https://jogja.times.co.id/
Berita

Empat dari 10 Anak Dunia Gagal Kuasai Membaca, CfDS UGM Ajak Perkuat Literasi dan Berpikir Kritis

Senin, 15 September 2025 - 20:40
Empat dari 10 Anak Dunia Gagal Kuasai Membaca, CfDS UGM Ajak Perkuat Literasi dan Berpikir Kritis Ilustrasi anak putus sekolah. (FOTO: Humas UGM for TIMES Indonesia)

TIMES JOGJA, YOGYAKARTA – Peringatan Hari Literasi Internasional pada 8 September 2025 menjadi pengingat pentingnya keterampilan membaca di era digital. Data UNESCO menunjukkan kondisi yang mengkhawatirkan: empat dari sepuluh anak di dunia belum mampu mencapai kemampuan membaca minimum, sementara 272 juta anak dan remaja terpaksa putus sekolah pada 2023.

UNESCO menegaskan, keterampilan literasi kini tak hanya sebatas membaca dan menulis, tetapi juga kemampuan memanfaatkan digitalisasi. Di Indonesia, pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) RI merespons dengan menghadirkan Gerakan Literasi Digital Nasional (GLDN). Program ini berfokus pada empat pilar: Cakap Digital, Aman Digital, Budaya Digital, dan Etika Digital (CABE).

Komitmen ini disambut positif oleh Syaifa Tania, S.I.P., M.A., Dosen Departemen Ilmu Komunikasi Fisipol UGM sekaligus Direktur Eksekutif Center for Digital Society (CfDS). Menurutnya, literasi digital tidak boleh berhenti pada kemampuan teknis mengakses media, tetapi harus dibarengi dengan keterampilan berpikir kritis.

“Meskipun seseorang merasa sudah melek digital, tetap ada kerentanan terhadap misinformasi dan disinformasi. Apalagi dengan hadirnya teknologi kecerdasan buatan (AI) yang mampu memproduksi konten manipulatif, seperti deepfake, yang sulit dibedakan dari kenyataan,” ujarnya, Senin (15/9/2025).

Tania menambahkan, fenomena echo chamber dan confirmation bias di media sosial semakin memperkuat tantangan tersebut. Kedua hal ini membuat seseorang hanya terjebak pada opini yang sama tanpa membuka ruang bagi perspektif berbeda.

“Di sinilah literasi digital harus dipadukan dengan kemampuan berpikir kritis. Kita perlu membiasakan diri untuk bertanya: siapa yang mengirimkan informasi, apa motifnya, dan apa bukti yang mendukungnya,” tegasnya.

Lebih lanjut, ia menekankan bahwa literasi digital dan berpikir kritis adalah dua kompetensi yang saling melengkapi. Literasi digital membantu seseorang mengakses informasi, sementara berpikir kritis membuat individu mampu menganalisis, memaknai, dan menyaring informasi yang diterima.

“Dengan begitu, kita tidak asal menerima setiap informasi yang datang, tetapi benar-benar memahami dan menguji kebenarannya,” papar Tania. (*)

Pewarta : A. Tulung
Editor : Hendarmono Al Sidarto
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jogja just now

Welcome to TIMES Jogja

TIMES Jogja is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.