https://jogja.times.co.id/
Berita

Khutbah Idul Fitri di Bantul Sentil Pemilu dan Jokowi, Khatib Akui Khilaf dan Minta Maaf

Minggu, 14 April 2024 - 10:31
Khutbah Idul Fitri di Bantul Sentil Pemilu dan Jokowi, Khatib Akui Khilaf dan Minta Maaf Untung Cahyono (tengah) menggelar Konferensi pers menyampaikan permohonan maaf atas Materi Khotbah yang ia sampaikan (Foto: Edis /TIMES Indonesia)

TIMES JOGJA, BANTUL – Mantan Dosen Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta, Untung Cahyono membuat heboh jagat media sosial belakangan ini. Hal itu karena Khutbah Idul Fitri yang ia sampaikan pada Rabu (10/4/2024).

Dalam khutbahnya di Lapangan Tamanan, Banguntapan, Bantul itu, ia menyinggung kecurangan Pemilu dan Pemerintahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi

Kontroversi materi khutbah yang memuat politik praktis itu pun menjadi polemik di  tengah-tengah masyarakat. Pasalnya momentum lebaran yang semestinya menjadi momen untuk  saling memaafkan justru dinodai dengan materi Khutbah yang tidak menyejukkan.

Menanggapi hal itu, Untung Cahyono pun menggelar konferensi pers pada Sabtu (13/4/2024) siang, di salah satu rumah makan di Banguntapan, Bantul. Ia menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat atas kegaduhan yang terjadi. 

Untung mengungkapkan bahwa materi Khutbah Idul Fitri itu merupakan pandangan pribadi yang sebelumnya memang telah ia persiapkan untuk mengisi Khutbah Idul Fitri. 

"Kami dengan tegas menyatakan memohon maaf apa yang sudah membuat warga menjadi mungkin terganggu dengan pandangan kami," kata Untung Cahyono.

Untung menyadari semestinya ia lebih  berhati-hati dalam memilih materi Khutbah, karena jemaah yang hadir begitu kompleks, bahkan lingkup jemaahnya besar. 

"Kami manusia biasa supaya kami lebih harus berhati-hati khususnya ketika berbicara di depan forum yang bisa jadi memang forumnya itu memang berbeda, apalagi forum dengan jemaah yang besar," ungkapnya.

Lebih jauh Untung mengatakan seharusnya ia juga berkomunikasi  kepada tokoh-tokoh masyarakat, mengenai materi Khutbah sehingga isi Khutbah tidak menimbulkan persoalan di kemudian hari.

"Kita tidak nggak tahu persepsi masing-masing. Dan tentu penting bagi kami meminta info tokoh masyarakat sebelum kami berbicara apalagi ini khutbah Idul Fitri yang tentu saja jemaahnya lingkupnya tidak hanya RT tapi tingkat Kalurahan bahkan bisa jadi warga dari Kalurahan lain," tandasnya.

Lebih lanjut Untung  mengutarakan dengan kejadian ini tentu menjadi pembelajaran atau muhasabah dirinya, agar lebih berhati-hati saat memilih materi Khotbah.

Dan yang jauh lebih penting sekali lagi perlunya menjalin komunikasi dengan tokoh setempat, agar apa yang disampaikan tidak menimbulkan kontroversi.

"Saya tegaskan saya perlunya instrospeksi muhasabah atau koreksi diri. Dan yang tidak kalah penting, khususnya bagi saya ketika berbicara dengan bahan teks saya harus sadar bahwa teks harus saya cermati betul, sebelum saya bacakan kalau perlu punya tradisi speak-speak komunikasi dulu dengan tokoh tokoh setempat," tedasnya.

Sementara itu ditanya wartawan, terkait pemilihan materi yang memuat politik praktis, Untung Cahyono, menyampaikan bahwa sebagai seorang muslim sudah sepatutnya saling mengingatkan dalam kebenaran. 

Menurutnya, dalam konteks saling mengingatkan mengenai kebenaran tidak ada batasan kepada siapapun. Yang artinya,  apabila hal itu penting untuk diingatkan maka harus diingatkan. 

"Saya sebagai sosok muslim yang harus belajar banyak hal ya kalau mengkritik ya memang suatu yang penting. Karena ajaran Islam sendiri juga watawa shaubil haq watawa shaubis shabr, saling mengingatkan melakukan hal yang haq.  Dan konteks saling mengingatkan itu memang tidak ada batasan siapapun yang perlu diingatkan harus diingatkan," pungkasnya. (*) 

Pewarta : Edy Setyawan
Editor : Ronny Wicaksono
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jogja just now

Welcome to TIMES Jogja

TIMES Jogja is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.