TIMES JOGJA, YOGYAKARTA – Sebanyak 91 foto tampak terpanjang rapi di sela-sela ruang Studio 103 Rooftop Pasar Prawirotaman Yogyakarta. Deretan foto tersebut menampilkan beragam objek foto mulai dari objek arsitektur di Kotabaru, Kotagede, Malioboro, Kraton, Pakualaman.
Selain itu, ada juga objek foto UMKM mulai dari fashion, kuliner, kerajinan. Ada juga yang potret event wisata budaya seperti Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta, Kampung Ramadhan, event lebaran di Jogja, event Kraton, dan lain sebagainya.
Karya foto yang dipajang itu merupakan hasil jepretan kamera para pelajar, mahasiswa, pekerja seni, ibu rumah tangga, hingga fotografer/sineas profesional.
Puluhan karya foto itu dipamerkan dalam ajang Festival Foto Jogja dan Festival Film Kampung #3 di Studio 103 Rooftop Pasar Prawirotaman, Yogyakarta yang digelar selama tiga hari, 21-23 Juni 2024.
Gelaran pameran ini diselenggarakan, Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Dinas Komunikasi Informatika dan Persandian (Diskominfosan) Kota Yogyakarta.
Pameran ini diharapkan menjadi wadah bagi para fotografer dan sineas lokal untuk menunjukkan karya-karya terbaik mereka, serta menjadi ajang bertemunya berbagai inspirasi dan inovasi dalam dunia seni visual.
Dewan juri Misbachul Munir menyerahkan foto hasil karya Kepala Diskominfosan Kota Yogyakarta
Kepala Dinas Komunikasi, Informatika dan Persandian Kota Yogyakarta, Ignatius Tri Hastono mengatakan ada ada 91 foto yang dipamerkan, terdiri dari 77 foto kategori umum dan 14 foto kategori pelajar, serta 8 karya video. Karya-karya yang dipamerkan ini telah melalui proses kurasi.
Pihaknya mengatakan, gelaran pameran tersebut bukan hanya sekedar acara tahunan, tetapi juga simbol dari semangat dan komitmen Pemerintah Kota Yogyakarta dalam mendukung kreativitas masyarakat melalui foto dan video.
“Kami memberikan ruang bagi para pemula untuk mengasah kreativitas mereka, agar tumbuh dan melekat dengan berkembangnya pemanfaatan digital, salah satunya menggunakan hp maupun camera. Sehingga, mereka berproses hingga menjadi profesional dan bahkan hingga memiliki aktivitas ekonomi melalui seni foto dan film,” jelas Tri Hastono, Sabtu (22/6/2024).
Sesuai dengan tema yaitu ‘Mengapa ke Jogja?’, Tri Hastono berharap semakin banyak rasa ingin tahu dan ketertarikan masyarakat dan wisatawan terhadap Kota Yogyakarta.
Sehingga, ke depannya akan semakin banyak eksplorasi seni melalui foto dan film yang banyak dikagumi masyarakat lokal maupun luar Kota Yogyakarta.
Untuk tahun ini, peserta yang mengikuti Pameran Festival Foto Jogja banyak yang mengeksplorasi potensi dan keunikan yang ada di Kota Yogyakarta. Para peserta dibebaskan menggali berbagai potensi dan keunikan lain yang ada di Kota Yogyakarta.
“Sehingga, nantinya akan banyak anak remaja yang berproses, mengamati, penyusunan konten/produk dengan melalui riset sederhana dan membuat alurnya dengan menempatkan kamera dengan titik sudut yang menarik. Pengenalan itu yang terus kita dorong dan tumbuhkan kreativitas mereka sehingga akan konsumtif secara digital,” ungkapnya.
Sementara itu, Dewan Juri Festival Foto Jogja dan Festival Film Kampung #3 Tahun 2024, Misbachul Munir mengungkapkan, diambilnya tema yang sama seperti tahun sebelumnya merupakan salah satu tujuan dewan juri untuk mengetahui sejauh mana kreativitas peserta dalam mengolah foto maupun film dengan tempat yang sama tetapi dapat dirangkum menjadi hal yang menarik.
“Banyak alasan yang menarik di sini. Setiap tahun akan ada kemiripan baik kejadian dan lokasi maupun ada hal yang baru, tempat adat budaya yang baru, yang belum banyak diekspos. Ini merupakan tantangan peserta untuk selalu mengembangkan kreativitas mereka,” ujarnya.
Misbachul Munir menambahkan, dengan kreativitas peserta inilah akan diambil juara 1,2,3 dan harapan serta ada juara melalui voting. “Maka jika berkesempatan datang selama tiga hari ini untuk melihat dan ikut ngevote dan akan diumumkan pada tanggal 23 tahun 2024,” imbuhnya.
Ia berharap, akan semakin berkembang promosi wisata Yogyakarta lewat Pameran Festival Foto Jogja dan Festival Film Kampung yang menjadi arsip penting untuk Kota Yogyakarta tahun-tahun mendatang. (*)
Pewarta | : Rahadian Bagus Priambodo |
Editor | : Faizal R Arief |