TIMES JOGJA, SLEMAN – style="text-align:justify">Menyambut musim libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025/2026, Pemerintah Kabupaten Sleman mulai memetakan potensi kunjungan wisata serta langkah mitigasi untuk menjaga keselamatan dan kenyamanan publik.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman, Edy Winarya, S.Sn., M.Si., menyampaikan kesiapan tersebut dalam jumpa pers “Nataru Ceria Tahun 2025: Kolaborasi Sleman untuk Keselamatan, Ketertiban dan Kenyamanan Publik” di Pendopo Rumah Dinas Bupati Sleman, Kamis (11/12/2025).
Edy menyebutkan bahwa pergerakan wisatawan pada periode 22 Desember 2025 hingga 4 Januari 2026 diperkirakan menurun sekitar 5 persen dibanding tahun sebelumnya. Meski demikian, Sleman tetap menyiapkan strategi pengelolaan wisata, mitigasi bencana, hingga penguatan kolaborasi dengan UMKM demi memastikan pengalaman wisata yang aman, nyaman, dan berkelanjutan.
Pergerakan Wisata dan Prediksi Nataru
Menurutnya, estimasi kunjungan wisatawan pada Nataru kali ini berada pada kisaran 250.000–300.000 pengunjung. Penurunan ini tidak lepas dari situasi ekonomi masyarakat yang belum pulih serta kedekatan waktu libur Nataru dengan momentum Lebaran 2026.
“Kondisi perekonomian dan jarak libur yang berdekatan dengan Lebaran membuat masyarakat lebih selektif. Ini berdampak pada potensi kunjungan, yang kami prediksi turun sekitar 5 persen,” ujar Edy.
Selain itu, efisiensi anggaran pemerintah dan kebijakan pembatasan kegiatan seperti studi tour turut memengaruhi tren kunjungan.
Edy menjelaskan, belanja wisatawan selama periode libur diperkirakan berada pada rentang Rp750 ribu hingga Rp1 juta per orang, dengan durasi kunjungan rata-rata 1–2 hari. Dari situ, perputaran ekonomi sektor pariwisata diproyeksikan mencapai Rp187,5 miliar hingga Rp500 miliar.
Untuk okupansi hotel, Sleman memperkirakan tingkat keterisian berada pada angka 45–65 persen, lebih rendah dibanding periode Nataru tahun 2024.
Antisipasi dan Mitigasi
Sebagai tindak lanjut Surat Edaran Menteri Pariwisata serta kebijakan lokal, Dinas Pariwisata Sleman mengeluarkan SE Nomor 003/1986/2025 yang memuat imbauan kepada pengelola destinasi, akomodasi, dan pelaku wisata.
Beberapa poin penting di antaranya: Kolaborasi dengan UMKM untuk memenuhi kebutuhan wisatawan, Mitigasi bencana dan penyediaan informasi operasional yang jelas, Penyediaan rest area dan area parkir memadai,
Berikutnya, Penyesuaian kapasitas daya tampung destinasi, Penguatan pengawasan di lokasi berisiko tinggi, serta Pengelolaan sampah dan limbah untuk menjaga keberlanjutan lingkungan
“Keselamatan dan kenyamanan menjadi prioritas. Pariwisata bukan hanya soal ekonomi, tetapi juga keberlanjutan lingkungan dan pengalaman wisata yang bertanggung jawab,” tegasnya.
Dinas Pariwisata juga memberi perhatian khusus pada pengelolaan sampah di kawasan Kaliurang karena volume sampah wisatawan cenderung meningkat saat liburan.
Edy meminta seluruh pengelola destinasi meningkatkan kewaspadaan dengan memperhatikan informasi cuaca dari BMKG serta perkembangan aktivitas Gunung Merapi dari BPPTKG.
Kegiaatan Nataru dan Daya Tarik Wisata
Selama libur sekolah, Natal, dan Tahun Baru, sejumlah hotel bintang empat dan lima di Sleman menyiapkan acara malam pergantian tahun. Desa wisata seperti Tebing Breksi dan Tlogo Putri juga mengadakan pertunjukan seni tradisional.
“Kesenian seperti jathilan dan gedruk selalu menarik perhatian wisatawan. Kami akan menampilkan sejumlah pentas seni pada 25 dan 31 Desember 2025 serta 1 dan 3 Januari 2026,” katanya.
Hingga akhir 2025, kunjungan wisatawan Nusantara diprediksi mencapai 7,65 juta, atau sekitar 80,61 persen dari target 9,5 juta. Sementara wisatawan mancanegara justru melampaui target dengan capaian 351.886 kunjungan, setara hampir 150 persen dari target.
Belanja wisatawan domestik mencapai 81 persen dari target, sementara wisatawan mancanegara baru tercapai 68 persen.
Edy menegaskan bahwa pihaknya terus mematangkan strategi jelang Nataru untuk mengantisipasi dinamika kunjungan wisata hingga 2030. Meskipun prediksi pergerakan turun, Sleman tetap berkomitmen memberikan pelayanan wisata terbaik. (*)
| Pewarta | : A. Tulung |
| Editor | : Hendarmono Al Sidarto |