TIMES JOGJA, YOGYAKARTA – Sebanyak 17 mahasiswa asing dari Jepang, Filipina dan German antusias mengikuti Program Summer Camp bertajuk "Visual Ethnography" yang digagas oleh Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta. Kali ini, mereka berkesempatan mengunjungi lokasi Kebun Sayur Organik Kelompok Tani (KT) Gemah Ripah di Kampung Bausasran untuk melakukan kegiatan Urban Farming.
Pada kesempatan itu, pihak kampus UKDW telah berkolaborasi bersama Diana Pura Bali dalam penyelenggaraan program internasional Summer Camp Visual Ethnography sejak 2020 silam. Mahasiswa asing yang mengikuti kegiatan ini merupakan mitra kampus UKDW dari luar negeri.
Staf Biro Kerjasama dan Relasi Publik UKDW Yogyakarta, Anna Iritasari menjelaskan, program kegiatan tersebut masing-masing selama satu minggu di Bali dan satu minggu berada di Yogyakarta. Tak hanya itu, mereka (mahasiswa) asing ini juga akan belajar mengenai religious life, local base nature lalu juga local base tourism dan sebagainya.
“Dari semua aktivitas itu intinya harus relate dengan topik Visual Ethnography," kata Anna ditemui di lokasi Kebun Sayur, Rabu (9/7/2023).
Untuk kegiatan di Yogyakarta sendiri, jelas Anna, para mahasiswa asing ini mengunjungi ke beberapa tempat seperti Gereja Ganjuran di mana mereka belajar tentang inkulturasi agama dan budaya, lalu ke Respirasi yang ada di Pantai Samas di mana mereka membahas konservasi mangrove dan juga penyu yang kaitannya dengan local wisdom conservation.
"Seharian, mereka belajar di Kampung Purbayan Kotagede untuk mengenal kegiatan karang taruna di sana itu bagaimana. Dan saat ini mereka ikut kegiatan Urban Farming dan mengenal Kebun Sayur di Kampung Bausasran ini," ucapnya.
Seorang mahasiswa asing asal Filipina, Ralph B Original mengaku merasa cukup senang dan bahagia lantaran hampir kurang lebih selama dua minggu di Indonesia bisa belajar banyak tentang Urban Farming melalui program Summer Camp Visual Ethnography.
Menurut penilaian Ralph, jika berbicara mengenai Urban Farming, hal ini merupakan bagian terpenting dalam kegiatan atau aktivitas utamanya atau bahkan mampu mempelajari tentang membuat pola makanan yang sehat dan bergizi.
"Sebagai contoh di negara saya Filipina, tidak semua orang menyukai farming sehingga kegiatan ini cukup bermanfaat dan bisa mengambil ilmu dari kegiatan sekarang bersama mahasiswa lain," harap Ralph, mahasiswa asal Phillipine Normal University (PNU).
Sebelumnya, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kota Yogyakarta, Suyana mengapresiasi pihak kampus UKDW beserta lembaga yang terkait dalam membawa tamu-tamu atau mahasiswa asing dari Jepang, Filipina dan juga Eropa dalam Program Summer Camp tersebut sebagai rangkaian kunjungan lapangannya ke kota Yogyakarta terutama untuk belajar mengenai Urban Farming.
Lebih lanjutnya, bahwa Kampung Sayur ini didesain berdasarkan keprihatinan masyarakat terkait dengan pola pangan harapan yang kurang bagus. Sehingga, adanya Kampung Sayur di Bausasran ini akan meningkatkan pola pangan masyarakat di Yogyakarta utamanya di wilayah Bausasran.
“Masyarakat Yogyakarta itu kurang makan sayur dan buah maka Kampung Sayur ini bisa membantu pola pangan itu. Bersyukurnya kita sudah ada sekitar 200 lebih kampung yang berbasis sayur ini," tutur Suyana didampingi jajaran DPP Kota Yogyakarta.
Melihat aktivitas dari Summer Camp tersebut, Suyana berharap agar masyarakat Yogyakarta perlu didorong untuk bisa menghasilkan dari masing-masing spesialis tanamannya. Ada yang spesialis membuat pupuk, ada juga yang spesialis menjual bibit maupun spesialis menjual produknya dan mengolah produknya. “Inilah langkah utama yang kita dorong kepada masyarakat di Yogyakarta," imbuhnya. (*)
Pewarta | : Hendro Setyanto Baskoro |
Editor | : Deasy Mayasari |