https://jogja.times.co.id/
Berita

Krisis Air Bersih, Warga Kalidadap Bantul Tunggui Sumur Hanya Demi Satu Jerigen Air

Senin, 21 Agustus 2023 - 10:09
Krisis Air Bersih, Warga Kalidadap Bantul Tunggui Sumur Hanya Demi Satu Jerigen Air Sejumlah warga terdampak kekeringan mengambil air mengais air dari Sumur yang kering foto Edis /Times Indonesia

TIMES JOGJA, BANTUL – Warga di  RT 01, Padukuhan Kalidadap 1 Kalurahan Selopamioro Kapanewon Imogiri Kabupaten Bantul mengalami krisis air bersih imbas musim kemarau yang melanda wilayah tersebut.

Warga berpenduduk kurang lebih 50 jiwa dari 17 kepala keluarga (KK) yang tinggal di wilayah perbukitan ini sampai-sampai harus beradu cepat dengan sesama warga, hanya untuk mendapatkan satu jerigen air dari sebuah sumur milik seorang warga setempat.

Ironisnya untuk ngangsu air dari sumur tersebut, warga terpaksa harus berjalan kaki ratusan meter dan rela mengantre berjam-jam lantaran terlebih dahulu harus menunggui terhimpunnya air yang mengalir kecil dari sumber mata air dalam sumur.

"Jadi, Sumur itu milik Mbah Satro itu udah lama dimanfaatkan warga RT 01. Ya seperti ini, ngambil nimba kemudian pakai wadah seperti jerigen atau galon," ujar Kepala Dukuh Kalidadap 1, Setiyanto kepada wartawan di lokasi sumur, Minggu (20/8/20234).

"Kalau pas musim hujan masih terkendali, tapi kalau sudah kemarau seperti ini kan debitnya turun drastis itu nunggu air ngumpul dulu baru diambil giliran, warga benar benar kesusahan," imbuhnya.

Setiyanto berharap kepada pemerintah kabupaten (Pemkab )Bantul agar segera mencarikan solusi jangka panjang untuk menangani persoalan ini. Pasalnya kejadian ini telah berlangsung rutin setiap tahun. 

Ia pun telah mengajukan permohonan kepada pihak Pemkab Bantul, dalam hal ini Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Kalurahan (PMK) akan tetapi sampai saat ini belum ada tindak lanjut.

Salah seorang warga Parjan (39) mengaku dalam sehari harus mengambil air dari sumur dengan cara menyunggi galon ukuran sekitar 4 liter sebanyak 4 sampai 5 buah. 

Air itu sebutnya, hanya cukup untuk kebutuhan minum dan memasak keluarganya. Sementara untuk keperluan mandi, mencuci dan hewan ternak, ia harus ke sendang atau bilik yang jauhnya sekitar 1,5 kilometer. Namun kondisi sendang sendiri saat ini juga mengalami penurunan debit air.

"Tolonglah, pemerintah memperhatikan kami di sini. Sejak kami 2019 di sini, belum ada penanganan serius untuk menangani masalah kesulitan air di RT ini," ucap Parjan. 

Seorang warga lainnya, Kadiem, mengungkapkan dirinya terpaksa harus berpacu dengan warga lainnya untuk mengambil air di sumur itu. Pasalnya warga yang tinggal di wilayah ini hanya bergantung dengan sumur tersebut. 

Ia menyebut tidak semua warga mampu membeli air dari tangki pihak swasta yang harganya mencapai Rp 120-150 ribu per tangki ukuran 5.000 liter.  Perempuan 40 tahun ini, sangat berharap perhatian pemerintah, terutama solusi jangka panjang untuk mengatasi permasalahan kesulitan air ini.

"Kami sebenarnya juga nunggu-nunggu dropping air. Kemarin infonya mau ada, sudah disediakan toren air itu, nanti warga ambil di situ. Rapi sampai sekarang ditunggu-tunggu warga, belum ada. Ya kalau bisa ada sumur bor, dan dialirkan ke rumah warga ke depannya," pinta Kadiem. (*)

Pewarta : Edy Setyawan
Editor : Ronny Wicaksono
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jogja just now

Welcome to TIMES Jogja

TIMES Jogja is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.