TIMES JOGJA, YOGYAKARTA – Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X menyatakan bahwa inovasi digital QRIS tidak hanya sekadar alat pembayaran nontunai berbasis teknologi, melainkan sebuah simpul peradaban baru yang membangun ekosistem keuangan selaras dengan denyut ekonomi lokal.
"QRIS bukan hanya kode digital. Ia adalah simpul peradaban baru. Kita sedang membangun ekosistem keuangan yang tidak saja cepat dan praktis, tetapi juga menyatu dengan denyut ekonomi lokal," tegas Sri Sultan saat meluncurkan QRIS TAP sektor transportasi dan Kick Off QRIS Jelajah Indonesia 2025 di Yogyakarta, Senin (4/8/2025).
Menurutnya, transformasi digital di Yogyakarta harus tetap berpijak pada prinsip pelestarian nilai-nilai kearifan lokal. Ia menyebut pendekatan ini sebagai wujud "kecerdasan budaya", yaitu kemampuan mengakomodasi perubahan tanpa menghilangkan identitas asli.
“Kita menyebutnya sebagai bentuk dari 'kecerdasan budaya' yakni kearifan dalam mengelola perubahan tanpa kehilangan jati diri," jelasnya.
Dengan mengusung falsafah Jawa "Hamemayu Hayuning Bawana", Sultan menegaskan bahwa teknologi harus memberikan manfaat bagi masyarakat luas, bukan semata mengejar pertumbuhan ekonomi.
Dalam acara tersebut, Sri Sultan secara simbolis mencoba sistem QRIS TAP pada bus Trans Jogja sebagai bentuk implementasi pembayaran digital di transportasi publik DIY.
Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Filianingsih Hendarta yang hadir dalam kesempatan itu mengungkapkan, pemilihan Yogyakarta sebagai lokasi peluncuran didasarkan pada kemampuannya memadukan tradisi dan inovasi digital, sehingga menjadi inspirasi transformasi sistem pembayaran nasional.
"Yogyakarta adalah pusat budaya yang senantiasa memancarkan keistimewaan, selaras dengan slogan kita hari ini 'QRIStimewa'. Sebagaimana filosofinya, 'hamemayu hayuning bawana', kota ini mengajarkan harmoni menjaga keseimbangan dunia dengan memadukan kearifan masa lalu dan semangat pembaharuan," ujar Filianingsih.
Ia menekankan bahwa digitalisasi pembayaran harus mampu menjangkau seluruh lapisan masyarakat sekaligus menjadi jembatan antar budaya.
"Digitalisasi tidak hanya berbicara tentang teknologi, tapi bagaimana kita menjembatani tradisi dengan inovasi, memperkuat inklusi keuangan, dan memajukan UMKM, serta menggerakkan ekonomi hingga akar rumput," pungkasnya.
Pewarta | : Antara |
Editor | : Faizal R Arief |