TIMES JOGJA, YOGYAKARTA – Dua mahasiswa Program Studi Mekatronika Fakultas Vokasi Universitas Sanata Dharma atau USD, Marcellino dan Dimitri ikut terlibat dalam proyek pengembangan purwarupa (prototype) Humanoid Teaching Assistant Robot yang akan dipakai di sekolah penyandang autisme di Thailand.
Keduanya merupakan mahasiswa yang mengikuti program student exchange di Rajamangala University of Technology Thanyaburi (RMUTT) Thailand selama satu bulan lalu.
Dua mahasiswa Mekateonika USD ketika mengerjakan proyek pengembangan purwarupa robot. (FOTO: Humas UAD for TIMES Indonesia)
Keberadaan mereka dalam proyek tersebut adalah bagian dari kerjasama Fakultas Vokasi USD dengan RMUTT yang berlangsung sejak 2017. Marcellino dan Dimitri mengerjakan proyek pengembangan robot ini sekaligus untuk tugas akhir mereka di Program Studi Mekatronika Fakultas Vokasi USD, di bawah bimbingan Dr.Eng. Petrus Sutyasadi.
Melalui program pertukaran pelajar antara FV USD dan RMUTT ini, kedua mahasiswa tersebut memperoleh pengalaman belajar yang meningkatkan kemampuan hardskill dan softskill mereka.
Pengembangan purwarupa robot
Pengembangan purwarupa Humanoid Teaching Assistant Robot ini, berasal dari robot yang sudah ada sebelumnya. Seperti diketahui, robot humanoid adalah robot yang penampilan keseluruhannya dibentuk berdasarkan tubuh manusia dan mampu melakukan interaksi dengan peralatan maupun lingkungan yang dibuat untuk manusia.
Nah, pengembangan yang dilakukan oleh Marcellino dan Dimitri secara prinsip adalah meningkatkan tingkat presisi gerakan gesture lengan robot yang dikendalikan melalui micro-controller.
“Pengembangan prototype robot yang kami lakukan menghasilkan gerakan lengan robot yang lebih presisi menuju sudut tertentu dengan kecepatan tertentu. Robot tersebut juga mampu berjalan menghindari halangan karena sudah kami lengkapi dengan fitur obstacles avoiding dan dapat dikendalikan dari jarak jauh melalui remote controller,” kata Marcellino, Kamis (1/6/2023)
Pengalaman Belajar di Thailand
Dalam kesempatan belajar di Thailand ini, Marcellino dan Dimitri tidak hanya mengerjakan proyek pengembangan robot, namun juga mendapatkan kursus singkat tentang OpenCV, yaitu sarana yang dapat digunakan untuk mendeteksi wajah manusia dan memberikan kontrol lanjutan. Teknologi Open CV kemudian juga mereka tambahkan ke dalam purwarupa robot yang dikembangkan.
Alhasil, purwarupa robot tersebut dapat menampilkan mata yang mengekspresikan emosi tertentu yang merespon kondisi berdasar deteksi wajah. Penambahan fitur ini tentu memberikan tampilan yang lebih menarik dan lebih interaktif.
“Pengembangan robot ini rencananya akan digunakan sebagai asisten pembelajaran pada sekolah-sekolah yang mengajar siswa penyandang autisme di Thailand,” ujar Marcellino
Marcellino menjelaskan para siswa penyandang autisme memiliki kecenderungan untuk tidak ingin berinteraksi terhadap manusia, namun memiliki daya tarik pada alat – alat yang bergerak dan memiliki tampilan menarik.
“Penampilan ekspresi wajah pada layar yang terdapat pada robot juga bertujuan untuk mampu memberikan gambaran ekspresi kepada penyandang autisme, sehingga mereka mampu belajar tentang ekspresi yang ditampilkan melalui robot,” paparnya
Pengalaman mengikuti student exchange ini tentu banyak sekali manfaatnya bagi Marcel dan Dimitri. Selain memberikan pengalaman internasional bagi keduanya, keterlibatan mereka juga menambah wawasan dan ketrampilan baru melalui proyek yang dikerjakan.
Dua mahasiswa Mekatronika Universitas Sanata Dharma (USD) ini berharap pengalaman ini memberi bekal untuk masa depan, khususnya dalam pemrograman dan pembuatan sistem kontrol yang sering digunakan dalam dunia industri.
Pewarta | : A. Tulung |
Editor | : Deasy Mayasari |