https://jogja.times.co.id/
Pendidikan

Peneliti UGM Teliti Perilaku Sapi Silangan Belgian Blue, Ini Temuannya

Senin, 16 Juni 2025 - 19:33
Peneliti UGM Teliti Perilaku Sapi Silangan Belgian Blue, Ini Temuannya Sapi Silangan Belgian Blue (FOTO: Humas Fapet UGM for TIMES Indonesia)

TIMES JOGJA, YOGYAKARTA – Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada atau Fapet UGM terus mengembangkan inovasi di bidang peternakan dengan mengkaji lebih dalam potensi sapi hasil persilangan. Sejak 2014, Fapet UGM telah melahirkan Sapi GAMA, yang merupakan hasil silangan antara sapi Belgian Blue, sapi potong asal Belgia yang dikenal memiliki otot ganda akibat mutasi gen Myostatin dengan sapi lokal Indonesia.

Pengembangan sapi GAMA ini melibatkan kolaborasi antara UGM, PT Widodo Makmur Perkasa, dan University of Liège. Selain itu, dukungan juga datang dari Kementerian Pertanian yang mengintroduksi sapi Belgian Blue ke Indonesia melalui teknologi inseminasi buatan dan transfer embrio sejak 2018.

Namun, menurut Ir. Tristianto Nugroho, S.Pt., M.Sc., IPP., peneliti dari Fapet UGM, sapi hasil persilangan ini menghadapi tantangan besar dalam hal adaptasi terhadap iklim tropis.

“Sapi Belgian Blue berasal dari daerah beriklim dingin dan memiliki organ tubuh yang kecil, sehingga cenderung sensitif terhadap stres panas di lingkungan tropis seperti Indonesia,” jelasnya, Senin (16/6/2025).

73 Pola Perilaku Sapi Silangan Teridentifikasi

Tristianto bersama timnya melakukan penelitian untuk memahami tingkah laku sapi GAMA yang disilangkan dengan sapi Peranakan Ongole. Penelitian ini dilaksanakan saat musim kemarau di kandang terbuka bertipe open loose house, tempat sapi dibiarkan bebas bergerak tanpa atap pelindung.

“Observasi dilakukan selama dua kali 24 jam, kemudian diulang dalam dua pekan berbeda untuk mendapatkan gambaran perilaku yang konsisten,” ungkapnya.

Penelitian tersebut telah dimuat dalam jurnal Journal of Animal Behaviour and Biometeorology yang masuk kategori Q2 dengan impact factor 1,8. Dalam studi ini, ditemukan 73 jenis perilaku yang dikelompokkan menjadi tiga kategori utama: postural, lokomotorik, dan sosial.

Salah satu temuan yang menarik adalah bahwa sapi menghabiskan waktu hampir seimbang antara berdiri dan berbaring. Dari total waktu berdiri, sekitar 42 persen digunakan untuk makan.

“Sapi jantan tercatat lebih sering makan, tetapi dengan durasi lebih singkat dibandingkan sapi betina,” tambah Tristianto.

Selain itu, sapi umumnya lebih aktif berdiri pada pagi hingga sore hari antara pukul 05.00 hingga 17.00. Lalu mulai beristirahat dan berbaring sepanjang malam. Namun, pada pukul 10.00–11.00, ketika suhu lingkungan sedang tinggi, sapi cenderung berpindah dari posisi berbaring ke berdiri.

“Setelah makan pagi, sapi biasanya akan berbaring untuk meremahkan makanan, namun jika lantai kandang terlalu panas, mereka akan kembali berdiri untuk mencari tempat yang lebih nyaman,” jelasnya.

Desain Kandang Tropis Didorong dari Temuan Ini

Tristianto menegaskan bahwa hasil penelitian ini bisa menjadi dasar dalam pengembangan desain kandang tropis yang mendukung kenyamanan sapi.

“Faktor kenyamanan lingkungan sangat menentukan produktivitas dan kesejahteraan sapi, sehingga desain kandang harus disesuaikan dengan perilaku dan kebutuhan mereka,” katanya.

Ia juga menambahkan bahwa studi ini masih berlanjut. “Kami sedang menelusuri perilaku secara individual dan membandingkan dengan sapi lokal agar mendapatkan data yang lebih akurat,” ujarnya.

Sementara itu, Prof. Ir. Panjono, S.Pt., M.P., Ph.D., IPM., ASEAN Eng., selaku anggota dan mantan Ketua Center of Excellence (CoE) Sapi GAMA UGM, menyambut positif temuan ini. “Tingkah laku hewan merupakan indikator penting dalam menilai adaptasi dan kesejahteraannya di lingkungan baru,” ujarnya.

Prof. Panjono menambahkan, proses persilangan dilakukan untuk menurunkan dominasi genetik Belgian Blue agar tidak sepenuhnya mendominasi. Tujuannya agar sapi hasil persilangan memperoleh efek heterosis, yakni performa keturunan yang lebih baik daripada rata-rata induknya, serta efek komplementer antara keunggulan Belgian Blue dan daya tahan sapi lokal.

“Kami optimistis Sapi GAMA akan mencapai performa yang stabil dan ke depannya dapat dikembangkan secara luas oleh masyarakat,” paparnya. (*)

Pewarta : A. Tulung
Editor : Deasy Mayasari
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jogja just now

Welcome to TIMES Jogja

TIMES Jogja is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.