https://jogja.times.co.id/
Pendidikan

Lewat Tulisan, Mahasantri Ma'had Aly Al-Tarmasi Pacitan Bongkar Dominasi Fuqaha Maskulin

Kamis, 23 Januari 2025 - 11:08
Lewat Tulisan, Mahasantri Ma'had Aly Al-Tarmasi Pacitan Bongkar Dominasi Fuqaha Maskulin Mahasantri Ma'had Aly Al-Tarmasi Pacitan, Dewi Imala usai menerima penghargaan di PP Nurul Jadid. (FOTO: MAT for TIMES Indonesia)

TIMES JOGJA, PACITAN – Kalau sudah berbicara tentang mahasantri, jangan remehkan semangatnya. Lihat saja Dewi Imala, gadis semester VI dari Ma’had Aly Al-Tarmasi Pacitan. Bukan cuma nama yang ia bawa ke panggung nasional, tetapi juga gagasan segar tentang revitalisasi fuqaha wanita.

Di Muktamar Pemikiran Mahasantri se-Indonesia, yang berlangsung di Pondok Pesantren Nurul Jadid, Probolinggo, Dewi tidak hanya tampil sebagai pemakalah terpilih. Ia sekaligus menyabet penghargaan sebagai Peserta Terbaik Kategori Putri.

Gelar ini diraihnya berkat kecermatan mengolah ide dan keberanian mengutarakannya di hadapan para panelis. Dewi mengangkat tema yang barangkali tak banyak dilirik: “Revitalisasi Fuqaha Wanita Perspektif Mahasantri Ma’had Aly Al-Tarmasi Pacitan”. 

Dewi-Imala-2.jpgDewi Imala menjadi pemateri dan panelis pada Muktamar Pemikiran Mahasantri Nasional di PP Nurul Jadid Probolinggo. (FOTO: MAT for TIMES Indonesia) 

Dengan metode wawancara semi-struktur, ia menelisik bagaimana perempuan—khususnya mahasantri—bisa menjadi fuqaha yang benar-benar memahami dinamika zaman.

“Kita tidak bisa terus membiarkan ketimpangan dalam dunia keilmuan Islam. Ada banyak hak perempuan yang seharusnya terjawab dengan kehadiran fuqaha wanita,” ujar Dewi dengan penuh semangat, Selasa (21/1/2025).

Gagasannya dituangkan dalam tiga kerangka praktis: study motivation, role position, dan revitalization challenges. Ia berharap konsep ini dapat diterapkan secara luas, tidak hanya di Ma’had Aly Al-Tarmasi, tetapi juga di pesantren-pesantren lain.

“Perempuan harus lebih diberdayakan di ranah keilmuan Islam. Ini bukan sekadar soal hak, tetapi juga soal tanggung jawab intelektual,” tambahnya.

Mudir Bilang ‘Keren’

Mudir Ma’had Aly Al-Tarmasi, KH Luqman Harits Dimyathi, tidak menutupi rasa bangganya. “Alhamdulillah, kerennya mahasantri kita,” katanya, Rabu (23/1/2025).

Apa yang dicapai Dewi, katanya, adalah bukti bahwa mahasantri tidak hanya bisa duduk di kelas dan mengaji kitab. “Mereka juga bisa bicara di forum nasional, membawa ide-ide yang besar,” ujarnya lagi.

Muktamar ini diikuti oleh 30 Ma’had Aly dari seluruh Indonesia. Dewi bukan hanya menjadi salah satu dari 20 finalis call for paper, tetapi juga mencuri perhatian dengan gaya presentasinya yang lugas. Ditambah visualisasi data yang sederhana tetapi kuat, serta jawaban yang solutif terhadap pertanyaan-pertanyaan audiens.

Gelar Peserta Terbaik Kategori Putri pun jatuh ke tangannya. Sebuah pengakuan atas upaya serius dan cerdas yang ia lakukan.

“Semoga ini jadi langkah awal untuk lebih banyak kontribusi di masa depan,” ucap Dewi merendah, tetapi penuh optimisme.

Mahasantri, Jangan Kecil Hati

Acara ini bukan sekadar selebrasi ulang tahun ke-76 Pondok Pesantren Nurul Jadid melainkan ajang pembuktian, bahwa mahasantri punya posisi penting dalam percaturan pemikiran Islam.

Dewi Imala telah menunjukkan, bahwa dari sebuah kota kecil di Pacitan, ide besar ternyata bisa dilahirkan.

Dan siapa tahu, lewat tulisannya itu revitalisasi fuqaha wanita masa depan benar-benar terwujud. (*)

Pewarta : Yusuf Arifai
Editor : Ronny Wicaksono
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jogja just now

Welcome to TIMES Jogja

TIMES Jogja is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.