https://jogja.times.co.id/
Berita

Begini Respon Dosen Vokasi Pariwisata UGM soal Penetapan Sumbu Filosofis oleh UNESCO

Kamis, 21 September 2023 - 11:30
Sumbu Filosofis DIY Diakui UNESCO, Begini Respon Dosen Vokasi Pariwisata UGM Dosen Vokasi Pariwisata UGM, Tazbir Abdullah, SH, MHum. (FOTO: Hendro S.B/TIMES Indonesia)

TIMES JOGJA, YOGYAKARTA – Belum lama ini, Pemerintah Daerah (Pemda) DIY mendapatkan apresiasi besar mengenai sumbu filosofis Provinsi DIY yang berhasil dijadikan sebagai warisan dunia oleh UNESCO.

Dari sisi simbol kota Yogyakarta tentang kepariwisataan, hal ini memang sudah patut diapresiasi oleh UNESCO. Ditambah perjuangan dari awal, baik melalui pemerintah terutama di sektor pariwisata maupun masyarakat Yogyakarta, sangatlah tidak mudah.

Bila dirujuk kaitannya pada sumbu filosofis dunia itu, untuk wilayah Kota Yogyakarta dimulai dari Krapyak hingga menuju Tugu Yogyakarta. Hal ini sendiri telah mendapatkan pengakuan dari UNESCO beberapa hari yang lalu.

“Sehingga, hal itu merupakan sebuah poin tersendiri bagi sektor pariwisata di DIY,” kata Dosen Vokasi Pariwisata UGM, Tazbir Abdullah SH M.Hum, Kamis (21/9/2023).

Mantan Kepala Dinas Pariwisata DIY ini menambahkan, sebagai pakar kepariwisataan tentunya hal ini adalah kesempatan yang paling baik untuk lebih mempromosikan wisata budaya Yogyakarta yang dinilainya telah mendunia.

Dikarenakan penetapan oleh UNESCO ini mempunyai selling point yang cukup tinggi, maka kawasan yang memiliki sumbu filosofis itu benar-benar sebagai kawasan wisata budaya yang berstandar internasional.

“Kemudian juga yang sesuai dengan falsafah dari sumbu filosofis itu sendiri. Karena itu kawasan ini harus yang berkualitas sehingga sekarang ini pemerintah sedang membahas yang menjadi isu internasional yaitu Quality Tourism,” ujar Tazbir.

Quality Tourism itu, lanjutnya, akan segera bisa diterapkan pada sumbu filosofis ini mengingat QT tersebut dampaknya cukup luar biasa untuk pariwisata.

Untuk menjadi QT tentunya ada persayaratan-persyaratan yang salah satunya adalah di kawasan sumbu filosofis ini terjadi adanya pergerakan pariwisata yang benar-benar terintegrasi antara tugas-tugas yang dilakukan oleh pemerintah dengan tugas-tugas yang dilakukan oleh dunia usaha.

“Ini tentunya harus betul-betul terkolaborasi secara baik sehingga di situ nantinya di kawasan sumbu filosofis ini ada manajemen pariwisata yang sustainable atau berkelanjutan," jelasnya.

Diterangkan Tazbih, jika manajemen berkelanjutan itu bisa berjalan dengan baik, lalu kemudian kualitas produk serta pelayanan sumbu filosofis berstandar internasional maka pihaknya sangat yakin wisatawan domestik maupun mancanegara akan mendapatkan pengalaman berwisata di kawasan bersumbu filosofis.

"Sehingga hal ini yang harus sama-sama kita lakukan dari segi penerapan-penerapan itu dan juga dari penerapan ini kita harus bisa mengkapitalisasi dan menggerakkan perekonomian pariwisata berbasis akulturasi budaya di kota Yogyakarta," tuturnya.

Menanggapi support terhadap tourism di DIY, dirinya merespon, pihak Pemda DIY sudah bersepakat bahwa kota Yogyakarta hidup melalui tiga pilar utama yakni pendidikan, pariwisata dan budaya.

Jadi, tak ada pilihan lain selain tiga hal tersebut yang menjadi menu andalan utama dalam mendukung tourism selama ini. Tradisi sejarah masa lalu, alam serta wisata budaya yang luar biasa inilah kunci akulturasi secara keseluruhan.

"Saya kira sampai sejauh ini kota Yogyakarta merupakan salah satu kota yang memiliki kekuatan yang luar biasa dari seluruh akulturasi tersebut maka tidak ada lain selain penguatan tiga pilar ini," tegasnya.

Menurutnya, untuk khusus pariwisata supportnya sendiri sudah bagus tetapi masih ada yang kurang. Sebab kalau bicara soal pariwisata, persaingan antar destinasi, baik dari provinsi hingga kabupaten dan kota, itu sangat ketat dan berat.

"Jadi harus lebih serius lagi. Bagi saya tidak cukup hanya dengan kekuatan trilogi ini sehingga pembenahan seperti repeater atau pengulangan harus ditingkatkan segera," tutup pria yang pernah menjabat sebagai Direktur Promosi Pariwisata Dalam Negeri Kemenparekraf RI ini. (*)

Pewarta : Hendro Setyanto Baskoro
Editor : Ronny Wicaksono
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jogja just now

Welcome to TIMES Jogja

TIMES Jogja is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.