TIMES JOGJA, YOGYAKARTA – Pemerintah Kota Yogyakarta meningkatkan kewaspadaan menghadapi ancaman cuaca ekstrem yang diprediksi terjadi dalam beberapa waktu ke depan. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pemkot Yogyakarta mengimbau kepada masyarakat untuk lebih waspada menyusul potensi peningkatan curah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat memicu bencana hidrometeorologi.
Sebagai bentuk kesiapsiagaan, Pemkot Yogyakarta resmi memperpanjang status Siaga Darurat Bencana Banjir, Talud Longsor, dan Cuaca Ekstrem melalui Surat Keputusan Wali Kota Yogyakarta Nomor 455 Tahun 2025, yang dilengkapi dengan Surat Edaran (SE) sebagai pedoman langkah mitigasi lintas sektor.
Langkah ini diambil untuk mengantisipasi dampak cuaca ekstrem yang berpotensi menyebabkan berbagai kejadian, mulai dari genangan air, banjir, pohon tumbang, hingga longsor di sejumlah wilayah rawan di Kota Yogyakarta.
Wilayah Rawan Jadi Perhatian Serius
Ketua Tim Kerja Pencegahan dan Kesiapsiagaan Bidang PK & DIKK BPBD Kota Yogyakarta, Darmanto, menegaskan bahwa potensi bencana hidrometeorologi tidak boleh dianggap sepele, terutama di kawasan dengan karakteristik geografis tertentu.
“Wilayah perbukitan maupun dataran rendah memiliki kerawanan masing-masing. Ancaman seperti hujan lebat, angin kencang, genangan, banjir, hingga longsor perlu diantisipasi secara serius,” ujar Darmanto, Sabtu (13/12/2025).
Menurutnya, tren kejadian bencana yang paling sering dilaporkan saat ini adalah pohon tumbang akibat hujan deras disertai angin kencang, serta genangan air di beberapa titik permukiman dan ruas jalan.
BPBD Kota Yogyakarta telah mengaktifkan berbagai mekanisme kesiapsiagaan sejak status siaga ditetapkan. Koordinasi lintas lembaga, relawan, dan masyarakat diperkuat untuk memastikan respons cepat di lapangan.
Informasi dan imbauan publik disampaikan secara rutin setiap pagi dan malam melalui Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalop), media sosial resmi, serta jaringan komunikasi darurat.
“Setiap laporan kejadian seperti pohon tumbang, genangan air, atau longsor langsung dipantau dan ditindaklanjuti secepat mungkin,” jelas Darmanto.
Destinasi Wisata Tak Luput dari Risiko
Selain kawasan permukiman, BPBD juga memberi perhatian khusus pada sejumlah destinasi wisata yang dinilai memiliki tingkat kerawanan lebih tinggi saat cuaca ekstrem melanda.
“Lokasi wisata yang memiliki banyak pohon besar, baliho, atau berada di bantaran sungai perlu ekstra waspada ketika hujan lebat dan angin kencang terjadi,” katanya.
Beberapa kawasan yang menjadi sorotan antara lain Gembira Loka Zoo, yang dipenuhi pepohonan besar, serta kawasan Malioboro yang memiliki potensi risiko tumbangnya pohon maupun reklame saat angin kencang menerjang.
“Tidak semua titik bisa diprediksi secara pasti, karena sangat bergantung pada kondisi lingkungan. Namun sejumlah lokasi wisata besar memang tercatat memiliki risiko yang lebih tinggi,” ungkap Darmanto.
Aktifkan Posko Siaga
Untuk menghadapi potensi bencana hidrometeorologi, BPBD Kota Yogyakarta telah mengaktifkan Posko Siaga Darurat yang berlokasi di Jalan Tegalturi No. 12 sebagai pusat koordinasi tanggap darurat.
Selain itu, BPBD juga menyebarkan peringatan dini melalui Pusdalop, media sosial, dan jaringan komunikasi darurat. Kemudian, melakukan monitoring rutin bersama relawan dan Kelompok Tangguh Bencana (KTB) di kampung-kampung.
Aktif melakukan pemeriksaan kondisi pohon rawan tumbang, bangunan, serta titik rawan genangan dan longsor. Juga berkoordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) terkait penanganan pohon berisiko. Selain itu, BPBD juga memantau data cuaca BMKG dan debit sungai di wilayah utara DIY secara real time untuk kebutuhan asesmen bencana.
Darmanto menegaskan bahwa keberhasilan mitigasi bencana tidak hanya bergantung pada pemerintah, tetapi juga membutuhkan peran aktif masyarakat.
“Pemerintah sudah menyiapkan langkah-langkah mitigasi. Namun kewaspadaan dan partisipasi warga sangat menentukan untuk meminimalkan dampak bencana,” ujarnya.
Masyarakat diimbau untuk selalu memantau informasi resmi dari BMKG, BPBD, dan Pusdalop, serta menghindari area berisiko saat hujan lebat atau angin kencang, seperti berada di bawah pohon besar, dekat reklame, atau di bantaran sungai.
Selain itu, warga diminta segera melaporkan potensi bahaya seperti pohon rapuh, talud retak, atau saluran air tersumbat kepada pihak berwenang.
“Keselamatan harus menjadi prioritas, terutama saat beraktivitas di luar rumah maupun mengunjungi kawasan wisata. Semoga dengan kewaspadaan bersama, risiko bencana di akhir tahun ini dapat ditekan semaksimal mungkin,” jelasnya. (*)
| Pewarta | : A Riyadi |
| Editor | : Ferry Agusta Satrio |