TIMES JOGJA, YOGYAKARTA – Suasana Pasar Beringharjo, Kota Yogyakarta tampak berbeda dibandingkan hari biasanya, Kamis (5/10/2023). Ratusan ibu-ibu pedagang batik dan buruh gendong tampak bergaya, lenggak-lenggok bak model professional di atas catwalk yang ada di selasar pasar legendaris itu. Para model dadakan yang mengenakan pakaian batik dan lurik tersebut sedang meramaikan event BRIngharjo Fashion Show.
Para pengunjung Pasar Beringharjo dan penonton tampak antusias menyaksikan gaya para pedagang dan buruh gendong. Sesekali, ada gelak tawa dari para pengunjung, panitia termasuk para peserta Fashion Show dalam rangka memeriahkan Hari Batik 2023 dan HUT ke-267 Kota Yogyakarta.
Kepala Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta Veronica Ambar Ismuwardani mengatakan, Fashion Show di Pasar Beringharjo diikuti sebanyak 100 peserta. Mereka merupakan para pedagang dan buruh gendong dari berbagai pasar tradisional yang ada di Kota Yogyakarta. Yakni, Pasar Beringharjo, Pasar Kranggan, Pasar Pingit, Pasar Sentul, Pasar Gedong Kuning, Pasar Demangan, Pasar Serangan, Pasar Pasty, Pasar Ngasem, Pasar Legi, Pasar Karangwaru, Pasar Prawirotaman.
“Para peserta diberikan kebebasan untuk berkreasi terhadap busana yang akan diperagakan. Yang penting bahan buasanya kain batik, lurik juga diperbolehkan,” terang Ambar.
Ambar menambahkan, kegiatan BRIngharjo Fashion Day ini mengusung tema Seribu Makna Lurik Jogja. Kegiatan ini bekerjasama dengan Bank Rakyat Indonesia (BRI). Ambar berharap, kegiatan fashion show ini dapat menarik minat pengunjung dan mampu menggerakkan roda perekonomian para pedagang pasar yang ada di Kota Yogyakarta. Selain itu, kegiatan ini sebagai ajang kreasi bagi para pedagang pasar untuk terus berinovasi terhadap busana motif batik ataupun lurik.
“Para pedagang bereksplorasi sesuai dengan imajinasi dan desain busananya sendiri,” tandas Ambar.
Penjabat Wali Kota Yogyakarta, Singgih Raharjo mengapresiasi kegiatan fashion show yang diikuti oleh para pedagang pasar dan buruh gendong. Menurutnya, kegiatan ini ini dapat menjadi event andalan Pemkot Yogyakarta di pasar tradisional setiap tahun.
“Fashion Day ini bisa menjadi salah satu bentuk community development dalam ekosistem pasar tradisional. Semoga kerjasama ini berlanjut dalam program-program berikutnya untuk memperkuat pemberdayaan para pedagang pasar tradisional. Mereka juga mendapatkan pemahaman tentang literasi keuangan dengan mendekatkan produk dan layanan perbankan ke dalam pasar melalui digitalisasi keuangan,” terang Singgih.
Seorang peserta fashion show, Sari Anggraeni mengaku senang dapat meramaikan fashion show yang diselenggarakan di Pasar Beringharjo. Sari mengaku, sudah kali kedua mengikuti fashion show yang diselenggarakan bagi para pedagang pasar.
Dalam event ini, Sari menggunakan busana batik yang dipadu dengan kain lurik. Sebelum mengikuti fashion show, dirinya telah menyiapkan busana dan kelengkapannya. Termasuk menggunakan berias dan makup sendiri.
“Semoga, dengan adanya fashion show ini batik dan lurik semakin mendunia. Semakin banyak warga negara asing yang menggunakan batik dan lurik untuk busananya,” pinta pedagang Pasar Legi ini.
Busana yang dikenakan para peserta fashion show beragam. Diantara para pedagang pasar dan buruh gendong ada yang menggunakan batik dan lurik sebagai hoodie, kemeja, jas, hingga gaun yang menjuntai ke lantai. Dalam event ini, panitia menyediakan hadiah uang.
Bagi pedagang batik peserta fashion show di Pasar Beringharjo yang dinobatkan sebagai Juara 1, makai a berhak mendapatkan uang sebesar Rp1.250.000. Sedangkan Juara 2 mendapatkan uang sebesar Rp1 juta dan Juara 3 mendapatkan hadian uang sebesar Rp750 ribu. Kemudian, untuk Juara Harapan mendapatkan hadian Rp500 ribu dan Juara Harapan II mendapatkan. (*)
Pewarta | : Soni Haryono |
Editor | : Deasy Mayasari |