitas ini benar-benar bermanfaat bagi masyarakat sekitar dan dapat mengangkat potensi wisata bahari Gunungkidul," ujarnya.
Acara tersebut dihadiri oleh sekitar 50 orang peserta Gathering & Outbond KADIN DIY, yang juga memperkenalkan produk garam lokal dengan merek "Asine Sarem." Setelah soft launching, Terumbu Glamping siap melayani berbagai acara seperti outbond, pesta pantai, pesta pernikahan, hingga kegiatan lainnya, bekerja sama dengan pihak ketiga.
Dian Ariani, yang juga seorang bankir, menegaskan, siap bekerja sama untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan mulai dari party on the beach hingga wedding party.
"Semuanya kami kemas dengan pelayanan terbaik," ujarnya. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Terumbu Glamping di Pantai Ngedan, Wisata Glamor di Alam Terbuka Gunungkidul
Pewarta | : Rahadian Bagus Priambodo |
Editor | : Deasy Mayasari |